Tentang

46 2 0
                                    

-Flashback on-

Angin dingin berdesir kecil, meniup lembut beberapa helai rambut hitam seorang gadis berwajah bulat yang baru saja menuruni motor besar milik kakaknya.

"Gue pulang dulu, kalau udah selesai lo langsung panggil gue aja."

Gadis itu mengangguk sebagai jawaban, sembari menerbitkan senyum lebar hingga memperlihatkan gigi gingsulnya sebagai persetujuan atas apa yang kakaknya katakan.

Setelahnya, suara motor yang mulai menjauh menjadi tanda ketika gadis itu juga mulai melangkahkan kaki, untuk berjalan memasuki lapangan sembari mengedarkan pandangan, mencoba mencari keberadaan ruangan kepala sekolah.

Tidak terlalu fokus akan hal lain selain tujuannya untuk mencari-cari keberadaan ruang kepala sekolah, gadis itu pun tidak menyadari dengan adanya bola sepak yang terbang menuju ke arahnya.

DUG!

"Akh!!"

Gadis itu menjerit keras karena terkejut dengan bola yang tiba-tiba menimpa kakinya dan sialnya bola sepak itu memberi jejak noda kotor di rok seragam yang ia kenakan.

Gadis itu langsung saja memundurkan langkah, tangannya pun terjulur untuk membersihkan noda di roknya dengan cara mengibas-ibaskan pelan, tapi apa yang ia lakukan hanya sebentar karena suara seseorang membuat pergerakannya terhenti.

"Lo nggak apa-apa, kan?"

Tanya laki-laki yang tengah berjalan tergopoh-gopoh ke arahnya. Gadis itu belum bisa mencerna hal yang terjadi karena setelahnya laki-laki itu menundukkan tubuh karena melihat rok gadis di hadapannya yang kotor karena ulahnya sendiri.

"Rok lo kotor." Ujar laki-laki itu sambil reflek membersihkan rok bagian bawah si gadis bepipi bulat.

"Kayaknya, rok lo harus di cuci—." Laki-laki itu tiba-tiba mendongak yang membuat gadis itu semakin menaikkan kedua alisnya ke atas karena terkejut dengan sesosok laki-laki yang tengah bertekuk lutut untuk membersihkan bercak noda kotor di roknya saat ini.

Tidak bisa mendengar hal apa yang laki-laki itu katakan selanjutnya, gadis itu hanya bisa menjatuhkan pandangan pada wajah yang terpampang di hadapannya. Menatap lekat garis wajah dari sesosok laki-laki yang sedari tadi tengah menampakkan ekspresi bersalah nan khawatir padanya.

Gadis itu terpana untuk pertama kalinya pada sesosok laki-laki yang kini mulai beranjak dari posisi berlutut untuk beralih menggenggam tangannya kemudian mengajaknya pergi.

Dan mungkin sejak saat itu, si gadis yang bernama Senja, mulai menaruh perasaan kepada sesosok laki-laki yang setelahnya ia ketahui bernama Malam.

-Flashback off-

***

"Gue manusia, bukan siklus harian. Kalau lo bilang Malam sama Senja itu berdampingan, lo salah. Karena Malam akan muncul saat Senja udah nggak nampilin dirinya lagi. Dan Malam sama Senja itu diciptakan, agar hanya salah satu yang akan terlihat dan bertahan. Mereka nggak akan pernah bisa bersama walaupun mereka sangat dekat sekalipun."

                 - Malam Rangkesa Satyaka -

                                  🌞🌞🌞

"Walau di dunia Senja dan Malam itu berdampingan, tapi Malam yang aku kenal, buat aku sadar, Malam juga bisa buat jarak ruang untuk Senja muncul."

                    - Gloria Rasya Senjana -

***

Senja dan Malam

Terang dan Gelap

Bagaimanapun Terang tidak akan ada tanpa gelap, dan Gelap tidak akan ada tanpa Terang.

Walau mereka saling membutuhkan, tetapi mereka tetap bertolak.

Takdir yang akan mempermainkan mereka, bagaimana ketika Senja dan Malam di persatukan. Akankah mereka bisa?

Senja dan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang