1:7

35 4 0
                                    

"Kau masih berani kabur? Jadi... mau ginjalmu? Atau Adikmu yang menjadi penggantinya?"

Yuri mematung ditempat ketika sang Ibu berbicara lirih seperti itu. Percayalah, jantung Yuri seolah ingin lepas dari tempatnya.

Bersamaan Yoonjae menjauhi wajahnya, pun tersenyum sinis. Entahlah, tetapi tatapan Yoonjae sungguh mematikan sampai-sampai Yuri sendiri saja takut melihatnya.

Kali ini Yuri dan Taehyung memilih diam. Lagipula sekalipun Yuri melawan, Percayalah sang Ibu akan melakukan segala cara untuk menahan dirinya agar tidak pergi dari rumah.

"T-Tae, Noona minta maaf" lirih Yuri menoleh sedikit kearah Taehyung dengan kedua mata yang sudah menggenang.

Sungguh terkejut bukan main ketika sang Ibu menarik surai hitam panjangnya dan dihempaskan ke lantai kelewat kasar. Percayalah, Yuri hampir kehilangan kesadaran lantaran kepalanya mengenai tepat sudut nakas di ruang tamu sana.

"Noona!"

Lantas Taehyung secepat mungkin menghampiri sang kakak, pun mencoba menaruh kepala sang kakak yang terbentur pada tangannya. Sebuah cairan merah keluar dari hidung Yuri, membuat sang empu merasa cukup panik melihatnya. Namun, bukan Yuri namanya jika tidak dapat menyembunyikan rasa peningnya, mengingat masih ada Taehyung yang harus Ia lindungi.

"Kau diam saja. Jangan membantu Noona,"  Yuri berlirih kecil menenangkan Taehyung yang mulai panik melihat kakaknya berdarah seperti itu.

Kali ini Yuri bangkit berdiri, dengan kedua mata yang sudah basah dengan air mata, pun menatap sang Ibu penuh kesedihan disana.

"Ibu lupa siapa yang melahirkan Aku?" Yuri bertanya dengan suara cukup bergetar, yang membuat Yoonjae diam sebentar sebelum kembali menjawab.

"Apa masih perlu ditanya?"

"Kalau tau nasibku seperti ini, lebih baik Ibu tidak usah melahirkanku! Taehyung juga!" Suara Yuri mengeras membuat Yoonjae semakin geram olehnya.

Satu tamparan berhasil lolos dari tangan sang Ibu tepat di pipi Yuri. Cukup keras sampai Taehyung membola dibuatnya. Ia benci situasi seperti ini, seolah tidak tahu harus berbuat apa.

"Ibu hanya memintamu untuk menuruti perkataan Ibu! Belajar, dan menjadi orang sukses nantinya!" Jawab sang Ibu geram sendiri dengan Yuri yang mulai berani menjawab seluruh perintahnya.

"TIDAK ADA SEORANG IBU YANG TEGA MENJUAL GINJAL ANAKNYA!" Kali ini Yuri cukup berteriak lantaran seluruh kesabarannya sudah habis.

Bayangkan saja, seorang Ibu mengancam sang anak untuk memberikan ginjalnya hanya untuk menutupi penderitaan diri sendiri. Bukankah sangat berlebihan?

Jelas perkataan Yuri baru saja kembali memancing emosi Yoonjae, lantas berniat memukul kembali Yuri yang sudah bersiap menyilangkan kedua tangan didepan wajahnya, sebelum suara dobrakan pintu memenuhi rungu.

Suga dengan tatapan datar kelewat mematikan itu. Dia menatap sang Ibu yang kini fokusnya terbagi pada pintu yang baru saja didobrak oleh pemuda itu. Yuri cukup terkejut, bahkan sangat terkejut melihat Suga sampai mendobrak pintu seperti itu.

"Kau siapa?" nada Yoonjae menajam mendapati seorang asing yang tidak pernah sekalipun matanya tangkap.

Suga diam tidak menjawab. Nafasnya cukup tersengal lantaran kejadian barusan. Cukup menguras sebagian tenaganya. Merusak pintu orang lain, mungkin Ia akan dikenakan denda sehabis ini.

DependencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang