48. Kecelakaan

10.4K 485 6
                                    

Selama dua minggu Claudya dan Audi disibukkan dengan pekerjaan mereka. Begitu pun dengan Davin. Selama Cla di Paris, ia lebih menyibukkan diri di kantor dan ia pun sering pulang larut malam.

---

📍Ruang makan

Kini Davin tengah sarapan seorang diri seperti biasanya.

"Bi!" panggil Davin tiba-tiba membuat bibi langsung menghampirinya.

"Iya, Nak Davin. Ada apa?" tanya bibi setelah sampai di hadapan sang majikan.

"Dua minggu ini saya kok ngerasa aneh ya," ucap Davin membuat bibi bingung.

"Aneh kenapa, Nak?" tanya bibi.

"Sarapan yang bibi buat rasanya beda. Nggak kayak biasanya. Apa Bibi pakek resep baru?" tanya Davin.

"Maaf, Nak Davin. Sebenernya selama ini yang bikinin sarapan bukan bibi, tapi nak Cla," jawab bibi membuat Davin terkejut.

"Apa? Cla yang bikin sarapan? Bibi nggak bercanda kan?"

"Enggak, Nak. Emang bener nak Cla yang bikinin. Nak Cla rela bangun pagi-pagi terus langsung masak. Nak Cla juga berpesan agar bibi nggak ngasih tau ke Nak Davin kalau nak Cla yang masak. Bibi minta maaf ya," jelas bibi lalu menunduk, takut majikannya marah.

"Tapi kenapa Cla ngelakuin itu, Bi? Bukannya Cla nggak peduli sama aku?" tanya Davin yang membuat bibi kembali menatapnya.

"Nak Davin salah. Nak Cla sangat peduli sama Nak Davin. Nak Cla begitu mencintai Nak Davin. Tapi bibi rasa, ada sesuatu yang memaksa nak Cla untuk bersikap begitu terhadap nak Davin," jawab bibi dengan yakin.

"Beneran Cla cinta sama aku, Bi?" tanya Davin dengan matanya yang berbinar.

"Bibi yakin nak Cla pasti mencintai Nak Davin," jawab bibi.

Semoga bener, kamu mencintaiku. Batin Davin penuh harap.

---

Sore harinya, Angga yang tengah berada di kantor tiba-tiba mendapatkan kabar buruk dari grup line Ohana.

Sebuah video singkat berisi berita kecelakaan pesawat dengan rute Paris-Indonesia. Dalam berita itu disebutkan kalau tidak ada satu penumpangpun yang selamat.

"Nggak! Ini nggak mungkin. Audi sama miss Cla pasti baik-baik aja," gumam Angga yang mulai panik tapi mencoba untuk tenang.

Angga berusaha menghubungi nomor Claudya dan Audi, tapi nihil, handphone keduanya tidak aktif.

"Arrrgggghhhhh!!! Nggak mungkin Audi sama miss Cla meninggal. Mereka pasti baik-baik aja," ucap Angga yang mulai tidak bisa tenang.

"Shit! Gue harus kasih tau Davin."

Bukan hal sulit bagi Angga untuk mendapatkan nomor Davin.

---

Di lain tempat, Davin sedang berada di ruangannya. Ruang CEO di kantor papa mertuanya.

Saat Davin sedang fokus membaca bahan presentasi di layar laptopnya, tiba-tiba handphonenya berdering. Davin langsung mengangkat karena pikirnya siapa tau penting.

"Halo! Ini siapa?" tanya Davin.

"Ini gue Angga, temennya Cla," jawab Angga.

"Ada apa, Ngga?"

"Lo udah liat berita?"

"Berita apa?"

"Mendingan lo liat berita di TV sekarang juga!"

"Oke, bentar."

Perasaan Davin mulai tidak enak. Ia langsung mengambil remot TV untuk mencari berita. Ya, di ruangannya memang ada televisinya.

Berita terkini.

Sebuah kecelakaan pesawat terbang dengan rute Paris-Indonesia baru saja terjadi. Diduga pesawat hilang kendali dan akhirnya jatuh ke laut lepas. Kemungkinan besar tidak ada satu korbanpun yang selamat dari peristiwa naas itu.

"Maksudnya apa, Ngga? Itu nggak mungkin Cla kan?" tanya Davin memastikan.

Angga bingung harus menjawab apa, jadi ia terdiam untuk sesaat.

"JAWAB GUE, NGGA!!! ITU BUKAN PESAWAT YANG DITUMPANGI CLA KAN?" tanya Davin dengan suara yang naik beberapa oktaf.

"Gue juga berharapnya gitu, Vin. Tapi sayangnya Cla naik pesawat itu," jawab Angga.

"Nggak! Lo pasti bohong kan? Cla belum pulang. Dia masih di Paris dan dia nggak naik pesawat sialan itu."

"Gue nggak bohong, Vin. Jelas-jelas tadi pagi Cla ngirimin gue foto tiket pesawatnya. Gue tau lo nggak terima. Gue juga sama, Vin. Tunangan gue ada sama Cla di pesawat itu. Gue juga ngerasa kehilangan, Vin."

"Gue nggak percaya, Ngga. Cla pasti masih hidup. Dia udah janji sama gue kalau dia akan baik-baik aja."

"Lo yang kuat ya, Vin. Kita semua juga ngerasa kehilangan."

---

Malam harinya, Davin mengadakan pengajian di rumahnya. Ada kedua orang tua Claudya, Kevan, kedua orang tua Davin, kedua orang tua Audi, Abel, Susi, anak-anak meteor, dan anak-anak Ohana.

Tapi anak-anak Ohana tidak memakai jaket kebanggaannya dan mereka mengaku sebagai teman sekolah Cla agar tidak ada yang curiga.

"Hikshikshiks ... Cla kenapa ninggalin mama secepet ini? Mama ... mama belum siap kehilangan Cla hikshiks. Mama sayang banget sama Cla," ucap mama Cla yang sejak tadi belum berhenti menangis.

"Mama tenang ya! Kita do'ain yang terbaik buat Cla," ucap Tama sambil memeluk istrinya berusaha menenangkannya.

"Mama nggak bisa tenang, Pa. Mama-"

"Mama!" pekik Tama dan Kevan.

Entah sudah berapa kali mama Cla jatuh pingsan. Ia begitu terpukul mendengar berita meninggalnya anak perempuan satu-satunya.

"Sabar, Vin. Lo harus kuat!" ucap Varrel menyemangati Davin yang terlihat begitu hancur.

"Iya, Vin. Lo pasti bisa ngelewatin cobaan ini," tambah Akmal.

"Baru kemarin gue seneng bisa sarapan bareng sama Cla, bisa nyium keningnya. Tapi kenapa sekarang dia udah pergi? Tuhan udah ngambil dia untuk selamanya. Kenapa Tuhan nggak adil sama gue? Kenapa, Rel? Kenapa, Mal? Kenapa? Gue baru seneng sebentar. Tapi kenapa Tuhan ngasih gue kesedihan yang begitu mendalam? Gue nggak sanggup kehilangan Cla. Lebih baik dia benci gue selamanya daripada gue harus kehilangan dia selamanya. Gimana bisa gue jalanin hari-hari gue tanpa dia? Gue nggak akan sanggup, Rel, Mal. Gue nggak sanggup hikshiks."

Davin tidak malu menangis di depan semua orang. Ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Ia begitu terpukul saat mengetahui orang yang dicintainya telah pergi untuk selama-lamanya.

"Kamu kenapa pergi ninggalin aku, Di? Aku belum sempet bahagiain kamu. Aku mohon, kamu kembali!" ucap Angga yang juga sangat terpukul atas berita itu.

"Sabar, Ngga. Biarin Audi tenang di sana. Kita cuma bisa bantu berdo'a," ucap Abel berusaha menenangkan Angga.

Semua orang begitu sedih karena merasa kehilangan sosok yang begitu hebat, Claudya Yura Altama.

Apalagi anak-anak Ohana. Mereka kehilangan sosok ketua, pemimpin, kakak, teman, sahabat, dan keluarga terbaik mereka.

Selama ini Cla sudah sangat baik pada mereka. Cla tidak ragu untuk menolong siapapun yang membutuhkan. Cla menolong semua orang dengan tulus tanpa pamrih.

"Assalamu'alaikum," ucap seseorang di pintu utama membuat semua orang terpaku saat melihat sosok tersebut.

CLAUDYA : My Student, My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang