Sesibuk apapun Mingyu, dia tidak pernah yang namanya lupa pulang.
Seperti yang Wonwoo lakukan hari ini.
Dia berangkat ketika hari masih sangat pagi dan pulang ketika jam hampir menunjukkan pukul sebelas malam.
Alasannya karena tugas yang menumpuk.
Baiklah,
Mingyu bisa mengerti kala itu.
Namun ketika Wonwoo mengulanginya hampir selama tiga hari ini, Mingyu merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Wonwoo seolah menelantarkan suami dan anaknya!
Apa gara-gara masalah kemarin?
Menyangkut Mingyu yang masih belum mau belajar mandiri.
Mingyu akui dia memang tidak begitu mempedulikan ucapan Wonwoo karena ya mereka hidup serba berkecukupan disini.
Buat apa membuang-buang tenaga dengan percuma selagi kita memiliki orang-orang yang bekerja untuk kita?
Lagipula Mingyu sudah cukup lelah dengan urusan kuliahnya, jadi ketika sampai di rumah dia hanya ingin istirahat dan bertemu dengan istri serta anaknya.
Mingyu kembali menatap jam tangannya dengan gusar.
Pukul sepuluh kurang lima belas menit.
Seharusnya Wonwoo sudah dalam perjalanan pulang dan akan segera tiba.
Benar saja,
Tidak lama kemudian sosok yang Mingyu nanti datang juga.
"Pulang telat lagi?" tanya Mingyu.
"Iya."
Wonwoo berjalan melewati Mingyu begitu saja.
"Kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi?"
"Baterainya habis."
"...apa Minu sudah tidur?"
"Apa kau lupa dengan jadwal tidur anakmu sendiri?" Mingyu balas bertanya dengan sedikit kesal.
"Bayi biasanya tidak menentu."
Wonwoo menaiki tangga dengan Mingyu yang mengekor dibelakang.
Dia hampir membuka pintu kamar Minu ketika Mingyu buru-buru mencegah.
"Kau belum membersihkan diri setelah dari luar."
"Aku hanya ingin lihat Minu sebentar, Gyu."
"Cuci tangan dan kakimu terlebih dahulu! Baru setelah itu boleh lihat Minu."
Tanpa menjawab, Wonwoo masuk kedalam kamar, sekalian mandi.
Setelah mandipun bukannya tampak segar, gurat kelelahan itu masih saja tampak ketara.
Apa Mingyu sudah keterlaluan, menghakimi sang istri tanpa tau apa saja yang sudah Wonwoo lewati seharian ini?
"Kau sudah makan malam?" Mingyu mendekat ketika Wonwoo masih mengeringkan rambutnya yang basah.
"Sudah."
Mingyu mengambil alih handuk kecil ditangan Wonwoo, membantu istrinya itu.
"Aku bisa sendiri, Gyu."
"Tidak apa-apa. Kau pasti lelah 'kan seharian ini. Tugasmu belum selesai?"
"B-belum.."
"Besok bisakah kau pulang agak sore? Aku rasa anak kita merindukan ibunya."
"Akan aku usahakan."
"Nah, sekarang rambutmu sudah agak kering. Kau sudah boleh melihat Minu dikamarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Baby, Minu-ya.. | MEANIE (Completed) ✓
Fiksi PenggemarSequel dari Harta, Tahta, Wonwoo-ya..