Mingyu mengatakan selama Wonwoo terlelap tadi, kedua orang tua Jun dan Minghao datang menjenguk kemari.
Mereka memuji bagaimana rupa Minwoo yang sudah kelihatan sangat tampan bahkan saat usianya baru hitungan beberapa jam saja.
Juga menertawakan Mingyu yang tidak kebagian apa-apa selain mewariskan calon perawakan tinggi itu pada sang anak, tapi sebenarnya Wonwoo juga tinggi sih..
Jadi sebenarnya disini Mingyu menyumbang apa? Selain bibit unggul yang bisa tumbuh dengan subur meskipun sempat terkena tendangan macan betina—sebutan untuk penggemar fanatik Mingyu, beruntung saat itu tidak ada hal fatal yang terjadi.
Mingyu jadi merasa curiga kalau sang anak punya dendam tersendiri akibat perbuatan Mingyu yang buruk pada Wonwoo di masa lalu, makanya Minwoo tidak sudi menuruni rupa tampan menawan sang ayah sama sekali.
"Semoga saja kau masih kebagian sifatnya nanti ya, Gyu.." ucap bibi Wen mencoba menghibur.
"Semoga saja tidak, Bi." balas Mingyu meringis ngeri kalau sampai Minwoo punya sifat seperti dia.
"...kalau bisa nanti Minu seperti Wonwoo saja sepenuhnya." meski ini agak miris tapi tidak apa-apa, kan demi kebaikan bersama.
Mingyu tidak mau setelah dewasa nanti Minwoo menjadi laki-laki kasar yang tidak berperasaan seperti dirinya.
"Kenapa begitu?" tanya paman Xu.
"Padahal kau ini baik dan dewasa sekali loh, Gyu.. meskipun telah berbuat kesalahan tapi tetap bersikap selayaknya seorang jantan yang mau mengakui dan bertanggung jawab." tambah paman Wen.
Bertanggung jawab apanya? batin Mingyu, masih ingat dulu dia satu-satunya orang yang bersikeras agar Minwoo digugurkan saja.
"Karena aku salut pada sifat istriku yang pantang menyerah menghadapi segala cobaan juga tidak pernah gegabah dalam mengambil keputusan."
Meskipun dia agak galak dan tukang jambak rambut kalau sudah merasa kesal, lanjut Mingyu dalam hati.
"Aduh, pasangan muda ini membuat iri saja. Jadi ingat masa muda kita dulu ya.." canda bibi Xu yang segera disambut tawa yang lain.
••••
"Apa seperti ini sudah bisa membuatnya merasa nyaman?" tanya Wonwoo fokus belajar menggendong Minwoo untuk pertama kali."Ya.. Kau sudah bisa melakukannya dengan baik sekali." puji suster Jung.
Rasa kesal Wonwoo pada sang suster telah melebur sepenuhnya, suster Jung ternyata tidak seburuk itu kok.
Dalam beberapa jam ini saja Wonwoo telah mendengar segala pujian untuknya mengalir deras dari bibir tebal berlipstick merah itu.
Wanita itu tampaknya pandai mengambil hati seseorang.
Irene dan Mingyu hanya tersenyum melihat wajah bahagia Wonwoo yang tengah menimang Minwoo.
Jadi mahkluk kecil ini yang sudah membuat Wonwoo merasa tidak nyaman setiap pagi karena harus merasakan pusing dan mual pada trimester pertama kehamilan.
Si kecil ini juga yang membuat Wonwoo susah tidur akibat terus menerus bergerak didalam sana, dan juga tendangannya yang tidak main-main hingga terkadang membuat Wonwoo terkejut sendiri akibat ulahnya.
Mahluk kecil si anak ayah..
Yang hanya menuruti perkataan Mingyu.
Wonwoo tidak akan bisa tidur dengan nyenyak sebelum merasakan usapan tangan Mingyu dipermukaan perutnya. Juga gerakan aktif Minwoo tidak akan berhenti sebelum Mingyu mengajaknya bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Baby, Minu-ya.. | MEANIE (Completed) ✓
Fiksi PenggemarSequel dari Harta, Tahta, Wonwoo-ya..