14

132 11 3
                                    

Seokjin menepikan mobilnya dan segera keluar.
"Eook..." perutnya mual sekali, kepala nya terasa berputar, tapi saat dia memuntahkan isi perutnya tidak ada yang keluar, tenggorokannya sangat sakit dan dia sangat lemas. Dia terengah engah, mendongakkan kepalanya, mencoba menetralkan rasa mual di perutnya, tapi nihil, dia kembali muntah.
Setelah dia merasa agak mendingan, dia duduk di trotoar jalan, sambil memegangi kepalanya dan memejamkan matanya. Dia merasa sangat lemas.

Dia mengabaikan kata kata Suster Lee tadi setelah kemo selesai. Karena dia merasa baik baik saja, dan Han masih di jam jaganya, dia langsung pulang, tapi belum ada sepertiga perjalanan menuju dorm dia merasakan efek kemo.

Dia merasa perutnya bergejolak, dia muntah lagi sambil menutup matanya. Begitu beberapa kali.

Saat merasa mulai mendingan lagi Dia membuka pintu mobil dan masuk. Kemudian ia mengambil air mineral di dashboard, meminumnya sedikit kemudian memejamkan matanya lagi, dan menyadarkan kepalanya di jok. Dia kemudian meraba kantong celananya, dan mengambil handphone nya.

Dia memanggil kontak pertama yang ada di history panggilannya, dia tidak daya untuk memandang handphone terlalu lama untuk memilih siapa yang akan dihubunginya, selain dia yakin bahwa itu adalah Hoseok. Hoseok yang terakhir meneleponnya sebelum kemo tadi.

Dia menempelkan handphone di telinganya, sambil memijit kepalanya, mencoba mengurangi pening di kepalanya.

Nada dering berbunyi beberapa kali.

"Yoboseyo, hyung.."jawab hoseok.di seberang line telepon.

"Hope ah, apa kau sedang sibuk?" tanyanya, dia mengernyit mendengar suaranya sendiri, sangat serak dan lirih.

"Hyung..apa kau baik baik saja?" kata Hoseok, kekhawatiran menyelimuti perkataannya.

"Aku tidak apa apa, apa kau sedang sibuk?"
"Aku tidak sibuk Hyung, kau tidak apa apa? Kau sedang ada dimana sekarang?"

"Eum, aku tidak apa ap...euh.."
Dia kembali merasa mual. Dia membuka kembali pintu mobilnya melempar handphonenya ke jok sebelah dan muntah.

"Hyung...hyung...kau kenapa hyung" hoseok memanggil manggil di line seberang. Dia mulai panik.

Setelah selesai muntah dan mengusap mulutnya. Dia mengambil handphone nya lagi dan menempelkan nya kembali ke telinganya.

"Hob ah, tolong jemput aku, mungkin kau bisa mengajak seorang yang lain utk menyetir mobilku, euh..aku akan membagikan lokasi ku dengan chat. Euh.."

"Oke hyung, aku akan segera kesana..hyung..kumohon baik baiklah..."

Dia sudah tidak mendengar perkataan Hoseok selanjutnya. Dia merasa sangat lelah dan tertidur.
***

"Hyung...hyung..apa kau mendengarku.."
Euh...aku membuka mataku perlahan, aku melihat sekelilingku, aku ada didalam mobil.

Hoseok berdiri disamping ku, sudah membuka pintu mobil sambil menepuk nepuk pipiku. Aku merasa sangat lemas.

"Hoseok ah,,emh.." kepalaku masih sakit, aku memejamkan mataku lagi.

"Ayo, hyung aku akan membantumu berdiri, kita harus pindah ke mobilku..jeongkook yang akan menyetir mobilmu pulang"

Aku membuka mataku lagi, ternyata ada Jeongkook di belakang Hoseok, dengan wajah tidak kalah khawatir. Aku keluar dari mobilku dan berjalan kearah mobil Hoseok yang diparkir di depan mobilku, sambil dipapah oleh nya. Dia tidak melepaskan genggaman tangannya dari tanganku, menjagaku tetap stabil berdiri. Tanpanya mungkin aku sudah roboh tak berdaya, aku sangat lemas.

Aku tersenyum kecil pada Jeongkook setelah keluar mobil, memukul kecil pundaknya,
"Aku tidak apa apa Jeongkook ah, jangan khawatir." Jeongkook tampak ingin membantahku, tapi segera dipotong oleh Hoseok,
"Sudah Jongkook, kita bicara nanti, kita harus segera pulang dan membiarkan Seokjin Hyung beristirahat."

Jeongkook nampak menghela nafas, kemudian segera beranjak ke arah kemudi mobil ku.

Setelah aku duduk di bangku sebelah pengemudi, Hoseok memasangkan seatbelt, dan kami segera berangkat.

"Kau belum mengirim lokasimu pada chatku tadi hyung, kami harus menurut jalan dari dorm ke rumah sakit untuk menemukanmu."

"Ah benarkah, maafkan aku.."

"Untung tidak terjadi apa-apa padamu hyung, jika terjadi apa apa..entah...entah..euh.." Hoseok ternyata menangis, dia sesenggukan.

"Oh, maafkan aku Hob ah..janganlah menangis..."aku mengenggam tangannya yang ada di persneling,

"Aku sudah memberi kabar pada Han hyung tentang yang terjadi hari ini. Kata Han Hyung, kau bisa pulang dan beristirahat dirumah."

"Eum, baiklah.."

Hoseok melepas genggamanku, dan mengusap air matanya.

"Setelah ini, jangan..jangan pernah berpikiran utk pegi sendirian lagi Hyung.."

"Benar, maafkan aku..heumm..aku sudah tidak apa apa sekarang...jangan menangis oke.."
***

Our Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang