23

183 13 3
                                    

Jungkook bertukar pandang dengan Yoongi setelah mengetuk pintu kamar mandi beberapa kali. Rasa panik mulai muncul di keduanya.

"Seokjin hyung..apa kau baik-baik saja?" Jongkook kini menggedor pintu kamar mandi.

Yoongi segera berlari ke rumah pemilik villa untuk meminta kunci cadangan kamar mandi.
Member yang lain yang sudah berkumpil di sekitar api unggun tampak terkejut melihat Yoonggi yang berlari dan segera kembali ke dalam villa, firasat mereka tidak baik.

Begitu memasuki villa mereka segera menghampiri Jongkook yang masih menggedor pintu kamar mandi sambil tersedu.
Namjoon bergerak cepat mengambil handphonenya untuk memanggil ambulan.

Yoonggi kembali dengan kunci kamar mandi dan segera membukanya. Mereka terhenyak begitu pintu terbuka. Seokjin sudah tidak sadar, bersandar di kursi roda nya dengan darah yang mengotori kaosnya. 

Tak kuasa air mata mereka berenam langsung jatuh. Takut. Mereka takut kehilangan sang kakak tertua.

"Oooh..hyung..oh..apa yang terjadi.." jimin yang pertama beranjak menghampiri Seokjin. Dia mengusap wajah Seokjin. Kulit Seokjin dingin.

Yang lain masih terkejut sambil menangis tergugu.
Tak lama kemudian ambulan datang, 2 orang paramedis langsung masuk dan menangani Seokjin.
"Denyut nadi sangat lemah, kita harus memasang ventilator."
Para paramedik bergerak cepat.
"Dimana tempat pasien dirawat?" kata salah satu paramedik
"Rumah sakit Seoul," jawab Namjoon.
"Baik, kami akan membawanya kesana."
***
Han menunggu dengan cemas di depan pintu UGD. Begitu mendengar Jin collapse dia langsung berlari ke rumah sakit. Dokter Lee masih dalam perjalanan.
Air matanya sudah mengalir tidak terbendung.

Tak lama kemudian datang sebuah ambulan yang diikuti dengan sebuah mobil hitam. Disitulah Seokjin berada.

Begitu seokjin diturunkan dari ambulan Han langsung ikut mendorong brangkar Seokjin, diikuti enam yang lain.
"Bagaimana keadaan pasien?"
"Dia kehilangan cukup banyak darah, denyut nadi sangat lemah, kami sudah memasang ventilator."

Seokjin kemudian dipindahkan ke ranjang UGD di bagian penanganan khusus,
Nampak Dokter Lee berlari kearah mereka dan segera menangani Seokjin.

Tapi tiba-tiba terdengar alarm pada alat deteksi detak jantung. Dokter Lee sontak terkejut dan melangkah mundur. Dia menghembuskan nafas keras dan menundukkan kepalanya. Dia mengusap kasar wajahnya.

"Apa yang kau lakukan dokter Lee, kita harus melakukan CPR dan mengambil alat kejut jantung." teriak Han.

Han segera naik ke ranjang Seokjin bersiap untuk melakukan CPR. Tapi dokter Lee menarik turun Han.

"Dokter Kim, Seokjin meminta DNR!!" teriak Dokter Lee.

DNR, do not Resuscitate, perintah untuk tidak melakukan upaya penyelamatan pasien berupa resuitasi jantung paru. Atau dengan kata lain, Seokjin tidak mau dokter melakukan tindakan apapun saat jantungnya sudah berhenti.

"Tidaak..tidak.." kata Han yang langsung terduduk, kemudian dia meraih tubuh Seokjin.
"Hyung kau tidak boleh melakukan ini hyuung...jangan.."Han meraih tubuh Seokjin. 

Dia berdiri meraih wajah Seokjin. Dan menangis di dada Seokjin yang kini sudah tak berdetak

Dokter Lee mengusap punggung Han dan menghela nafas lagi.

"Pasien Kim Seokjin, meninggal pada hari Rabu, 8 Desember 2021 pukul 22.40." kata Dokter Lee.
Tangis Han pecah seketika. Dokter Lee menepuk pundak Han dan memeluknya tanpa berkata apa apa. Kemudian pandangannya jatuh kepada 6 orang yang tampak Gusar di luar UGD.

Dokter Lee berjalan menuju mereka, 
"Maafkan saya, Seokjin tidak terselamatkan." Dokter Lee membungkuk kepada mereka.
Namjoon langsung terduduk tak kuasa menahan diri, dan tangis mereka pecah.
***

Our Flower RoadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang