Naila mungkin memang tidak mencintai Arven. Atau lebih tepatnya belum karena dia tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Dia juga tahu kalau Arven menikahinya tanpa perasaan cinta. Mereka menikah karena syarat yang diajukan Arven sebagai balas jasa telah membantu biaya pengobatan ibunya. Yang kemudian baru Naila tahu kalau Arven menikahinya tak lain karena laki-laki itu tahu Arsen mencintainya.
Seharusnya Naila bisa menerima itu. Sebab, dia mau menikah dengan Arven pun karena laki-laki itu sudah membiayai perawatan ibunya. Hingga ibunya sudah sembuh dan bisa beraktivitas lagi seperti sekarang ini. Tapi salahkah kalau ada bagian dari hatinya yang merasa terluka saat tahu Arven menikahinya hanya agar Arsen merasa patah hati?
Dulu sekali Naila pernah berencana kalau hanya akan menikah satu kali dalam seumur hidup. Sekalipun tidak mencintai Arven, tapi dia sudah berusaha menerima dan menjalankan perannya selayaknya seorang istri. Dia juga sedang belajar menghapus perasaannya pada Arsen agar hatinya tidak berselingkuh karena statusnya sebagai seorang istri.
Tapi... jika kejadiannya sudah seperti ini, Naila ragu kalau pernikahannya akan berhasil. Suatu saat Arven bisa saja menceraikannya ketika laki-laki itu memutuskan untuk menikahi wanitanya. Dan jika saat itu terjadi apa yang harus Naila lakukan? Apakah dia harus mempertahankan pernikahannya? Atau malah dia lebih baik mempertahankan perasaannya pada Arsen. Laki-laki itu jelas mencintainya dibanding Arven.
Naila terlalu bingung karena memikirkan itu semua. Dia pun memutuskan pergi ke kamar mandi untuk berwudhu. Setelah itu dia pun membuka lembaran ayat suci Al-qur'an agar perasaannya bisa lebih tenang.
***
"Jadi istri kamu sudah tahu soal aku dong?" tanya Aletta pada Arven. Kini mereka sedang makan malam berdua di salah satu ruangan khusus restoran ternama. Arven sengaja membooking tempat itu agar makan malam mereka lebih privasi. "Terus reaksinya gimana?"
"Sempat kaget sih. Tapi bodo amatlah. Bukan urusan aku juga," sahut Arven yang membuat Aletta tersenyum. Aletta pun kembali menyuapkan makanannya ke dalam mulut.
Makanan yang ada di piring Aletta maupun piring Arven kini sudah habis. Aletta menggerakkan tangannya meraih tisu untuk membersihkan bibirnya. Dia tersenyum seraya menatap Arven.
"Kamu masih ada nyimpan kondom di dompet gak sayang?"
"Maksud kamu? Kamu berencana kalau kita ngelakuinnya di sini?" tanya Arven sedikit tak percaya.
Aletta bangkit dari tempat duduknya. Dia melangkahkan kakinya menghampiri Arven. Lalu dia pun duduk di atas pangkuan Arven dengan tangannya yang melingkar di leher lelakinya itu.
"Memangnya kenapa? 'Kan cuma ada kita berdua di sini. Lagian tempatnya juga romantis. Kamu emangnya gak mau nerkam aku di atas meja ini?" tanya Aletta dengan kerlingan mata nakalnya. Tangannya kini sudah merayap menuju kancing kemeja teratas Arven.
"Jadi ada apa enggak kondomnya?" bisik Aletta seraya menciumi telinga Arven.
"Fuck you, Aletta!"
Arven membawa Aletta bangkit dari tempat duduk mereka. Dia dorong Aletta hingga tersandar di dinding. Lalu dia balik posisi agar Aletta membelakanginya. Langsung saja dia ciumi telinga wanita itu. Dia lumat daun telinga Aletta dengan penuh hasrat. Sementara tangannya yang lain meremas bokong Aletta yang bulat dan menjiplak di balik pakaian yang dia pakai.
"Nghh..." Aletta melenguh saat ciuman Arven berpindah ke lehernya. Dia juga bisa merasakan tonjolan kejantanan Arven ketika laki-laki itu merapatkan pinggul mereka.
Arven melepaskan Aletta sesaat. Dia membuka dompetnya untuk meraih kondom yang tersimpan di sana. Langsung saja dia robek bungkusnya menggunakan gigi. Lalu dia membuka gesper dan menarik resleting celananya hingga miliknya bisa terbebas. Setelah itu dia pakaikan kondom itu pada kejantanannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Agreement
RomanceWarning 21+ Arven (27 tahun) adalah laki-laki bebas yang tak suka terikat hubungan serius. Dia merupakan seorang dokter anak yang menyukai aktivitas membuat anak, namun tidak menginginkan kehadiran anak itu. Dialah laki-laki yang suka berkelana dari...