"Pergilah untuk menemui Wonwoo!"
Mingyu hanya menatap sekilas pada Minghao yang baru saja berbicara.
Kemudian kembali fokus memperhatikan wajah damai Minu yang tengah terlelap.
Sahabatnya itu datang-datang langsung saja mendesak Mingyu.
Segitu gampangnya Minghao terpengaruh hingga kini dia berganti menjadi pembela Wonwoo!
"Bagaimana bisa kau bersikap egois seperti ini? Melarang Wonwoo menemui Minu?! Ayolah, Gyu! Kau ini sudah keterlaluan."
"...sudah aku katakan untuk mendengar penjelasan Wonwoo terlebih dahulu 'kan? Mengapa kau ini keras kepala sekali?!"
"Biarkan dia merenungi perbuatannya terlebih dahulu." balas Mingyu datar.
"Perbuatan apa? Kau bahkan belum tau alasan Wonwoo sebenarnya!"
"Kau pikir dimana letak kata pantas itu berada, ketika seorang yang telah menikah bahkan memiliki seorang bayi lebih memilih untuk menemui lelaki lain diluaran sana sementara dia tau jika dirumah bayinya tengah sakit."
"...aku memintanya untuk tinggal dirumah menjaga Minu, tapi dia malah mengabaikannya." sambungnya.
"Apapun itu alasanmu, sangat buruk sekali seseorang yang dengan sengaja memisahkan seorang anak dari ibunya."
"Aku ayahnya, Hao!"
"Wonwoo ibunya!"
Mingyu berdecak keras. "Terserah!"
"Dasar lelaki egois! Punya suami modelan sepertimu begini, aku lebih memilih untuk bercerai saja darimu dan merawat putraku sendirian. Wonwoo terlalu sabar hidup berdampingan dengan lelaki sepertimu!"
"Katakan padanya untuk tidak terus memanfaatkanmu agar mendapatkan maaf dariku karena hal tersebut tidak akan pernah berhasil." balas Mingyu tidak ingin lagi mendengar omongan kosong Minghao.
"Katakan saja sendiri! Kau pikir aku ini tukang penyalur suara untuk kalian berdua?!" balas Minghao kesal.
Tidak akan baik jadinya jika mereka bertengkar di kamar rawat Minwoo, jadi Minghao memutuskan untuk mengakhirinya dengan keluar dari sana.
"Jika kau berubah pikiran, mau mengalah untuk menemui istrimuㅡWonwoo ada di ruang UGD." ucap Minghao sebelum benar-benar pergi.
••••
Kondisi tubuh Wonwoo memang kurang bagus akhir-akhir ini.
Belajar serta bekerja dengan jam yang cukup panjang membuatnya tak jarang melewatkan waktu makan.
Wonwoo biasanya juga melakukan hal tersebut dengan sengaja demi terlihat bagus di depan kamera.
Ditambah lagi dia tidak bisa tidur semalaman, menjaga Minwoo yang tengah sakit, juga perutnya belum terisi apapun sejak kemarin siang dan kini hari sudah hampir beranjak sore.
Mendapatkan cukup banyak tekanan seharian ini, termasuk ucapan Mingyu yang cukup menusuk dalam hati, membuat segalanya terasa semakin berat untuk Wonwoo tanggung sendirian.
Mendengar Wonwoo yang jatuh ambruk tak lama setelah dia mengusirnya menjauh dari kamar rawat Minwoo, membuat Mingyu diliputi rasa bersalah.
Minghao benar, dia sudah bersikap egois dengan tidak memberikan Wonwoo kesempatan untuk menjelaskan apapun.
"Aku ingin bertemu dengan Minu." Wonwoo memohon begitu melihat Mingyu datang.
"Nanti." balas Mingyu.
"...setelah dokter mengatakan kau boleh keluar dari sini, aku akan langsung membawamu menemui anak kita."
Mingyu bisa melihat raut lega Wonwoo setelah mendengar kalimat itu.
"Ketika aku marah, aku ingin kau merasa menyesal dan tidak akan mengulangi hal ini di kemudian hari. Tapi kenyataannya kau selalu berhasil membalikkan keadaan, membuatku merasa menyesal karena sudah memperlakukan istriku sendiri dengan buruk."
"Aku menyesal, Gyu.."
"Aku lebih menyesal."
"...jangan sakit lagi, Minu sedang membutuhkan sosok ibu disampingnya."
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Baby, Minu-ya.. | MEANIE (Completed) ✓
FanfictionSequel dari Harta, Tahta, Wonwoo-ya..