"Yuri. Boleh Aku menciummu?"Entah apa yang membuat Suga segampang itu bertanya hal yang tidak baik untuk jantungnya. Percayalah, ini benar-benar tidak sehat. Bahkan detik itu juga wajah Yuri seolah diterpa sinar mentari ditengah dinginnya malam. Apalah itu, hawa dingin tidak berlaku untuknya sekarang.
"M-Maksudmu?"
Suga lantas mengubah posisi tubuhnya, bersamaan menatap Yuri dalam bukan main. Seraya sebelah tangan pria itu meraih dagu Yuri, pun mengusap bibir gadis itu kelewat lembut.
"Boleh, atau tidak?" Suga menegas disetiap kata, seraya sepasang mata menatap Yuri cukup tajam.
Tentu saja ucapan Suga barusan sangat tidak masuk akal bagi Yuri. Apa mungkin ada orang yang dengan bodohnya menolak ketika seorang yang Ia sukai meminta izin terlebih dahulu untuk menciumnya?
Bersamaan Yuri mengangguk ragu, pun mencoba menutupi segala rona merah yang mulai mewarnai pipinya ketika Suga mulai mendekatkan wajahnya.
Astaga, bibir Suga terasa sangat sensual ketika mendarat di birai Yuri. Tipis, namun sangat nyaman. Apalagi ketika Suga mulai memagutnya lembut, wah detak jantung Yuri seolah sedang bermarathon didalam sana.
Bahkan Yuri menutup matanya, pun mencoba membalas ciuman itu. Ia juga ingin melampiaskannya. Ia cukup kesal mengingat saat dimana dirinya hanya diam tidak membalas pagutan manis Suga.
Iya, sangat manis sampai tangan Suga berpindah menangkup kedua sisi rahang pribadi bermarga Song itu. Menciumnya penuh afeksi, mengubah euforia yang ada disetiap lumatannya.
Belum lagi suasana hangat apartement Suga, juga suara penghangat ruangan yang tengah mewarnai kehangatan keduanya. Yuri benar-benar tidak akan melupakan hari ini, hari dimana dirinya mencium Suga tanpa takut akan kembali jatuh kedalamnya.
Yuri menyukai bau mint yang keluar dari mulut Suga ketika sedang melumatnya. Ia juga sangat menyukai wangi maskulin Suga yang sedekat itu dengannya. Ia menyukai semuanya dari Suga. Dari cara berbicara, wanginya, bahkan caranya menunjukan sisi romantisnya.
Semuanya menjadi semakin panas ketika Yuri mulai memposisikan tangannya dipinggang pribadi bermarga min itu. Ditambah beberapa kali Suga membenarkan surai panjangnya yang hampir mengganggu cumbuan keduanya.
Yuri juga tidak paham sebenarnya. Inikah yang dinamakan ciuman antar sahabat? Tanpa memiliki status kekasih diantaranya, berciuman mesra layaknya tidak bertemu lebih dari lima tahun.
Percayalah, Suga melumat bibir manis Yuri sangat antusias, bahkan gadis itu sempat kewalahan sendiri mengikuti ritme pria itu.
Sempat menjauh beberapa detik dengan nafas tersengal, mencari udara di tengah istirahat singkat antara keduanya. Sebelum bibir Yuri kembali menyambar birai tipis pria itu. Kali ini Suga mencoba menyamakan ritme Yuri yang terbilang lebih cepat dari sebelumnya.
Meninggalkan suara decak ditemani bising detak jam dinding didalam sana. Ditambah nakas yang menjadi saksi bisu cumbuan sahabat disana.
Sampai saat dimana Yuri menjauhkan wajahnya, menyisakan beberapa centimeter jarak diantara wajahnya dengan Suga, menarik nafas sebisa mungkin mengisi kekosongan rongga dada perihal bercumbu satu menit lebih 30 detik lamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dependency
RomanceKetika berawal dari persahabatan karena sebuah pertolongan. Hingga membuat gadis itu lama-kelamaan menyadari perasaannya. Selalu mengaggumi sosok yang dingin seperti es, tajam seperti silet, dan pedas seperti cabai. Siapa lagi kalau bukan Min Suga? ...