Selamat Membaca
***
"Soo-ya..."
"Soo..."
"Jisoo, eum..." panggilnya sambil terus menusuk-nusuk pipi kananku dengan telunjuknya.
Kucoba membuka mata dan menanggapinya hanya dengan satu kata, "Hmm?" yang keluar dari mulutku karena rasa kantuk begitu mengikat dan mendekapku dengan sangat erat.
"Aku tiba-tiba mau makan Ramyeon, boleh?" tanyanya dengan suara pelan.
Dahiku mengerut dengan sebelah tangan yang berusaha mencari handphone di atas nakas, "Jam segini?" tanyaku pada saat jam di handphone sudah menunjukan pukul 3 pagi.
Ia mengangguk, "Iya. Kenapa, engga boleh ya?" tanyanya lagi dengan raut wajah kecewanya.
Kutarik napas beberapa kali dan dengan sekuat tenaga mencoba untuk melawat rasa kantuk yang masih betah bersarang ini. Pada saat tubuhku sudah kuubah menjadi berhadapan dengannya, "Kapan aku pernah bilang engga boleh? Ramyeon doang mah kecil, kamu mau apapun selagi aku mampu bakal aku kabulin detik ini juga. Tapi atuh sayang, nanti besok pas bangun tidur kamu bakal nyesel berhari-hari kaya minggu kemarin itu loh."
"Engga, Chu. Janji, aku engga bakal uring-uringan karena liat mukaku bengkak," jawabnya dengan senyum merekah di wajahnya.
"Hmm... yaudah, aku sekalian satu ya, Sayang," timbalku dengan seringai di wajah.
Soojung mengangguk dengan tubuhnya sudah terduduk di tepi tempat tidur. Kulihat tubuhnya mulai berjalan ke arah pintu, dan pada saat itupun aku kembali mencoba mencari posisi ternyamanku untuk melanjutkan tidur walau hanya beberapa menit sebelum Ramyeon itu matang dimasak oleh Soojungku.
Beberapa kali tubuh ini bolak-balik, ke kanan dan ke kiri tapi aku tidak menemukan posisi ternyaman yang aku inginkan, atau mungkin karena perasaan yang tidak nyaman karena membiarkan Soojung sendirian di bawah? Aku sedikit parno dengan hal-hal yang tiba-tiba bisa saja muncul seperti di film bergenre kriminal ataupun horor. Takut jika tiba-tiba akan muncul sasaeng yang menyerang Soojung atau menculiknya, atau bahkan tiba-tiba muncul hantu yang bisa membuat Soojung jantungan. Heol, konyol sekali pikiranku ini.
Tanpa berpikir panjang langkah kakiku mulai mendekat ke arah pintu, lalu setelah itu mulai menuruni anak tangga satu per-satu. Aroma Ramyeon mulai memenuhi seluruh ruangan, dan aroma itu begitu menggoda seperti Soojung. Eh, maksudku seperti... ya begitulah pokoknya, melihat Soojung sedang berdiri memunggungiku memang membuat pikiranku yang belum benar-benar sadar ini kembali semakin menggila dibuatnya. Sebenarnya aku tergila-gila pada Soojung bukan pada aroma Ramyeon ini. Ya Tuhan-ku, apakah ada bagian yang terlewat olehku saat Engkau menciptakan kami? Bagaimana mungkin aku begitu terpesona oleh sosok Soojung yang sedang memunggungiku ini? Apa mungkin Engkau memberikan setetes ramuan rahasia padanya?
"Chu? Kok turun sih? Aku kira kamu tidur lagi, makanya aku bikin cuma satu." Seraya ia menyimpan beberapa peralatan masak yang digunakannya di atas meja makan.
Lambaian tangannya menyadarkanku, "Ternyata kamu baik-baik aja, ya. Aku pikir bakal ada hantu yang muncul terus kamu tiba-tiba pingsan, terus aku panik gitu telfon 911," jawabku asal dengan langkah kaki yang mulai mendekat dan saat ini sudah duduk tepat dihadapannya.
"Ngomong apa sih? Kamu kalo lagi laper tuh suka ngelantur, ya? Masa aku baru tau deh," dengan sumpit yang sudah mulai mengambil beberapa helai mie dari dalam panci.
"Mulut kurang ajar ini kenapa harus ngelanturin apa yang ada di dalem kepala tanpa aba-aba sih?" gumamku dalam hati.
"Eum, ya emang kenapa? Kan itu tandanya aku harus jagain kamu dengan extra. Biar hantu-hantu itu engga gangguin kamu yang lagi bikin Ramyeon. Kalo semisal kamu diganggu hantu terus air panas itu kena kaki kamu gimana? Terus atau..."
"Stop, Chu. Udah ini makan aja sayang jangan dilanjutin lagi," ujar Soojung dengan kini mie sudah berada di depan bibirku.
Setelah menyelesaikan makan subuh ini, aku menyuruh Soojung untuk naik ke atas terlebih dahulu dan biar aku saja mencuci peralatan kotor ini. Tapi Soojung dengan wajah 'meledek'-nya itu, "Nanti kamu digigit hantu loh," ujarnya menyebalkan.
Setelah Soojung mengakhiri perkataannya dengan kekehan, dengan bergegas kuputar tubuhku untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya kukerjakan ini, dan memunggungi Soojung yang entah sedang apa.
"Besok lusa kamu mulai Shooting, kan?" tanyanya tiba-tiba yang mana saat ini Soojung sudah memeluk tubuhku dari belakang dan memeluk tubuhku dengan kedua tangannya.
Aku mengangguk dengan kini sudah kusimpan sarung tangan dan kucuci kedua tanganku juga, dan memutar tubuhku agar berhadapan dengannya, "Kenapa? Sayangku mau ikut?" tanyaku dengan gemas.
Soojung menggeleng dengan raut wajah yang tertekuk ke bawah, "Rasanya kok aneh ya."
"Aneh kenapa?" tanyaku dengan bingung pada saat melihat raut wajah murungnya ini. Tapi, Soojung hanya menggelengkan lagi kepalanya dan langsung menarik tanganku untuk berjalan menuju kamar.
Soojung masih dalam diamnya, ia kini sudah berbaring dengan kedua mata yang sudah terpejam, meninggalkan berjuta tanda tanya yang berkecambuk di dalam kepalaku.
"Sayang, ngantuk?" tanyaku.
"Engga."
"Terus kenapa matanya merem gitu?"
"Abis kalo nanti aku masih bangun, pasti kamu ngajak ngobrol terus sampe pagi."
"Harusnya tanggung jawab ya udah bangunin orang yang lagi enak-enak tidur, terus sekarang malah ditinggal dengan berusaha buat pura-pura tidur."
Soojung terkekeh, lalu membuka kedua matanya dan mengubah posisi tubuhnya menjadi menyamping menghadapku yang saat ini sedang menyamping dengan sebelah tangan yang menopang kepala, "Apa sih? Mau tanggung jawab apa?" tanyanya.
"Aneh ya rasanya? Biasanya aku yang ditinggal kamu Shooting terus uring-uringan tau kamu ada adegan kisseu-nya, malah sekarang kamu alamin sendiri. Itu ya maksudnya?" tanyaku dengan sebelah tangan yang sudah berada atas dipinggang Soojung.
"Masa sih harus aku jawab? Kan kamu udah tau jawabannya!"
"Gemasnya sayangku!"
***
Hai...
Selamat malam minggu.
Maaf super duper pendek, karena luangin waktu buat nulis disela-sela jenuh ngerjain kerjaan tuh susah juga ya.
Mudah-mudahan masih bisa lanjut lagi, ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
24HRS
FanfictionJika Tuhan bisa menambah waktu, aku ingin menikmati waktu denganmu lebih banyak daripada 24jam dalam sehari. Cerita asli : babyccima Tanggal pembuatan : 22 September 2020