04

841 121 8
                                    

Selamat Membaca

***

Siang hari ini angin berhembus dengan kencang, membuat Jisoo mau tidak mau mencoba mengikat rambut Krystal agar tidak terus menerus menampar wajahnya, hal itu tentu membuat Jisoo merasakan rasa pedih.

"Kurang rapi, Chu," ucap Krystal dengan sebelah tangannya mencoba mengambil rambutnya yang tertinggal. Ia memperhatikan bagaimana Jisoo melakukan pekerjaan termudah ini dari pantulan cermin di tangannya.

Jisoo menggeleng dengan ekspresi wajah menggemaskannya, "Biarin aja, biar kaya buntut kuda ahahaha," timpalnya dengan mengangkat kunciran rambut kekasihnya.

"Ish!"

"Iya iya ini aku benerin lagi. Heran punya pacar kok galak banget sih!"

Setelah Jisoo menyelesaikan tugasnya, yang saat ini tak mendapatkan protes apapun dari Krystal. Mereka berdua membaringkan tubuh di atas karpet dengan hamparan langit cerah siang hari ini dari beranda kamar Krystal.

Jisoo dengan kacamata hitamnya itu terus memainkan jari jemari kekasihnya yang saat ini sudah ia angkat ke atas seakan-akan ia sedang menerawang sesuatu. Krystal mengubah posisinya menjadi menyamping ke arah Jisoo dengan kepala yang bertumpu pada tangannya.

"Chu?" panggil Krystal pelan, lalu Jisoo langsung mengubah posisi tidurannya mengikuti posisi gadis kesayangannya itu.

Jisoo melepas kacamata hitamnya, "Apa sayang? Minta cium?" jawabnya yang langsung mendapatkan cubitan keras di pipinya.

Setelah berhasil memberikan cubitan di pipi Jisoo, Krystal langsung mengusap bekas cubitannya itu dengan lembut dan langsung memberikan kecupan ringan di sana, "Sakit, ya?" tanya Krystal yang dibalas anggukan pelan dari Jisoo.

"Apa sayang?" tanya Jisoo lagi, dengan kini pandangan matanya menatap kedua manik mata Krystal dalam-dalam.

Krystal terlihat seperti ragu-ragu untuk menyampaikan apa yang baru saja ingin ia sampaikan kepada Jisoo, "Eum ... besok, ada reading sama pemain drama lainnya."

"Iya, terus?"

"Kamu ga bakal nonton dramaku lagi?"

Jisoo menggeleng, "Engga."

"Kok gitu sih, Chu? Aku selalu nonton penampilan kamu di manapun," keluh Krystal dengan wajah cemberutnya.

Jisoo menghembuskan napasnya pelan lalu kembali mengubah posisinya menjadi terlentang, "Nanti aku pikir-pikir lagi deh. Tapi kamu harus kasih tau aku dulu, ada di episode mana aja kamu kissing sama lawan mainnya, ada di menit berapa, detik berapa. Pokoknya kamu harus kasih tau...

... Soalnya bakal aku skip!"

"Gemesnyaaaaa. Sini, sini aku cium."

"Ga mau."

"Tumben?"

"Huhuuuu sayang!!!!!!!!" Jisoo langsung memburu tubuh Krystal untuk dipeluknya dengan erat. Ia langsung menyembunyikan wajahnya diceruk leher kekasihnya dengan terus bersuara seolah-olah ia sedang menangis.

Krystal berusaha mengangkat wajah Jisoo agar ia bisa melihatnya dengan jelas, tapi kekasihnya itu menahan sekuat tenaga agar tetap diposisi seperti itu, "Jangan liat mukaku!" pinta Jisoo dengan semakin menguatkan pelukannya.

Seakan ia tak begitu benar-benar mengerti akan sikap Jisoo saat ini, Krystal hanya bisa mengusap rambut dan punggung kekasihnya dengan lembut, dan sesekali juga ia kecup kepala Jisoo, "Dramamu kapan mulai shooting?" tanya Krystal tiba-tiba.

Jisoo menggeleng, "Ga tau."

"Sabar, ya," ujar Krystal mencoba menenangkan kekasihnya. Jisoo mengangguk pelan dan memberikan kecupan cukup lama di leher Krystal hingga meninggalkan bercak merah di sana.

24HRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang