22

132 13 3
                                    

Tidak mudah untuk meyakinkan yang lain untuk mewujudkan rencana Namjoon. Selain keadaan Seokjin, Han yang sedang dalam jadwal yang padat tidak bisa turut serta. Tapi setelah perdebatan yang alot, mereka setuju untuk menyewa sebuah villa di provinsi gangwon untuk seminggu. Villa itu dikelilingi oleh gunung dan sungai yang cukup besar.

Wajah sumringah Seokjin menambah keyakinan mereka untuk berangkat. Mereka sedang ada di kamar rawat inap Seokjin, membantu Seokjin untuk bersiap.
Dokter Seokjin juga ada di dalam ruangan. Dia berkali kali mengingatkan adik adik seokjin untuk berhati hati dan segera menghubungi ambulan apabila terjadi sesuatu.

"Dokter, terima kasih untuk semuanya.."kata Seokjin.
Dokter Lee segera berlutut, menggenggam tangan Seokjin dan mengangguk.
"Anda yang paling tau bahwa aku membutuhkan ini.." lanjut Seokjin.
"Beristirahatlah dengan baik disana,kita lanjutkan setelah kau kembali." kata sang dokter.
Seokjin mengangguk kecil dan tersenyum pada sang dokter.
"Kita berangkat, hyung.." kata Jongkook, bersiap mendorong kursi roda Seokjin.
"Mari dokter.."
***
"Hyung kita sudah sampai..." Hoseok membangunkan Seokjin lembut. Seokjin pun membuka matanya, melihat sekeliling. Adik adik nya yang lain tampak sudah turun dari mobil. Namjoon mengeluarkan kursi roda Seokjin, kemudian menggendong Seokjin keluar.
Udara di sekitar sangat sejuk. Hamparan sungai yang dibingkai oleh pegunungan sungguh memanjakan mata. Seokjin tersenyum puas melihat pemandangan.

"Apa kau lelah hyung?"tanya Namjoon.
"Tidak, sama sekali.." jawab Seokjin cepat. Namjoon tersenyum kemudian menggendong Seokjin dan mendudukkan nya di sofa.
"Ini hyung, teh hangat.."Hoseok meletakkan mug teh di genggaman Seokjin. Kemudian yang lain sibuk membongkar bawaan mereka.
"Jimin ah.."panggil Seokjin.
"Ne hyung.."
"Tolong ambilkan tas coklat itu.."
Jimin segera beranjak mengambil tas, dan menyerahkannya pada Seokjin.
"Tolong gendong aku ke kursi roda.."
"Kau mau melakukan apa hyung, biar kubantu..."
"Aku memang memerlukan bantuanmu..." wajah jimin bertanya tanya.
"Aku ingin memasak untuk kita semua.."
"Benarkah hyung...waaa..masakan seokjin hyung setelah sekian lamaaa.."sorak jimin disambut oleh yang lain.
***
"Waa...api unggunnya sudah jadi hyung?" kata Jongkook yang menghampiri Yoonggi.
"Em..panggil lah yang lain..."
Ini sudah hari ke 5 mereka menginap di villa ini, setiap hari nya sungguh menyenangkan. Mereka menghabiskan waktu dengan saling berkumpul, berjalan jalan, memasak bersama, bahkan mereka juga tidur bersama. Sungguh menyenangkan, dan untungnya tidak terjadi apa apa pada Seokjin. Malam ini mereka berencana untuk membuat api unggun dan membakar marshmellow di halaman depan villa.
"Api unggun nya sudah jadi ayo kita keluar..."teriak jongkook.
"Seokjin hyung dmana?" lanjutnya.
"Dia di kamar mandi.."sahut Hoseok yang sedang menyiapkan marshmellow.
Jongkook berlari ke kamar mandi dan mengetuk pintu.
***
Jin pov
Sebenarnya sudah sejak 3 hari terakhir sakit kepala ku kumat lagi. Tapi aku selalu berusaha menyembunyikannya dari adik adikku. Aku tidak mau merusak.liburan kami.
Tapi hari ini sudah tak tertahankan. Aku bertumpu pada kedua tanganku.
"Euuhh.."
Aku sudah tak kuasa menahan eranganku. Kaos yang ku pakai sudah berlumuran darah, mimisan ini sudah hampir 30 menit tidak berhenti entah apapun yang ku lakukan. Sakit kepalaku sudah bercampur dengan rasa mual. Mataku sudah berkunang kunang dan muncul titik titik hitam di pandanganku. Aku mencoba meraih kran dan menyalakan air untuk membersihkan darah ini. Tapi sungguh aku sudah kehilangan tenagaku bahkan untuk mengangkat tanganku. Aku bersandar lelah di kursi rodaku. Nafas ku yang kasar semakin terasa berat.
"Hyung...api unggun sudah jadi, ayo keluar.." suara Jungkook sambil mengetuk pintu kamar mandi.
Aku mengarahkan pandanganku ke pintu, mencoba menggerakkan kursi rodaku.
"Euh..." kosong, aku sudah benar benar tak berdaya.
Aku berusaha untuk tetap sadar, tapi aku sangat lelah..

Mungkinkah ini...

***

Our Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang