18

115 12 3
                                    

Seokjin  membuka matanya perlahan. Dia mengernyit dan menutup kembali matanya karena sakit di kepalanya dan silau lampu ruangan yang ada diatasnya. Setelah dia mengedipkan matanya beberapa kali, dia mulai terbiasa dengan cahaya ruangan. Kemudian dia memandang sekelilingnya.

Dia sudah ada di ruangan tersendiri. Dia sadar bahwa dia sudah tidak di ruang icu, di sekelilingnya hanya ada tiang iv dan sebuah mesin pendeteksi detak jantung. Dia ingat dengan ventilator yang terpasang di tenggorokannya saat dia terbangun sebelumnya, Dia mengangkat tangannya menyentuh masker oksigen yang menutupi mulut dan hidungnya, ternyata ventilator sudah dilepas.

Kemudian dia memandang sekeliling ruangan. Langit tampak sudah gelap, entah sudah jam berapa sekarang. Tampak hoseok yang tertidur di sofa, tidak jauh dari ranjangnya, hanya bersedekap dan kepala yang terkulai. Hati Seokjin sangat sakit melihat pemandangan itu, dia sang Hyeong tertua, yang seharusnya menjaga adik adiknya, malah merepotkan mereka. Matanya berkaca kaca, dan air mata menetes begitu saja,

Kemudian mengusap air matanya dan dia berusaha bangun, beranjak untuk paling tidak memberikan selimut pada Hoseok, tapi ada yang aneh pada tubuhnya.

Dia sudah berhasil duduk dengan susah payah, melepas masker oksigennya dan menyibakkan selimutnya. Tapi kakinya, apa yang terjadi dengan kakinya. Dia tidak bisa merasakan.kakinya, bahkan dia tidak mampu menggerakkan jemari kakinya,

"Oh..apa yang terjadi.." air matanya sudah tidak terbendung.

"Tidaakk..jangan..tidakk.."Rasa takut dan kalut memenuhi dirinya. Dia menurunkan satu persatu kakinya dengan kedua tangannya. Kemudian dia bertumpu pada tiang iv, mencoba berdiri.

Tapi yang terjadi dia seketika ambruk, tiang iv tidak mampu menumpu badannya, dan kedua kakinya sama sekali tidak memiliki kekuatan.

Hoseok yang mendengar hal itu seketika bangun, terperanjat kaget dan berlari ke arah Seokjin.

Seokjin sudah menangis tergugu.
"Hyeong...oh tuhan..apa yang terjadi.." kata Hoseok.

"Hoseok...oh hoseok ah...apa yang terjadi dengan kakiku..apa yang terjadi dengan kakikuuu" Seokjin berteriak, penuh dengan kepanikan.

"Aku tidak bisa merasakan kaki ku hoseok ah, ada apa dengan kakikuu" Seokjin memukul mukul kakinya.
"Oh, Jin hyung.." kini air mata hoseok pun turut berderai, menyadari apa yang terjadi.
Hoseok mengambil kedua tangan Seokjin kemudian mendekap tubuh ringkih Seokjin.

"Semua akan baik-baik saja hyung..semua akan baik baik saja, " dia menepuk nepuk pelan punggung Seokjin, mencoba menenangkannya. Dia tidak tau harus melakukan apa. Hanya ini yang terlintas dalam kepalanya.

Seiring berjalan nya waktu, sedu sedan Seokjin melemah dalam pelukan Hoseok. Dia tertidur, terlalu lelah. Setelah Hoseok memastikan bahwa hyeongnya sudah tertidur, dia mengangkat Seokjin ke ranjangnya dan merapikan selimutnya. Dia memandang Seokjin sedih. Dia meraih tangan Seokjin dan menggenggamnya, menguatkan hatinya terlebih dahulu, sebelum mengabari yang lain, tentang keadaan Seokjin.

***

Note : writer tidak paham medis, walaupun sudah melakukan sedikit penelitian,
Mohon maaf apabila salah dalam pemaparan cerita

Our Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang