62. Kemarahan Cla

13.4K 604 96
                                    

Davin sudah dipindahkan ke ruang rawat VVIP. Semua anak Ohana dan Meteor sudah pulang dan hanya tersisa Claudya, Angga, Varrel, dan Akmal.

"Davin!"

Tiba-tiba dari balik pintu muncul kedua orang tua Claudya, Kevan, mama Erin, dan papa William.

Melihat kedatangan William membuat emosi yang selama ini Cla tahan rasanya ingin meledak. Iapun segera berjalan menghampiri William dan ... BUGH!!!

Claudya memukul pipi William dengan keras hingga membuatnya langsung jatuh tersungkur.

Semua yang akan di ruangan dibuat terkejut oleh tindakan Cla tersebut.

"Kamu apa-apaan, Cla? Kenapa tiba-tiba nonjok mertua kamu?" tanya mama Cla.

"Papa nggak papa? Kamu kenapa nonjok papa, Cla?" tanya Erin sambil membantu suaminya berdiri.

"SEMUA INI GARA-GARA DIA. DIA YANG UDAH NYEBABIN DAVIN MASUK RUMAH SAKIT. AKU BENCI SAMA DIA!!!" teriak Cla sambil menunjuk William.

Saat Claudya ingin memukul William lagi, ia langsung ditahan oleh Kevan dan Angga.

"Udah Kak, sabar!" kata Kevan.

"Miss, lo harus tenang. Jangan kayak gini!" kata Angga.

"Kamu kenapa sih, Cla? Papa nggak pernah ngajarin kamu nggak sopan sama orang tua," tanya Tama tak habis pikir.

"Minta maaf ya Sayang sama papa mertua kamu. Nggak baik kamu marah-marah kayak gini," tutur mama Cla dengan lembut agar Cla mau menurut.

"NGGAK! AKU NGGAK SUDI MINTA MAAF SAMA DIA. ASAL KALIAN SEMUA TAU, DIA BUKAN ORANG BAIK-BAIK. DIA ITU JAHAT. JAHAT!!!"

"CLA!!!" sentak Erin yang mulai tersulut emosi. "Mama kecewa sama kamu," ujar Erin.

"Kalian dengerin baik-baik ucapanku! Aku-"

Belum sempat Claudya melanjutkan ucapannya, tiba-tiba handphonenya berdering.

Alex's calling ....

"Ada apa?" tanya Cla langsung ke topiknya.

"Maaf Cla, gue telat ngasih tau. Ternyata bukan lo targetnya Axel, tapi Davin. Axel sengaja bikin rem motornya blong dan akhirnya Davin kecelakaan," jelas Alex.

"Gue udah tau."

"Sorry ya, Cla."

"Nggak papa. Oh ya, gue minta lo sama bokap lo sekarang juga ke RS Sembilanbelas terus temuin gue di Ruang Hitam!"

"Oke, gue ke sana sekarang."

Setelah panggilan berakhir, Claudya segera menelfon Mono.

"Halo, Pak. Ini saya, Claudya."

"Iya, Cla. Ada yang bisa bapak bantu?"

"Sekarang Bapak bisa ke RS Sembilanbelas?"

"Bisa."

"Oke, saya tunggu secepatnya. Langsung ke Ruang Hitam ya."

"Baik, Cla. Bapak ke sana sekarang."

"Ngga, suruh kak Gilang ke sini sekarang juga!" titah Cla.

"Siap, Miss," ucap Angga lalu segera menghubungi Gilang.

Semua orang menatap Claudya dengan raut wajah kebingungan.

Sebenarnya ada apa? Apa yang dilakukan oleh Cla? Siapa yang diteleponnya?

"Cla, kamu istirahat ya. Sepertinya kamu terlalu lelah," kata mama Cla.

"Nggak, Ma. Aku udah nggak bisa nyembunyiin semua ini. Kalian berhak tau kebusukan Tua Bangka ini!" balas Cla sambil menunjuk William.

"CLA!!!" sentak Erin lagi.

"Maaf, Ma. Bukannya aku bermaksud nggak sopan. Tapi suami Mama ini bukan orang baik-baik," ujar Cla.

"Papa salah apa sama kamu, Cla? Kenapa kamu ngomong gitu ke papa?" tanya William dengan memelas membuat Cla jijik menatapnya.

"Cih, drama sekali Anda! Oke, aku akan jelasin semuanya. Mulai dari mana ya? Hhhmm ... kayaknya dari asal usul Papa William aja deh. Gimana, Pa? Aku mulai ya?" ucap Cla tersenyum manis tapi sinis.

William mulai deg-degan. Keringat dingin perlahan membahasi wajahnya. Ia takut pada apa yang akan Claudya katakan.

CLAUDYA : My Student, My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang