Keping 3

116 40 0
                                    

Dalam satu tahun, ada satu hari yang seringkali ingin Zaivan hapus dari kalendernya. Bukan karena sesuatu yang membuatnya trauma terjadi pada hari itu. Bukan juga karena ia menganggapnya sebagai hari sial. Hanya saja, hari itu adalah hari ulang tahunnya.

Sebuah ketukan di pintu kamarnya membangunkan Zai. Ia meregangkan tubuhnya dan menjawab dengan suara parau khas orang bangun tidur, "Masuk."

"Selamat pagi, Tuan Muda." Pria dengan jas dan sapu tangan merah itu berdiri di dekat ranjang Zai. "Selamat ulang tahun."

"Terima kasih sudah mengingatkan." Zai menjawab sarkas.

Saat di panti, hari ulang tahunnya selalu dirayakan dengan pesta kecil dan hangat. Bunda akan membuat kue bolu dan membeli lilin angka. Sangat sederhana, tapi semua terasa sangat berharga.

Berbeda ceritanya saat Zai berulang tahun setelah ia menjadi bagian dari keluarga Arkanayaka. Pesta ulang tahunnya akan dibuat semeriah mungkin, bahkan ayahnya pernah mendatangkan beberapa penyanyi internasional. Namun, Zai merasa semua sia-sia. Ia tidak bisa mengenali orang-orang yang hadir di pesta ulang tahunnya.

Zai beranjak dari ranjang dan berdiri di depan kaca besar yang menggantung di sisi kamarnya. "Tahun ini siapa yang datang?"

"Untuk pesta ulang tahun Anda kali ini, saya belum mendapatkan informasi apapun."

Laki-laki yang mengenakan piyama itu berbalik dan berdiri tepat di depan asistennya. Hal ini sempat membuat asistennya menahan napas sepersekian detik. "Tumben, ini bukan prank kan?"

"Mungkin Tuan Harsa sudah memberi informasi langsung pada ponsel Anda."

Zai memasang wajah datar kemudian kembali berdiri di depan kaca. Ia tiba-tiba ingat sesuatu. Ia belum memeriksa ponselnya sejak semalam. "Menu pagi ini?"

"Sesuai permintaan Anda, menu pagi ini adalah banana cake dan chocolate milk."

"Sepuluh menit lagi aku turun." Zai segera menghambur ke kamar mandi.

Setelah siap. Zai menyalakan ponselnya dan mendapati kalau ia tidak mendapat pesan apapun dari ayahnya. Sejak ia menjadi bagian keluarga Arkanayaka, Zai selalu mendapat satu pesan ulang tahun default dari pria yang mengaku sebagai ayahnya. Pria itu akan bertanya hadiah apa yang ia inginkan. Jika Zai tidak menjawab, ayahnya akan mengirimkan berbagai barang mewah.

Dari sekian banyak benda yang ada di dunia ini, sebenarnya hanya satu yang ia inginkan. Ia ingin ayahnya bisa berada di rumah saat hari ulang tahunnya. Hampir seumur hidupnya, ia merayakan ulang tahun tanpa ayahnya. Entah disengaja atau tidak, ayahnya akan selalu berada di luar kota atau di luar negeri pada hari ulang tahunnya.

***

Jam pelajaran berakhir sekitar sepuluh menit lalu. Namun, Zai sudah berada di kolam renang. Ia tengah memutari kolam renang ketika Jeff datang dan duduk di kursi malas yang ada di tepi kolam renang. Sudah bukan rahasia lagi kalau Zai dan Jeff adalah saudara. Meskipun hubungan orang tua mereka tidak begitu baik, tapi mereka tetap berhubungan baik layaknya saudara. Jeff merupakan anak dari adik perempuan ayah Zai.

Jeff tersenyum waktu menyadari Zai telah membuka kacamata renangnya dan menatapnya heran. Dengan cepat, asisten Zai menghampiri, "Jeffry Narendra datang menemui Anda, Tuan Muda."

Jeff bangkit dari kursi dan berjongkok di depan Zai yang kini masih ada di kolam renang, "Selamat ulang tahun, Bro."

Jeff mengulurkan tangannya berniat membantu saudaranya keluar dari kolam.

"Lo sudah bilang selamat ulang tahun lebih dari sepuluh kali." Zai menyambut tangan Jeff yang terulur.

"Mumpung belum bosan, Tuan Muda." Jeff tertawa kecil setelahnya.

Gelembung Mimpi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang