Setelah pulang dari rumah sakit siang tadi, Seokjin hanya berbaring di kamarnya, dengan sebuah baskom di salah satu kaki tempat tidurnya. Dia sudah terlalu lelah bahkan untuk sekedar membuka matanya. Para mamber yang lain bergantian menemani Seokjin, mencoba membujuknya untuk mengisi perutnya. Sekarang adalah giliran Yoongi.
"Hyung, ini sudah hampir jam 8, kau belum makan dari siang, sesuap saja ya.." kata Yoon gi
Seokjin menghela nafas, membuka sedikit selimutnya, beranjak untuk duduk. Yoongi tersenyum kecil melihat hyungnya bergerak. Dia membantunya dengan menata beberapa bantal untuk bersandar, dan bersiap untuk menyuapi Seokjin."Apa kau dan yang lain sudah makan?" tanya Seokjin.
Yoongi sedikit tergagap mendengar pertanyaan Seokjin.
"Aa.aah..sudah hyung..kami sudah makan.."jawab Yoongi.
"Jawab yang sejujurnya.."kata Seokjin menatap Yoongi tajam.
Yoongi seketika terdiam dan menundukkan mata, memainkan sendok yang dia pegang.
Seokjin menghela nafas lagi."Dimana yang lain sekarang?"
"Sebagian besar di ruang tamu, ada juga yang dikamar."Seokjin pun bangun dan berjalan keluar kamar. Begitu sampai di ruang tamu, dia melihat Hoseok, Namjoon dan Jimin yang duduk melamun di sana. Wajah mereka sangat kusut dan dipenuhi kekhawatiran.
Seokjin langsung beranjak ke dapur.
"Hyung kau mau apa, aku bisa ambilkan.." kata Hoseok yang menghampiri Seokjin di dapur
Seokjin hanya diam. Dia mulai membuka kulkas dan mengambil bahan bahan yang yang ada di dalamnya dan mulai memasak.
"Hyung...sudah kau istirahat saja.."Yoongi yang dari tadi masih membuntuti Seokjin mencoba meraih pisau yang Seokjin genggam. Tapi genggaman Seokjin ke pisau menguat dan tangan Yoongi di tepis oleh tangan Seokjin yang lain dan ia melanjutkan memasak. Jelas sekali, Seokjin sedang sangat marah sekarang.Member lain yang ada di ruang tamu menegang dalam situasi ini mereka duduk tegak sambil khawatir memandang punggung Seokjin yang membelakangi mereka. Taehyung dan Jongkook juga sudah keluar dari kamar mereka saat mendengar keributan di ruang tamu.
Yoongi menghela nafas.
"Aku bantu ya hyung.." katanya sambil mengambil alat masak yang kiranya akan dipergunakan Seokjin."Kalian, tatalah meja dan siapkan lauk yang ada di kulkas. Kita makan malam bersama." kata Yoongi pada adik adiknya.
***
Mereka makan dalam diam. Tidak ada yang berani bersuara. Hanya denting alat makan yang berbunyi. Tapi makanan Seokjin nampak masih tidak berkurang banyak."Hyung..kau tidak apa apa?" tanya Namjoon yang duduk disamping Seokjin.
Seokjin tetap diam.Setelah selesai makan Seokjin segera berdiri mencuci piringnya dan berjalan ke kamar dengan cepat sebelum ada yang mengikutinya, kemudian dia mengunci pintu kamarnya dari dalam. Adik adiknya terkejut melihat tingkah laku Seokjin. Namjoon segera beranjak dan mengetuk pintu kamar Seokjin.
"Hyung, mengapa kau kunci pintu kamarmu, biarlah pintu kamarmu terbuka agar kami bisa memastikan kamu baik baik saja..."
Tidak ada jawaban.Namjoon menghela nafas dan kembali ke ruang tamu.
"Lebih baik kita menghubungi Han."
***Aku mendengar langkah yang mengikutiku, tapi aku buru buru menutup pintu dan menguncinya. Aku langsung bersandar di pintu, sudah tidak kuat menahan air mataku. Kemudian ada yang mengetuk pintu kamarku. Aku menutup mulutku, menahan isakan ku.
"Hyung, mengapa kau kunci pintu kamarmu, biarlah pintu kamarmu terbuka agar kami bisa memastikan kamu baik baik saja..."
Namjoon,
Uh..dadaku sesak,
setelah aku mendengar langkahnya menjauh, aku melepas mulutku. Aku menangis tergugu.
Sebenarnya aku sudah menduga semua ini akan terjadi. Padahal aku sudah menduganya, tapi hatiku tetap sakit. Dan aku tak tahu apa yang terjadi padaku, aku tahu mereka menyayangiku, tapi ini baru kemo pertama, dan mereka sudah terlalu mengkhawatirkanku dan melupakan kebutuhan mereka. Bukankah aku yang seharusnya menjaga mereka, memenuhi keperluan mereka.
Uh...
***"Heeehhh..."Han menghela nafas mendengar cerita Namjoon.
Namjoon menelepon Han, lalu saat shift Han berakhir, dia mengunjungi Dorm.
"Salah satu efek samping dari penyakit ini adalah mood swing, dan melihat sifat Hyung yang memang dari dulu tidak suka merepotkan orang lain dan selalu memikirkan orang orang sekitarnya....sedikit banyak aku memahami perasaan Seokjin Hyung."
"Apa yang harus kami lakukan Hyung...mau tidak mau kami pasti khawatir akan keadaan Seokjin Hyung," Kata Jimin.
"Itulah tantangannya.."jawab Han. Dia tampak berpikir.
"Untuk saat ini pastikan saja mood hyung selalu baik..jangan terlalu terlihat mengkhawatirkannya, untuk saat ini hyung masih mampu mengatasi keadaannya. Aku akan bicara padanya. Paling tidak aku akan memastikan agar dia memahami bahwa tidak apa apa bergantung pada kita adik adiknya."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Flower Road
FanfictionTanpa disadari sang akhir waktu semakin dekat.. Yang bisa ku lakukan hanya berusaha lebih keras..agar hingga diujungnya nanti, aku tetap berada di jalan penuh bunga yang indah..