23

5K 587 6
                                    

"Lihat apa?"

Mingyu menghampiri Wonwoo yang sudah hampir lima menit lalu berdiri didepan kaca memperhatikan penampilannya sendiri.

"Lihatlah.. aku rasa aku sudah mulai menua. Muncul kerutan halus disekitar mataku." balas Wonwoo.

Tidak biasanya Wonwoo meributkan penampilan sedetail ini

"Coba sini aku lihat!"

Persetan dengan kerutan disekitar mata, orang yang tidak lihat dari jarak sedekat Mingyu pasti tidak akan bisa menemukan kerutan yang Wonwoo maksud.

"Itu cuma efek kebanyakan begadang, sayangku.."

"Bukan, Gyu! Ini namanya penuaan dini."

"Mulai besok cobalah untuk tidur lebih awal. Anak kita 'kan sudah besar, jadi tidak ada acara rewel di malam hari seperti dulu, juga sekarang tidak ada lagi tugas-tugas yang perlu kau kerjakan hingga mengharuskanmu lembur semalaman."

"Kerutanmu malah lebih banyak dariku. Apa kau tidak merasa tua sebelum waktunya? Kita bahkan masih berada di usia dua puluh lima tahun.."

"Hei, kita memang sudah tua sejak memiliki Minu enam tahun yang lalu." ucap Mingyu merangkul tubuh sang istri, memberikan kecupan ringan dipipi Wonwoo dari belakang.

"Enak saja! Kau sendiri saja yang tua, aku tidak!"

"Mana bisa begitu? Kita berada di tahun yang sama."

Sebenarnya kelihatan awet muda memang lebih menyenangkan.

Apalagi ketika Mingyu membawa Minwoo pergi ke minimarket untuk membeli sesuatu kemudian seseorang gadis mengatakan jika adik Mingyu kelihatan manis dan lucu.

Ya, mereka mengira Mingyu ini kakak dari Minwoo.

Tapi tentu saja beberapa detik kemudian Minwoo akan segera mengacaukan segalanya.

Dia benci ketika ayahnya di usik oleh seseorang yang tidak di kenal, apalagi yang genit!

Begitu pulang Minwoo akan segera mengadu pada Wonwoo. Dia tidak akan merasa puas sebelum ayahnya itu mendapatkan hukuman dari ibunya.

Ini tidak satu atau dua kali kejadian ya, tapi sudah sering!

"Ibuuu.." suara rengekan terdengar dari arah pintu kamar.

Beginilah kehidupan mereka,

Terkadang kompak, namun tidak jarang menjadi saingan!

Seorang ayah dan anak laki-lakinya memang kebanyakan seperti itu.

Minwoo tidak menyukai ketika Mingyu peluk-peluk Wonwoo.

Merasa sang ayah tengah berusaha meng-klaim ibunya.

"Kemarilah, jagoan Ayah dan Ibu.." undang Wonwoo.

Dia sudah memberikan kode agar Mingyu melepaskan tangannya yang masih setia melingkar dipinggang Wonwoo.

Namun Wonwoo tau Mingyu tidak akan berhenti, sengaja menggoda sang anak yang tengah dilanda rasa cemburu melihat kemesraan ayah dan ibunya.

Seperti biasa Minwoo akan banyak bercerita mengenai kegiatannya hari ini selama berada di sekolah.

"Tidak mau ada ayah.." rengeknya sekali lagi, sudah jelas sekali Mingyu harus segera angkat kaki dari sana.

"Kenapa ayah tidak boleh dengar juga?" goda Mingyu.

Mingyu tertawa geli ketika sang anak berusaha melepaskan tangannya dari pinggang Wonwoo.

"Ayah, lepas!"

"Hei, ayah juga mau dengar cerita Minu di sekolah hari ini." balas Mingyu masih belum puas.

"Ibuuu.." adu Minwoo dengan raut hampir menangis.

"Gyu, kau ini! Jangan goda anak kita terus-terusan." peringat Wonwoo meskipun tau itu tidak akan di gubris oleh Mingyu.

Selalu seperti itu, dia akan berhenti ketika Wonwoo mulai mengomel atau saat Minwoo sudah menangis.

Lima menit kemudian, ketika tangis Minwoo benar-benar pecah, Wonwoo tidak mau ikut bertanggung jawab.

Mingyu sendiri yang akan mengambil alih sang anak, menggendongnya keluar kamar.

Memberikan es cream favorit Minwoo cukup efektif membuat tangis sang anak reda, ditambah bonus mendapatkan maaf dengan begitu mudah.

••••

Uri Baby, Minu-ya.. | MEANIE (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang