11

147 10 1
                                    

"Hyung..sungguh..kau tidak harus ikut."kata Namjoon, masih membujuk Seokjin.
"Tidak.tidak..semua keributan ini aku yang menyebabkan, tidak mungkin aku lepas tangan begitu saja." Seokjin berkeras.
Bangtan baru saja tiba di ruang tunggu gedung tempat mereka akan mengadakan konferensi. Para mamber masih berusaha untuk membuat Seokjin tidak ikut dalam konferensi pers.

Tapi Seokjin tetap kekeh untuk turut serta.

Para make up nuna dan kordi sudah siap menunggu para mamber, dan mereka bersiap.

Satu persatu mereka selesai.
Tinggal rambut Seokjin.
"Jin ah, kau memilih menggunakan Wig atau menggunakan topi?"
" Mungkin Wig lebih baik nuna.."
"Baiklah, ku ambil kan sebentar."
Makeup nuna pergi keluar ruangan mengambil beberapa Wig yang mungkin cocok untuk Seokjin.
Seokjin memandangi pantulan wajahnya. Kemudian pandangan matanya beralih kepada perban besar yang menutupi sebagian kepalanya, dimana bekas biopsi berada. Dia memegang perban itu dan sedikit menekan nekannya..
Sudah tidak sesakit kemarin.
Kemudian dia mengambil hp nya, bermain main sambi menunggu.

Tiba tiba dia merasa ada sesuatu yang mengalir dari hidungnya. Reflek dia mengusap dengan punggung tangannya, dan ternyata hidung nya mimisan,
"Euh.." dia otomatis mengangkat kepalanya, mengambil beberapa tisu dan berlari kearah kamar mandi. Kamar mandi terletak di sebelah ruang tunggu. Dia masuk ke kamar mandi kemudian mengunci pintu kamar mandi

Dia bersandar pada wastafel, dan berusaha membuat darah tidak mengenai bajunya.  setelah hampir 10 menit akhirnya darah berhenti keluar. Seokjin melihat ke bawah, saat yakin darah sudah tidak keluar. Kemudian dia mengambil tisu bersih, membersihkan wastafel yang kini penuh dengan darahnya. setelah yakin pinggir pinggir wastafel bersih, dia mencuci wajahnya. Dia harus ke make up nuna lagi untuk touch up.

Setelah yakin semua bersih dia beranjak ke pintu kamar mandi.

Dia kaget saat melihat Yoongi berdiri di samping luar pintu toilet.

"Hei..kau mau ke toilet? apa aku terlalu lama?"

"tidak, aku melihat mu berlari menuju toilet tadi..apa kau baik baik saja?"

"Eum..aku baik baik saja..tapi aku harus ke make up nuna lagi, aku tidak sengaja menghapus makeupku.

"Kau yakin?"

"iyaa...ayo.."Seokjin menarik tangan Yoongi menuju ruang tunggu.

***

Setelah selesai, mereka duduk menunggu acara dimulai.

Aku sangat tegang. Aku sedari tadi bergumam, mensugesti diri sendiri, semua akan baik baik saja

Dari dalam ruang konferensi pers terdengar ramai suara para wartawan berbicara.
"Hey hyung..kau siap.."kata Namjoon
"Yup.."
"Ayo masuk.."

Aku masuk ke dalam ruang konferensi pers dikelilingi oleh adik2ku. Seketika ruangan menjadi senyap.

Kami duduk di tempat yg sudah disiapkan, namjoon yang duduk disampingku tersenyum kecil padaku, aku membalasnya dengan anggukan kecil. Aku menghela nafas, mencoba mengurangi rasa gugupku menghadapi para wartawan,

"Baik, kami akan mulai,..mari kita memberi salam..
Satu dua tiga, bangtan seonyodan imnida.."kata Namjoon memulai.
"Selamat datang untuk teman teman wartawan ke conferensi pers kami. Pada kesempatan ini kami akan membuat pengumuman, terkait kegiatan kami kedepan."

"Kami akan menunda comeback dan kegiatan world tour kami kedepannya sampai waktu yang tidak ditentukan."

Suara ketukan jari para wartawan ke laptop mereka semakin meningkatkan rasa gugupku. Tanganku yang sudah dingin semakin bergerak resah. Aku mengambil mikrophone dan mulai berbicara.

"Kami memiliki kabar kurang menyenangkan terkait kesehatan saya." aku menghela nafas..suaraku bergetar...aku merasakan detak jantungku yang semakin memburu seiring dengan para wartawan yang berebut bertanya.

"Hyung kau tidak apa apa?" Hoseok menghampiri tempat dudukku. Aku tidak bisa fokus pada wajahya..aku menggenggam erat tangan yang memegang tanganku..aku tidak tau itu tangan siapa..nafasku semakin memburu..

"Hyung  lebih baik kita bawa jin hyung kembali kebelakang panggung"kata seseorang..

"Mohon tenang, kami akan menjawab pertanyaan anda satu persatu," kata seseorang yang lain pada para wartawan,

Ada dua tangan yang kokoh membantu ku berdiri.
"Tenang hyung.." seseorang mengusap punggungku..
Aku memandang kedepan dengan nafas yang masih memburu, tampak bercak bercak hitam di pandanganku yang semakin besar..

"Hyuuung.."

Semua gelap

****

Our Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang