15

541 69 13
                                    

Akhirnya update juga.
Kalau begitu,

Selamat Membaca

***

Jam di dinding sudah menunjukan pukul 3 pagi. Krystal masih enggan untuk memejamkan matanya, padahal Jisoo sudah terlelap dan terlempar ke alam mimpi sedari tadi. Ia pandangi raut wajah Jisoo, dan telunjuknya mengikuti setiap kelokan di wajah kekasihnya yang teramat sempurna itu.

"Cantik banget si," gumamnya dengan sudut bibir yang sudah terangkat.

Dengan sebelah tangan yang masih telaten mengusap area wajah hingga rambut, Krystal sedikit menghela napasnya pelan. Entahlah, walau sudah berlalu tapi obrolan bersama Jisoo beberapa saat yang lalu itu masih terngiang-ngiang di kepalanya.

"Gimana bisa si? Orang seceria kamu dan orang yang selalu bikin orang lain bahagia malah sering overthinking sendiri? Padahal Chu, tanpa kamu khawatirin hal itupun, aku udah tau batasannya. Dan, Jisoo akan tetap jadi satu-satunya manusia di alam semesta ini yang aku cintai. Itu mutlak dan hukumnya wajib!" gumamnya dengan tatapan lembut.

Krystal menjatuhkan kepalanya di bahu Jisoo, dan kedua tangannya berusaha meraih kedua tangan Jisoo untuk memeluknya. Lalu Krystal membenamkan wajahnya dalam pelukan itu, "Bahkan pelukan kamu akan selalu jadi tempat ternyaman. Gimana bisa kamu mikir dan menyamakan hubungan kita dengan kisah itu? Terlalu pesimis sehingga membuat aku tidak bisa berkata apa-apa karena kebenarannya. Hmm, ya, akupun mengakui hal itu. Bagaimanapun, hubungan kita tidak akan bisa berhasil, kan? Padahal Tuhan sudah sebegini baiknya, tapi kenapa manusia sekejam itu, ya?"

Perkataan Krystal terjeda beberapa saat, ketika Jisoo mulai mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping sehingga semakin memeluk tubuh Krysta dengan erat, "Euhhh, tidur sayang."

Krystal sedikit tertegun saat mendengar erangan dari Jisoo, "Heol? Dia denger enggak, ya?" gumam Krystal dalam hati.

Masih bergulat dengan pikirannya Krystal kini mengubah posisi tidurnya. Ia mencoba memejamkan mata dengan bibirnya tepat di atas kening Jisoo. Tentu ia tak langsung bisa terhempas ke alam mimpi, banyak pikiran negatif yang berkecambuk di dalam benaknya yang mana hal itu tidak bisa ia diskusikan dengan Jisoo saat ini.

Waktu berlalu, entah jam berapa Krystal tertidur dengan posisi ternyamannya saat ini yang sedang memeluk guling dengan tubuh yang menyamping ke arah Jisoo, dan suara dering handphone terdengar samar-samar dari bawah bantal yang dipakai oleh Jisoo. Dengan mata yang masih enggan terbuka, Jisoo mencoba mengambil sumber suara itu dengan meraba ke bawah bantalnya.

Jisoo Kim: Eum?

....: Gawat, Chu!

Jisoo Kim: Gawat? Apanya yang gawat? Ini siapa nying ganggu!

....: Makanya buka mata. Bangun tuh pagi. Masa enggak peka sama suara termanis sejagat?

Jisoo Kim: Bacot anjir, ngantuk!

....: Stress pagi-pagi udah ngegas terus!

Jisoo Kim: Lo stress, pagi-pagi ganggu orang tidur. Gatau apa kalo jam segini tuh lagi enak-enaknya buat ndusel-ndusel, Chaeyoung. Makanya punya pacar!

Chaeyoung Park: Halah, enggak punya pacar aja udah pusing. Capek hati, capek pikiran, capek segala macem. Ya, gini deh nasib!

Jisoo Kim: Bacot cok! Ngelantur, cepet apaan?!

Chaeyoung Park: Iya, iya sorry. Tapi ini gawat banget Chu. Jennie ... eum, dia ...

Jisoo mengerutkan dahinya dengan mengusap kedua matanya secara bergantian.

24HRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang