"Selamat bersenang-senang kalian berdua.. Ah, hampir lupa! Minu-ya, berikan ciuman pada ayah dan ibu sebelum mereka berangkat." ucap Irene penuh semangat di ambang pintu.
Dia mengambil alih Minwoo dari gendongan pengasuh Hwang, membiarkan Minwoo di hujani ciuman oleh ayah dan ibunya.
Bayi berusia sekitar tiga bulanan itu tertawa riang mendapat perlakuan gemas dari kedua orang tuanya.
"Lihat! Semakin lama hidung Minu semakin hilang karena dia memiliki pipi sebesar bakpao." komentar Irene dengan tawa geli, setelah satu bulan terakhir ini baru bisa bertemu lagi dengan sang keponakan dan terkejut melihat Minwoo yang bertambah gemuk.
"...kalian sudah merawat keponakan kesayanganku dengan baik."
Meski memiliki wajah yang mirip sekali dengan Wonwoo, tapi sepertinya sifat sang anak kelak akan sama persis dengan sang ayah.
Minwoo gampang sekali tertawa, tidak seperti Wonwoo yang kerap memperlihatkan wajah dingin dan cuek.
"Mau ajak Minu juga, Noona.." pinta Wonwoo dengan wajah memelas.
Biasanya jika sudah menginjak hari sabtu begini baik Mingyu maupun Wonwoo akan pergi berjalan-jalan ditaman bersama Minwoo.
"Jangan, Won! Kau tau sendiri angin di pantai itu kencangnya bukan main. Nanti Minu masuk angin lalu sakit, usia segini 'kan masih rentan." tolak Irene dengan alasan yang masuk akal.
Rencananya hari ini mereka akan mengambil foto prewedding, Wonwoo ingin itu memiliki pemandangan pantai yang indah dan Mingyu setuju.
Nantinya untuk foto pernikahan akan di ambil di sebuah studio pemotretan.
"Irene Noona benar, sayang.. Hari ini kita berdua dulu saja ya."
Wonwoo mengangguk dengan sedikit tidak ikhlas. Begini ya rasanya kalau sudah jadi orang tua, mau apa-apa kepikiran anak dirumah padahal sudah jelas Minwoo pasti akan tetap aman bersama Irene juga pengasuh Hwang, tapi tetap saja jadi tidak tenang kalau mau keluar rumah agak lamaan.
"Kami akan segera pulang begitu pemotretannya selesai." pamit Mingyu.
"Jangan terburu-buru begitu. Nikmati saja dulu momen berduaan, selama ini kalian sudah berusaha dengan keras demi berusaha menjadi orang tua yang baik bagi Minwoo, sesekali pergilah kencan. Kalian pasti jarang sekali melakukannya 'kan?" saran Irene ingin keduanya tetap bisa menikmati masa muda meski sudah memiliki anak.
"Iya, Noona.. Titip Minu dulu ya.."
"Iya.."
Wonwoo tidak bisa pergi sebelum puas mencium pipi gemuk bayinya, tidak sampai Mingyu menariknya untuk segera memasuki mobil.
Karena jika Minwoo sudah mulai merasa risih, dia akan menangis, jika sudah menangis Wonwoo tidak akan tega meninggalkan Minwoo disana.
Rencana hari ini 'kan tidak mungkin dibatalkan.
"Besok ada jadwal imunisasi Minu." beritahu Wonwoo ketika mereka dalam perjalanan ke pantai.
"Ke rumah sakitnya jam berapa, sayang?" tanya Mingyu.
"Jam sepuluh pagi." balas Wonwoo.
"Akan aku antar.."
Mengingat kembali pengalaman pertama kali mereka mengantar Minwoo mendapatkan imunisasi di rumah sakit, dimana Wonwoo menangis karena tidak tega melihat bayi kecilnya akan mendapatkan suntikan di kulitnya yang masih rapuh.
Sampai ada seorang perawat wanita yang menegurnya, mengatakan jika Wonwoo terus bersikap seperti itu kedepannya dia hanya akan membuat Minwoo kesulitan. Benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Baby, Minu-ya.. | MEANIE (Completed) ✓
Fiksi PenggemarSequel dari Harta, Tahta, Wonwoo-ya..