09

699 112 7
                                    

Selamat Membaca

***

Chaeyoung menghembuskan napasnya dengan resah saat pandangan matanya tepat melihat ke arah Jisoo yang saat ini sedang berlatih di dalam kamarnya. Sudah hampir dua bulan, Jisoo tak pulang ke rumahnya. Ia memilih tinggal diasrama walau terkadang harus sendirian.

Ya, sudah hampir dua bulan setelah masalah yang dihadapinya. Yang mana ia harus berusaha menyembuhkan luka hatinya itu seorang diri.

Jisoo terdiam, lalu ia menyandarkan punggungnya di tembok dengan kedua kaki yang ia luruskan ke depan, dan kedua kepalan tangan memukul-mukul area paha dan betisnya secara bergantian. Chaeyoung memasuki kamar, setelah ia mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Nih," ujarnya seraya menyodorkan satu botol air mineral dingin yang ia tempelkan di pipi sahabatnya itu.

Jisoo menengadahkan kepalanya, berusaha sekuat tenaga memberikan senyum tipis di wajahnya hanya untuk sekadar membalas kebaikan Chaeyoung padanya, "Makasih."

"Boleh duduk?" tanya Chaeyoung basa basi.

"Duduk aja, gratis kok," jawab Jisoo setelah meneguk air mineral itu.

Chaeyoung duduk dengan bersila kaki dan punggung yang menyandar di tembok juga sama seperti Jisoo.

"Mau sampe kapan?"

"Apanya?"

Gadis berambut panjang ini meraih tangan Jisoo, "Ini. Mau sampe kapan gue harus simpen ini?" tanyanya seraya menyerahkan sebuah handphone pada Jisoo.

"Terserah lo aja. Mau buang kek, mau lo simpen kek, mau lo jual juga ga apa-apa, Chaeng!" tukas Jisoo seraya kembali menyerahkan handphone itu kepada Chaeyoung.

"Chu, liat..." Chaeyoung memperlihatkan layar handphone tepat di depan wajah Jisoo.

"...harus sampe jutaan? Lo mau gini terus? Gue mau baca juga sungkan, Chu," lanjut Chaeyoung dengan raut wajah sedihnya.

Jisoo menepis tangan Chaeyoung, "Mau itu sampe jutaan, miliaran, bahkan triliunan sekalipun gue ga perduli lagi, Chaeng."

"Tapi, Chu..."

"Lo itu temen gue bukan sih? Kalo emang kehadiran lo di sini cuma mau buat nyeramahin gue, mending tinggalin gue sendirian!"

"Bukan gitu, Chu. Kemarin-kemarin kak I..."

"Cukup. Lo yang keluar atau gue yang keluar?"

Terdengar Chaeyoung menghembuskan napasnya pelan. Setelah beberapa saat, ia raih tangan Jisoo dan kembali menyerahkan handphone tersebut kepada pemilik aslinya.

Chaeyoung lalu bangkit berdiri, "Setiap manusia juga pasti pernah lakuin sesuatu hal yang fatal. Terserah lo mau apain itu handphone, yang jelas baca, seenggaknya lo tau penjelasan dari dia. Masalah lo puas apa engga, itu terserah," ujarnya dan setelah itu ia pergi meninggalkan Jisoo yang masih termangu dengan kini kepala yang tertunduk ke bawah.

Dengan perlahan, ia mulai membuka handphonenya, memasukan password dengan tanggal lahir Krystal di sana. Terdapat banyak pesan masuk yang tentunya berasal dari Krystal. Jisoo mulai membuka pesan tersebut.

20 Mei

Krystal: Soo-ya.

Krystal: Aku melakukan sesuatu hal yang sangat-sangat menyebalkan, ya? Ayo kita bertemu, dan dengarkan penjelasanku.

24 Mei

Krystal: Soo-ya, please.

Krystal: Angkat telfonku, sayang.

24HRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang