22

4.9K 599 5
                                    

"Kau akan pergi ke perusahaan terlebih dahulu?" tanya Wonwoo dalam perjalanan pulang.

"Iya, sayang.." balas Mingyu.

"Jangan lupakan sarapanmu. Atau perlu aku memasak untukmu kemudian mengantarnya ke perusahaan?" Wonwoo menawari.

Mingyu menggeleng pelan, masih konsentrasi menyetir, menatap jalanan yang masih sepi lantaran hari masih begitu pagi.

"Aku bisa membelinya dalam perjalanan menuju kantor nanti." balas Mingyu.

"Baiklah kalau begitu.."

"Hari ini kau ada kelas 'kan, sayang?"

"Nanti agak siangan. Kau juga 'kan?"

"Iya.. Apa nanti kita bisa makan siang bersama?"

"Aku rasa bisa." jawab Wonwoo.

"...akan aku bawakan bekal untuk menu makan siang kita nanti."

Hampir tidak ada waktu kebersamaan jika mereka tidak pandai-pandai memanfaatkan sedikit waktu yang ada.

Sementara Minwoo kini sepenuhnya tengah berada dibawah pengawasan pengasuh Hwang ketika ayah dan ibunya menjelma menjadi manusia tersibuk.

Satu hal yang patut Wonwoo syukuri, anaknya itu masih bisa mengenali ayah dan ibunya dengan baik.

Dulu hal ini yang paling Wonwoo khawatirkan, ketika sang anak merasa asing terhadap orangtuanya sendiri.

Tapi syukurlah, hal itu tidak terjadi..

Meski hanya lima menit saja, di malam hari, ketika mereka baru saja pulang dari kegiatan di luar, melihat Minwoo yang masih belum tidur, baik Mingyu maupun Wonwoo pasti meluangkan waktu untuk menyapa sang anak.

"Pasti berat 'kan untukmu menjalani hari-hari ini? Hanya bertahanlah, Gyu.. Setelah ini semuanya akan menjadi lebih mudah."

"Aku yakin mampu bertahan karena memiliki dua penyemangat disini."

"...istriku yang manis, dan juga seseorang yang tengah terlelap dibelakang sana."

Yang dibicarakan sama sekali tidak terusik ketenangannya.

"Masih terlalu pagi untuk seorang anak berusia tiga tahun bangun, tapi Minu terus merengek ingin ikut serta mengantar eomma-nya ke bandara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masih terlalu pagi untuk seorang anak berusia tiga tahun bangun, tapi Minu terus merengek ingin ikut serta mengantar eomma-nya ke bandara." ucap Wonwoo.

"Sifat manisnya turunan dari ibunya.."

"Sifat pemberaninya persis ayahnya.."

Berkat ajaran dari Mingyu, Minwoo kini telah terbiasa memanggil Jun dengan sebutan Paman Jun, sementara Minghao dipanggil Hao Hyung.

Wonwoo sudah cukup memperingatkan Mingyu untuk tidak mengajari Minwoo yang aneh-aneh, namun percuma saja, saat Wonwoo sedikit lengah Mingyu pasti akan kembali berulah.

Cukup puas melihat Jun protes ingin dipanggil Hyung juga, dia merasa masih terlalu muda untuk mendapatkan panggilan paman.

Tapi ya.. Mingyu tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Mengambil peran sebagai seorang sahabat durhaka dengan melupakan perjuangan Jun selama Wonwoo masih mengandung Minwoo dulu.

Siapa yang menuruti ngidam Wonwoo di malam hari kalau bukan Jun?

Wonwoo ingin Mingyu mempertimbangkan hal tersebut, mengingatkan jika Jun tidak seburuk itu.

Mingyu tidak peduli..

Dia belum bisa tenang sebelum Jun pergi untuk menikahi Minghao, meskipun mereka sudah resmi bertunangan minggu lalu.

••••

Uri Baby, Minu-ya.. | MEANIE (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang