24

629 57 17
                                    

Selamat Membaca

***

Setelah pertempuran itu selesai Jisoo bergegas membersihkan dirinya di kamar mandi, saat tubuhnya baru saja diberikan kesegaran oleh air mengguyur seluruh tubuhnya ia melihat Krystal yang masih terkulai lemas di atas tempat tidur. Dengan senyum penuh kepuasan Jisoo mendekat dengan tubuh yang mulai memungut satu persatu baju yang berserakan di lantai lalu memasukannya ke dalam keranjang tempat Krystal biasa menyimpan baju kotor.

Jisoo mengusap kepala kekasihnya dengan lembut, "Sayang enggak mau mandi?" tanyanya dengan kini sudah berjalan menuju lemari pakaian lalu mengambilnya dengan acak untuk dikenakannya saat ini.

Krystal mengerang, ia kini mengubah posisinya menjadi memunggungi Jisoo dan memeluk bantal guling, "Enggak ah, kakiku lemes!" jawabnya pelan dengan kepala yang sudah terbenam di sana.

" 'kan udah aku bilang sebelumnya, nantangin sih jadi orang," ujarnya dengan kekehan.

Mendengar perkataan Jisoo, Krystal langsung terduduk ditempat tidur dengan sebelah tangannya dengan susah payah meraih sesuatu yang bisa menghalangi tubuhnya yang masih telanjang bulat, "Sombong mentang-mentang masih bisa jalan. Lain kali aku yang bikin kamu kaya gini, ya?!"

Jisoo sudah selesai dengan riasan tipisnya, ia lalu mendekat ke arah Krystal yang masih menatapnya dengan wajah cemberut lalu memberikan kecupan ringan di dahinya, "Iya, iya aku tunggu deh...

...Aku pergi sekarang, ya?!" lanjutnya dengan kedua tangan yang sudah menangkup wajah Krystal.

Krystal menggeleng dengan bibir yang sudah melengkung ke bawah, "Apa enggak bisa kamu berangkat besok pagi aja?" tanyanya.

"Enggak bisa dong. Ini aja udah lewat dari jam yang ditentuin, kalo sampe perusahaan tau malem ini aku enggak pulang bisa matilah aku."

"Aku berasa orang yang habis manis sepah dibuang."

Jisoo memberikan pukulan kecil di bibir itu dengan kedua matanya sudah membelalak lebar, "Sembarang aja kalo ngomong!"

Krystal meronta ia berusaha melepaskan diri dari kuncian Jisoo di kedua pipinya, "Emang iya, kan? Harusnya sekalian aja aku pasang tarif,"  lanjut Krystal geram yang kini langsung mendapatkan kecupan gemas yang cukup lama dari Jisoo.

"Kita masih kebilang beruntung, kan? Sampai detik ini sasaeng kita yang sembunyi di depan rumah kita kaya Bunglon itu enggak nyebarin berita apa-apa. Lagian aku pergi juga karena kerjaan, mauku juga tiduran aja di sini sambil peluk kamu kali aja nanti pagi bisa minta nambah lagi...

...Tapi, Sayang, jangan sekali-kali lagi kamu ngomong kaya gitu. Mulutnya mulai sekarang harus ngomong perkataan yang cantik-cantik aja, ya? Janji?"

"Tau deh, sana pergi!" Krystal mendorong tubuh Jisoo agar menjauh darinya, lalu ia kembali keposisi awal dengan perasaan kesal.

Jisoo tersenyum lalu ia mengangguk, "Aku pergi, ya? Aku janji nanti kalo urusanku udah beres dan kamu juga punya cukup waktu luang, kita pergi jalan-jalan, ya? Cari tempat baru dan suasa baru ehehehe."

"Bacot!"

"Ey? Ngomong yang cantik!"

"BACOT!"

Jisoo mulai meninggalkan kediaman Krystal, ia mengemudi dengan tenang walau laju lalulintas cukup lengang tapi hal itu tak membuatnya bertindak bodoh dengan menamcap gas lebih kencang. Handphonenya berdering beberapa kali, terlihat panggilan itu berasal dari salah satu nomor anonim yang tidak dikenalinya, dikarenakan panggilan itu sudah berdering berkali-kali, pada akhirnya Jisoo mengangkat panggilan tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

24HRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang