Extra part (5)

10.3K 564 125
                                    

Kini Claudya sudah memasuki bulan keempat di masa kehamilannya.

📍Kamar
🕛 20.58

"Davin!" panggil Cla membuat Davin yang tengah berkutat dengan laptopnya sontak menoleh ke sang istri.

"Iya, Sayang. Kenapa?" tanya Davin.

"Besok kamu berantem ya sama Angga," ucap Cla tiba-tiba membuat Davin mengernyitkan dahinya.

"Hah? Berantem sama Angga? Tapi kan aku nggak ada masalah apa-apa sama dia."

"Emang kalau mau berantem harus ada masalah dulu gitu?"

"Ya iya lah, Sayang. Masa nggak ada apa-apa tiba-tiba aku berantem sama Angga."

"Tapi artis-artis di TV banyak tuh yang berantem padahal nggak ada masalah."

"Itu karena mereka lagi gimmick, Sayang. Mereka sengaja pura-pura berantem biar viral gitu. Terus nama mereka jadi naik deh."

"Oh, gitu ya, Vin."

"Iya, Sayang."

"Tapi aku tetep mau kamu berantem sama Angga," ujar Cla.

"Ntar kalau aku babak belur gimana?" tanya Davin.

"Ya tinggal diobatin lah. Gitu aja kok repot," jawab Cla.

"Kalau Angga yang babak belur gimana?"

"Ya baguslah. Itu artinya kamu hebat, bisa bikin wakil aku kalah."

"Ini kamu lagi ngidam ya?"

"Kayaknya gitu."

"Aku jadi penasaran deh, Sayang. Ntar anak kita cewek atau cowok ya? Soalnya kan kemarin-kemarin kamu nyuruh aku ngedance ala-ala girlband tuh. Lah sekarang, kamu malah nyuruh aku buat berantem," ucap Davin.

"Terserah Vin mau cewek atau cowok. Yang penting dia sehat dan tumbuh dengan baik," balas Cla.

"Iya, Sayang. Tapi kamu nggak pengen nyoba USG gitu? Ya, biar kita tau jenis kelamin bayi kita nantinya apa," tanya Davin.

"Ntar aja lah Vin kalau udah 7 atau 8 bulanan," jawab Cla.

"Kenapa nggak sekarang aja?" tanya Davin.

"Sekarang kan masih 4 bulan, Vin. Ntar kalau di USG nunjukin dia cowok, tapi pas lahir malah cewek gimana?"

"Emang bisa berubah gitu ya jenis kelaminnya?"

"Ya mana aku tau. Aku kan bukan dokter."

"Yaudah kalau gitu. Biar ntar hasilnya lebih akurat, kita USG pas 7 atau 8 bulan aja."

"Gitu dong. Yaudah buruan kamu telfon Angga!" suruh Cla.

"Ngapain aku nelfon Angga?" tanya Davin tidak mengerti.

"Buat bilang kalau besok kamu mau ketemu dia. Tapi nggak usah bilang kalau kamu mau ngajak berantem," jawab Cla.

"Jadi nih aku berantem sama Angga?"

"Ya jadi dong, Vin. Buruan telfon Angga!"

"Iya-iya."

"Halo, Ngga!" sapa Davin.

"Kenapa, Vin? Tumben lo nelfon gue?" tanya Angga.

"Besok lo sibuk nggak?" tanya Davin.

"Enggak sih. Tapi rencananya besok gue sama Audi mau jalan. Kenapa?"

"Ini tiba-tiba Cla mau ketemu sama lo."

"Hah? Miss Cla mau ketemu sama gue? Emang mau ngapain, Vin?"

"Nggak tau. Lo bisa nggak besok pagi ke sini?"

"Hm, gimana ya?"

"Please, Ngga! Besok lo ke sini ya. Demi anak gue biar nggak ileran, Ngga."

"Yaudah oke, besok gue ke sana. Gue ajak Audi sekalian nggak papa kan?"

"Iya, terserah lo. Thanks ya, Ngga."

"Sama-sama, Vin."

Panggilan berakhir.

"Gimana, Vin? Angga bisa ke sini kan?" tanya Cla saat Davin meletakkan hpnya di atas meja.

"Bisa kok. Besok dia ke sini," jawab Davin.

"Yes! Akhirnya, besok ngeliat kamu berantem sama Angga. Jadi nggak sabar deh pengen tau siapa yang babak belur," ucap Cla dengan antusias. "Besok aku bookingin rumah sakit ya, Vin," ucap Cla kemudian membuat Davin menatapnya bingung.

"Hah? Buat apaan?" tanya Davin.

"Ya siapa tau besok kamu babak belurnya parah. Jadi bisa langsung dibawa ke rumah sakit deh," jawab Cla.

"Ya ampun, Sayang! Bukannya berharap suaminya menang, malah berharap suaminya masuk rumah sakit," ucap Davin tidak habis pikir.

"Bukannya gitu, Vin. Tapi kan kita harus siap dengan segala kemungkinan terburuk. Kalau besok kamu beneran babak belur parah, terus tiba-tiba semua rumah sakit full gimana? Kan kasian kamunya," balas Cla memperjelas.

"Yaudah deh Sayang, terserah kamu aja," kata Davin memilih pasrah.

CLAUDYA : My Student, My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang