35. Hampir

12.4K 506 8
                                    

Setelah acara resepsi pernikahan selesai, Claudya dan Davin segera menuju ke kamarnya.

Kini jam dinding sudah menunjukkan pukul 12 malam. Tapi kedua pengantin baru itu sama-sama masih terjaga, padahal keduanya sudah lelah dan mengantuk.

Keduanya merasakan kecanggungan karena ini adalah malam pertama bagi mereka tidur di kamar yang sama.

"Cla!" panggil Davin.

"Hm," balas Cla tanpa menatap Davin.

"Kamu tidur aja! Pasti capek kan dari tadi berdiri terus?" ucap Davin.

Memang, Cla tengah berdiri di samping ranjang dengan tangannya bersedekap. Sedangkan Davin duduk bersila di atas ranjang.

"Gue nggak mau ti-"

"Aku tidur di sofa kok," sahut Davin memotong pembicaraan Cla membuat Cla menatapnya.

"Nggak papa. Aku tau kamu belum terbiasa sekamar sama orang lain. Aku nggak akan maksa kamu," ucap Davin dengan lembut dan pengertian.

"Thanks," ucap Cla dengan datar.

"Sama-sama. Aku boleh kan pinjem bantalnya satu?" tanya Davin.

"Ambil aja," jawab Cla.

"Makasih. Selamat tidur, Cla! Semoga mimpi indah," ujar Davin.

Setelah mengambil bantal, Davin menuju ke sofa dan segera merebahkan tubuhnya.

Melihat Davin yang sudah berada di sofa, Claudya segera merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya. Karena rasa kantuknya sudah tidak tertahankan, Clapun segera memejamkan mata dan menuju ke alam bawah sadarnya.

---

Keesokan harinya, Claudya bangun lebih dulu. Saat ia melihat Davin yang tertidur pulas di atas sofa, perasaan tidak tegapun menyelimutinya. Tapi Cla langsung menepis rasa itu.

Claudya melangkahkah kaki menuju kamar mandi. 10 menit kemudian, ia keluar dengan wajah yang lebih fresh. Ia segera menghampiri Davin dan berusaha untuk membangunkannya.

"Vin, bangun! Udah pagi," ucap Cla sambil menepuk lengan Davin.

Karena tak kunjung mendapatkan respons dari Davin, akhirnya ....

"DAVIN, BANGUN!!!" teriak Cla tepat di depan muka Davin.

Davin yang merasa kagetpun sontak mendorong bahu Cla. Karena tangan Cla yang refleks memegang tangan Davin, maka keduanyapun jatuh bersamaan di lantai dengan posisi Davin di atas Cla.

Jantung keduanya sama-sama berdegup kencang. Perlahan Davin mendekatkan wajahnya pada wajah Cla. Jarak keduanya semakin dekat. Dengan jarak sedekat itu, mereka bisa merasakan hembusan napas masing-masing.

Saat jarak mereka tinggal 5 cm, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dengan keras.

Shit! Siapa sih yang ganggu? Kesal Davin dalam hatinya.

Untung ada yang ngetuk pintu. Lega Cla dalam hati.

"Aku aja yang buka," ucap Davin setelah menjauhkan wajahnya dari Cla.

Davin melangkahkan kaki menuju ke pintu.

---

Ceklek! Ternyata yang mengetuk adalah sang adik ipar. Siapa lagi kalau bukan Kevan.

"Ada apa?" tanya Davin dengan ketus.

"Santai kali Kak nggak usah ketus gitu," ucap Kevan bermaksud bercanda.

"Habisnya lo ganggu tau nggak?" kesal Davin.

"Hehehe, sorry, Kak. Gue cuma disuruh mama buat bangunin kalian. Katanya disuruh ke resto buat sarapan bareng," ucap Kevan.

"Iya, ntar gue ke sana," ucap Davin.

"Oke, gue pergi dulu. Sekali lagi sorry udah ganggu," ucap Kevan lalu pergi.

---

"Siapa?" tanya Cla saat Davin menutup pintu.

"Kevan," jawab Davin. "Kita disuruh mama buat ke resto, katanya mau sarapan bareng," ucap Davin kemudian sambil berjalan mendekat pada Cla.

"Yaudah kalau gitu. Ayo ke resto!" ajak Cla sambil berdiri dari sofa.

"Tunggu dulu! Aku kan belum mandi," kata Davin.

"Yaudah, buruan sana!" kata Cla lalu kembali duduk.

"Iya, sebentar ya!" Davin segera masuk ke kamar mandi.

10 menit kemudian, Davin keluar dengan hanya mengenakan handuk yang melilit bagian pusar sampai lututnya. Sepertinya ia sengaja ingin menggoda sang istri.

Claudya yang melihat hal itu berusaha mengalihkan pandangannya dari Davin ke handphone yang ada di tangannya.

Kuatkan iman hamba, Ya Tuhan! Pinta Cla dalam hati sambil pura-pura scroll layar handphonenya.

Davin yang melihat ekspresi Cla rasanya ingin tertawa, tapi ia tahan karena tidak ingin membuat sang istri marah.

"Ayo!" ucap Davin setelah selesai memakai pakaiannya.

"Udah?" tanya Cla memastikan.

"Udah," jawab Davin sambil tersenyum.

---

Claudya dan Davin berjalan beriringan menuju ke restoran yang dimaksud oleh Kevan.

Selama di perjalanan, keduanya kompak saling diam.

CLAUDYA : My Student, My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang