68. Permintaan Akmal

14K 620 24
                                    

"Rel!" rengek Akmal sambil menarik jaket Varrel.

"Varrel!" panggil Akmal lagi karena Varrel mengabaikannya.

"Apa sih, Mal? Mau pulang?" tanya Varrel dengan kesal.

"Enggak," jawab Akmal.

"Terus?" tanya Varrel.

"Mau punya istri kayak Cla," jawab Akmal membuat Varrel melongo.

"Lo mau istri gue?" tanya Davin membuat Akmal berbinar.

"Boleh, Vin?" tanya Akmal antusias.

"Boleh," jawab Davin membuat Akmal semakin senang.

"Serius?" tanya Akmal memastikan.

"Tapi berantem dulu sama gue," jawab Davin membuat senyum di wajah Akmal luntur seketika.

"Ck, jelas gue kalah lah," kata Akmal.

"Makanya Mal, nyari yang biasa-biasa aja. Kalau mau yang kayak Cla mah udah habis stoknya," ucap Davin.

"Kenapa habis?" tanya Akmal.

"Soalnya cuma ada satu dan itu udah punya gue, Akmal yang bego," jawab Davin membuat Akmal bertambah kesal.

"Aelah! Lo beruntung banget sih Vin bisa dapetin Cla," ujar Akmal merasa iri.

"Iya dong. Gue beruntung banget bisa dapetin dia," balas Davin.

"Lo mau ngapain, Mal? Jangan deket-deket lo sama istri gue!" seru Davin saat melihat Akmal berjalan mendekat ke Cla yang masih duduk di ranjang.

"Cla!" panggil Akmal ikut duduk di samping Cla dan berarti di depan Davin.

"Kenapa, Mal?" tanya Cla santai.

"Gue sahabatnya Davin kan? Berarti gue juga sahabat lo kan?" tanya Akmal.

"Emang kenapa?" tanya Cla tidak mengerti maksud pembicaraan Akmal.

"Jawab iya dulu, Cla!" kata Akmal.

"Yaudah iya. Terus?" kata Cla menurut.

"Lo orang kaya kan?" tanya Akmal.

"Enggak," jawab Cla dengan cepat.

"Jelas-jelas iya gitu lho!" seru Akmal.

"Kalau udah tau, kenapa nanya, Kampret?" sahut Varrel.

"Cuma mastiin. Jawab iya lagi, Cla!" ucap Akmal.

"Iya. Terus?"

"Lo baik hati dan nggak sombong kan? Jawab iya lagi, Cla!"

"Iya, Akmal. Terus?"

"Beliin gue motor baru dong," ucap Akmal dengan watadosnya.

Semua orang yang di ruangan langsung terlonjak kaget mendengar penuturan Akmal. Mereka mengira Akmal akan membuat lelucon, tahunya minta dibelikan motor. Pantas saja bawa-bawa kaya, tahunya ada maksud.

"Udah gila lo minta motor sama istri gue?" tanya Davin dengan ngegas.

"Istri lo kan kaya, Vin. Beli satu motor sama aja kayak beli kerupuk. Iya kan, Cla?" balas Akmal.

"Kerupuk pala lo!" seru Varrel.

"Mau kan Cla beliin motor baru buat gue? Soalnya motor gue udah lama dan mau minta ke mama papa pasti nggak dibolehin. Pasti gue disuruh nabung dulu," ucap Akmal dengan wajah memelas.

"Kalau bonyok lo aja nggak ngebolehin, kenapa lo malah minta ke istri gue, Bambang?" sahut Davin bertanya. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya itu.

"Gue Akmal, bukan Bambang!" ucap Akmal dengan sewot.

"Sama aja," balas Davin.

"Beda, Vin."

"Sama."

"Beda."

"Sama."

"Udah-udah! Kok malah jadi berantem sih?" ucap Cla melerai keduanya.

"Suami lo tuh Cla, nyebelin," ucap Akmal.

"Lo yang nyebelin," balas Davin.

"Udah Vin, Mal!" tegur Cla dengan tegas membuat keduanya langsung terdiam.

"Akmal mau motor baru?" tanya Cla membuat Akmal langsung mengangguk dengan antusias.

"Yaudah," kata Cla.

"Yaudah apa, Cla? Lo mau beliin?" tanya Akmal dengan mata yang berbinar.

"Tapi ada syaratnya," ucap Cla.

"Apa, Cla?" tanya Akmal penasaran.

"Lo harus jagain Davin sampe dia pulih kembali dan setelah itu-"

"Lo bakal beliin gue motor?" sahut Akmal yang diangguki oleh Cla.

"Yes! Makasih, Cla. Lo baik banget deh," ucap Akmal refleks memeluk Cla yang berada di sampingnya membuat Davin langsung melotot.

"NGGAK USAH PELUK-PELUK ISTRI GUE!!!" sentak Davin membuat Akmal melepas pelukannya.

"Hehehe, maaf. Refleks, Vin," ucap Akmal menyengir.

"Kamu beneran Sayang mau beliin Akmal motor?" tanya Davin dengan lembut pada istrinya.

"Iya, Vin. Nggak papa. Kasian motornya Akmal udah lama. Lagipula kan nggak gratis. Dia harus jagain kamu sampe kamu sembuh," jawab Cla.

"Yaudah, terserah kamu," ucap Davin. "Eh lo Mal, buruan pijetin gue!" suruh Davin kemudian.

"Kenapa jadi nyuruh gue buat mijetin lo?" tanya Akmal.

"Mulai sekarang lo kan babu gue," jawab Davin.

"Heh, Davin kutu kupret!" seru Akmal.

"Berani kamu ngatain anak tante begitu," sahut Erin berniat bercanda.

"Hehehe, maaf, Tan. Nggak sengaja. Heh, Davin! Sekate-kate lo ngatain gue babu. Gue itu cuma disuruh jagain lo. Ja-ga-in!" ucap Akmal.

"Sayang, masa Akmal nggak mau pijetin aku sih? Ntar kalau aku sembuhnya makin lama gimana?" rengek Davin pada Cla.

"Mal!" panggil Cla sambil menatap Akmal seolah memberikan kode.

"Yaudah, gue pijetin. Dasar ngaduan!" pasrah Akmal. "Sabar, Mal! Inget, demi motor baru!" ucap Akmal menyemangati dirinya sendiri.

"Varrel nggak mau motor baru juga?" tanya Cla menatap Varrel yang berdiri di samping ranjang Davin.

"Nggak usah Cla, motor gue masih bagus. Tapi kalau lo mau beliin, ya bolehlah," jawab Varrel.

"Yeee, mau juga kan lo? Tadi aja sok ngatain gue," cibir Akmal yang tengah memijati tangan Davin.

"Namanya gratisan siapa yang mau nolak coba?" balas Varrel.

"Yaudah, nanti gue beliin buat Varrel sekalian," ucap Cla membuat Varrel berbinar.

"Bener, Cla?" tanya Varrel yang diangguki oleh Cla.

"Thank you, Cla," ucap Varrel senang.

"JANGAN PELUK ISTRI GUE!!!" larang Davin saat melihat Varrel mendekat ke arah istrinya.

"Galak amat lo, Vin," celetuk Varrel.

"Bodoamat!" tak acuh Davin.

"Nah, berhubung lo juga mau motor, jadi lo harus jagain Davin juga, Rel. Buruan gantiin gue mijetin dia!" ucap Akmal melepaskan pijatannya.

"Eh, nggak-nggak. Lo berdua pijetin gue," sahut Davin. "Buruan!" seru Davin karena kedua sahabatnya masih diam saja.

"Nggeh, Ndoro," kata Varrel dan Akmal dengan malas.

CLAUDYA : My Student, My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang