14

4.4K 600 23
                                    

Komunikasi yang buruk dan mulai hilangnya sebuah kepercayaan bisa menjadi sekian dari banyak hal penyebab pemicu keretakan sebuah kehidupan pernikahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Komunikasi yang buruk dan mulai hilangnya sebuah kepercayaan bisa menjadi sekian dari banyak hal penyebab pemicu keretakan sebuah kehidupan pernikahan.

Bahkan bisa menjadi sebuah malapetaka yang disebut perceraian.

Setidaknya dua hal tersebut yang mulai Mingyu rasakan akhir-akhir ini.

Memacu mobil dengan kecepatan tinggi, konsentrasi Mingyu terpecah belah!

Antara mengkhawatirkan keadaan sang anak, juga bertanya-tanya apa yang membuat Wonwoo nekat kembali menjalani profesinya dulu.

Minghao mengaku dia melihat Wonwoo masuk ke sebuah gedung yang terdapat studio pemotretan disana, setelah dia mengikuti pemuda itu dengan sengaja.

Bersama dengan Eunwoo!

Apa ucapan Mingyu kala itu masih kurang cukup jelas?!

Dia benci ketika Wonwoo berpose menggoda didepan kamera!

Sejak awal Mingyu sudah menaruh curiga pada sahabatnya itu.

Cha Eunwoo terlalu banyak bertanya apapun itu mengenai Wonwoo.

Padahal Mingyu telah mengakui jika mereka sudah menikah dan bahkan memiliki seorang anak.

Tapi tampaknya pemuda itu tidak menganggap hal tersebut sebagai hambatan besar.

Dia seperti Junhui versi kedua!

Sebuah keajaiban Mingyu bisa sampai di rumah sakit dengan selamat tanpa terlibat kecelakaan lalu lintas.

Mingyu menemukan Leeteuk berdiri didekat pintu UGD, mengatakan jika Minwoo masih ditangani didalam, bersama pengasuh Hwang yang menemani.

Dia beberapa kali masih mencoba menghubungi Wonwoo, namun ponsel sang istri tidak pernah aktif.

"Leeteuk, pulanglah.. Tunggu Wonwoo datang. Beritahu dia jika Minu dirawat di rumah sakit."

"Baik, Tuan."

Tangan kecil itu masih terlalu rapuh untuk menerima banyak sekali suntikan.

Di saat sulit seperti ini, seharusnya Wonwoo ada disini, turut menemani Minwoo untuk melalui semuanya, menenangkan sang anak agar tidak perlu merasa takut.

Namun kenyataannya foto terbaru yang dikirimkan seseorang di ponsel Mingyu beberapa saat yang lalu, dimana Wonwoo berpose mesra dengan Eunwoo membuat emosi Mingyu meledak seketika.

"Gyu.."

"Hao?"

"Sudah ada kabar dari Wonwoo?"

Mingyu menggeleng pelan, menatap putranya yang tengah terlelap diranjang pasien dengan perasaan iba.

Kim Minwoo masih sekecil ini..

Bagaimana bisa Wonwoo tega untuk mengabaikannya?

"Apa perlu kami pergi untuk mencarinya?" tawar Jun.

"Tidak usah. Aku sudah meminta Leeteuk memberitahu kondisi Minu saat dia sudah sampai di rumah nanti."

Minghao berjalan lebih dekat, mengerti jika saat ini perasaan Mingyu tengah gusar.

Juga merasa bersalah, seharusnya dia bisa menyimpan kenyataan ini sedikit lebih lama, memberitahu Mingyu diwaktu yang lebih tepat.

"Jangan biarkan emosi menguasai dirimu, Gyu.. Karena terkadang apa yang kita lihat belum tentu kenyataannya sama dengan apa yang kita pikirkan." ucap Minghao menepuk lembut pundak sahabatnya itu.

Cukup bagus sampai saat ini Wonwoo belum juga datang.

Mingyu masih dalam mode mencoba untuk mendinginkan isi kepala dan perasaannya, meredam segala emosinya.

"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana caraku untuk menyambut kedatangannya nanti!" gumam Mingyu.

Jun sudah tau dimana titik masalahnya. Cukup sadar diri untuk tidak ikut buka suara.

Melihat sikap Eunwoo sekarang membuat Jun merasa melihat kembali potret dirinya saat mereka masih sama-sama duduk di bangku SMA dulu.

Terlalu terobsesi pada pasangan sahabat sendiri.

Tidak lama kemudian, pintu kamar rawat Minwoo terbuka lebar.

Minghao segera menyadari Wonwoo secara tidak langsung sudah menempatkan dirinya sendiri kedalam sebuah kekacauan yang akan semakin menjadi-jadi.

Seperti menuangkan minyak tanah dalam api!

"Keluar!" sentak Mingyu dengan kilatan mata penuh amarah.

Dia gagal meredamnya.

Alasan kehadiran Cha Eunwoo disana tidak akan bisa diterima dengan penjelasan apapun.

"Minu-yaㅡ"

Belum sempat Wonwoo mendekat tangannya sudah ditarik paksa oleh Mingyu.

Menyentaknya begitu Wonwoo sudah melewati pintu.

"Gyu! Astaga kau ini! Sudah aku katakan untuk tidak emosi 'kan?!" Minghao menghampiri berusaha menjadi penengah.

"Jangan bersikap kasar pada istrimu sendiri!" tegur Eunwoo marah.

Dia bahkan masih berani berdiri begitu dekat dengan Wonwoo, memeluk pundak pemuda yang tengah menangis itu.

"Bukan urusanmu!" balas Mingyu.

"Hei, kau pergilah dari sini! Cepat! Kehadiranmu hanya akan semakin memperkeruh keadaan!" perintah Jun, menarik Wonwoo menjauh dari Eunwoo.

"Apa maksudmu?"

"Pergi! Apa aku perlu menyeretmu sampai pintu keluar?!" ancam Jun.

"Kau tidak punya hakㅡ"

"Aku mau bertemu dengan Minu!" sela Wonwoo mencoba menerobos masuk namun lagi-lagi Mingyu menghalanginya.

"GYU!!! Jangan menghalangiku!"

"Tidak perlu. Anakku baik-baik saja tanpamu!"

"Dia juga anakku!"

"Anak yang telah kau sia-siakan?ㅡapa terlalu sulit untuk tidak menemui kekasihmu di luar sehari ini saja, hingga kau lebih memilih untuk mengorbankan Minu? Membiarkan anak sekecil ini merasakan kesakitan sendirian dirumah tanpa Ayah dan Ibunya?!"

"Hentikan, Kim Mingyu!" sentak Wonwoo frustasi.

Demi Tuhan,

Saat ini Wonwoo hanya ingin segera bertemu dan memeluk putranya.

"Setidaknya berikan kesempatan untuk Wonwoo menjelaskan semuanya." pinta Minghao dengan sangat, tidak tega juga melihat Wonwoo yang terus di intimidasi oleh suaminya sendiri.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan disini!" balas Mingyu.

"...semuanya sudah cukup jelas. Memang yaㅡsekali liar, tetap saja liar."

••••

Uri Baby, Minu-ya.. | MEANIE (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang