21

115 15 1
                                    

Pagi ini Namjoon berkesempatan untuk mengunjungi Seokjin sebelum dia menuju Studio. Dia mengambil nafas dan menyiapkan diri sebelum mengetuk pintu.

"Hyung aku datang.."

Seokijin yang tengah duduk di ranjang nya dan memandang jauh ke langit nampak terlalu sibuk dengan pikirannya hinga tidak mendengar Namjoon masuk. Namjoon berjalan mendekat, mengelus punggung tangan Seokjin.

"Hyung..."

"Ah, kau datang.."kata Seokjin sambal berusaha membenarkan posisi duduknya. Namjoon membantu Seokjin menaikkan bantal dan sedikit mengangkat tubuh Seokjin.

"Sudah nyaman?"tanya Namjoon. Seokjin mengangguk dan tersenyum kecil.

"Terima Kasih.."

"apa tidurmu malam tadi nyenyak hyung? Yoongi hyung baru saja tiba di dorm tadi saat aku akan berangkat kesini.."

"Tidurku lumayan.."Seokjin tersenyum, senyum yang penuh arti, dia tau dibalik senyum itu pasti hyungnya semalam juga bangun berkali kali, seperti biasa.

Seokjin kemudian menundukkan kepala dan memainkan tangannya, Nampak gusar.

Namjoon yang melihat itu, langsung mengambil kedua tangan Seokjin, memaksanya menatap kedua mata Namjoon.

"Ada apa Hyung.."kata Namjoon.

"entahlah..aku..aku..entahlah.."Seokjin tampak sangat resah. Wajah pucat yang selalu terlihat Lelah itu semakin terlihat. Seokjin memejamkan matanya dan bersandar penuh pada bantal di belakangnya.

Mereka berdua diam sesaat.

"Mau jalan jalan ke taman, Hyung?" setelah beberapa saat Seokjin mengangguk.

"Baiklah, ayo.."

Namjoon mengambil kursi roda yang ada di sudut ruangan Seokjin, mengambil selimut dan banie di lemari. Kemudian dia mengangkat Seokjin untuk mendudukkannya di kursi roda. Hyung nya kini sangat ringan, bahkan saat dia mengangkat nya, dia tidak perlu mengarahkan tenaga. Setelah memastikan Seokjin nyaman dengan posisi duduknya, dia memasangkan benie di kepala seokjin dan selimut di pangkuannya.

"Semua siap, ayo.."

---

Di taman rumah sakit ada sebuah danau buatan yang di sekitarnya dikelilingi oleh pohon pohon rindang. Namjoon berhenti disalah satu bangku. Memposisikan kursi roda Seokjin agar dia juga bisa menikmati pemandangan pagi ini. Setelah itu dia duduk.

Keduanya diam menikmati pemandangan yang ada di depan mereka.

"Hyung, kau tau, kau bisa menceritakan apapun padaku, pada semua adik adikmu bukan.."

"Ya, aku tahu.."

"Apa kau ingin menceritakan sesuatu padaku hari ini?"

Seokjin diam.

"Kalau ini tentang menyusahkan kami lagi,,"

Seokjin menatap Namjoon seketika, terkejut dengan perkataan Namjoon. Tapi Namjoon tersenyum.

"Tidak sulit untuk mengetahuinya, Hyung, mau tidak mau kami lah yang paling sering Bersamamu hamper 10 tahun terakhir, mau tidak mua kami pasti mengerti."

Namjoon mengambil nafas dan menghembuskannya pelan.

"Jadi benar ini karena kau merasa menyusahkan kami?"

Seokjin menundukkan kepalanya lagi, khas Seokjin saat dia gelisah dengan apa yang dipikirkannya.

"Hyung, kita adalah keluaga, benar bukan? 10 tahun terakhir kaulah yang menjaga kami, jadi wajar jika sekarang kami yang menjagamu, diri kami yang akan hancur jika kami tidak melakukannya."

Hening lagi.

"Tapi aku merasa ada yang lain, Hyung"

Namjoon beranjak dia berlutut di depan Seokjin.

"Apa kami terlalu memaksakan semua proses ini pada mu hyung? Apa kau merasa Lelah?"

Tidak ada jawaban dari Seokjin. Tapi seiring waktu matanya yang sudah berkaca kaca tertutup dan tangisannya menjadi jadi. Namjoon berdiri dan memeluk Seokjin.

"Oh, Maafkan kami hyung..maafkan kami.." Namjoon pun tak kuasa menahan air matanya.

"Aku Lelah Namjoon ah, sangat Lelah..maafkan aku, aku tau aku egois tapi aku Lelah..aku mau berhenti Namjoonah..ku mohon.."

"Tidak jangan hyung...jangan hyung..jangan menyerah kumohon" Namjoon melepas pelukan mereka, kemudian menggenggam tangan Seokjin, menatap kedua matanya.

"Kita hentikan dulu pengobatanmu, kita istirahat, kita berlibur, nanti saat kau sudah merasa lebih baiik kita mulai lagi proses ini, hem hyung.."

Seokjin diam sambal sesenggukan.

"Apakah yang lain akan setuju? Han, member yang lain? Persiapan untuk Terapi selanjutnya sudah dimulai.."Seokjin menundukkan kepalanya.

"Aku akan meyakinkan mereka"

Namjoon memegang dagu Seokjin dan mengangkatnya.

"Tapi kau harus berjanji padaku, bahwa kau tidak akan menyerah"

"Entahlah..aku..."kata Seokjin

"Kau harus berjanji hyung, kumohon, kau harus berjanji tidak menyerah.."

Seokjin sempat diam, dia sendiri pun tidak yakin dengan kemampuan dirinya sendiri.

"Hyung, kumohon..."

Akhirnya Seokjin mengangguk kecil.

Baiklah, asal hati adik nya ini tenang.

Our Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang