Extra part (7)

8.6K 445 16
                                    

"Gimana kalau kita pindah rumah?" usul Davin.

"Hah? Pindah rumah? Emang kenapa?" tanya Cla terkejut.

"Pengen aja gitu nyari suasana baru. Gimana?" jawab Davin.

"Tapi kan semuanya ada di sini, Vin. Keluarga, geng motor, kantor, sama temen-temen. Masa tiba-tiba kita ninggalin semua gitu aja?" ucap Cla.

"Iya juga sih, semua ada di sini. Kalau kita pindah, pasti ngurusnya bakal ribet," balas Davin.

"Nah, makanya nggak usah pindah. Kita stay di sini aja," kata Cla.

"Iya deh, nggak papa di sini aja. Asalkan sama kamu dan calon anak kita," balas Davin tersenyum.

"Yaudah yuk masuk ke dalem!" ajak Cla.

---

"Selamat datang di minimarket! Selamat belanja!" sapa kasir perempuan dengan ramah saat Cla dan Davin baru membuka pintu.

"Ngapain lo senyum ke suami gue? Mau tebar pesona hah?" tanya Cla dengan ngegas membuat kasir tersebut bingung.

"Jangan marah-marah, Sayang! Dia kan cuma berniat ramah sama pembeli," sahut Davin menenangkan Cla.

"Kok kamu jadi belain dia sih? Jangan-jangan kamu suka ya sama dia?" tebak Cla dengan ngegas pula.

"Enggak, Sayang. Aku nggak belain dia," jawab Davin.

"Lah itu tadi namanya apa kalau nggak belain dia?" tanya Cla.

"Sebelumnya mohon maaf, Mbak. Saya tidak ada niatan tebar pesona ke suami, Mbak. Tapi memang sudah menjadi kewajiban saya untuk menyapa pembeli dengan ramah," sahut kasir menjelaskan.

"Tuh! Kamu denger sendiri kan dia bilang apa?" ucap Davin.

"Yaudah, bagus kalau gitu. Awas aja sampe lo tepe-tepe sama suami gue. Gue pastiin hidup lo nggak bakal tenang lagi," ancam Cla dengan tegas.

"Iya, Mbak. Sekali lagi saya minta maaf," ucap kasir.

"Hm. Yaudah yuk, Vin!" ajak Cla lalu berjalan terlebih dulu.

"Maafin istri saya ya, Mbak. Maklum, dia lagi hamil," ucap Davin.

"Iya, Mas. Tidak apa-apa. Saya mengerti," balas kasir.

"Buruan, Davin!" seru Cla.

"Iya, Sayang," ucap Davin lalu menyusul Cla.

Setelah selesai berbelanja, Claudya dan Davin langsung pulang ke rumah.

---

Sesuai keinginan Cla, Davin yang akan memasakkan mie untuknya.

Setelah menunggu sekitar 5 menit, akhirnya mie instanpun siap dinikmati.

"Silakan, Sayang!" ucap Davin menyodorkan semangkok mie instan di hadapan sang istri.

"Makasih, Vin," ucap Cla.

"Sama-sama, Sayang. Semoga kamu suka ya," balas Davin.

"Iya. Eh, tapi kok porsinya cuma segini? Perasaan biasanya banyak deh," tanya Cla.

"Kan bagi dua sama aku, Sayang," jawab Davin.

"Yah, kirain nggak jadi dibagi dua," kata Cla.

"Jadi dong, Sayang. Biar kamu nggak makan mie banyak-banyak," balas Davin.

"Hhh, yaudah deh," pasrah Cla.

Setelah Claudya menelan sesendok mie instannya, tiba-tiba ia berkata, "Ntar kamu suruh anak Meteor ke sini ya."

Davin menatap Cla. "Hah? Mau ngapain?" tanyanya.

"Ya mau nonton kamu berantem sama Angga lah," jawab Cla.

"Harus ya ada anak Meteor?"

"Harus dong. Secara kan ketuanya mau berantem. Masa anggotanya nggak mau nonton sih?"

"Nggak usah deh Sayang, kasian Angga. Dia kan sendirian, nggak bawa pasukan. Ntar malah aku dikira pengecut kalau bawa anggota segala," ucap Davin.

"Siapa bilang Angga sendiri? Orang aku udah nyuruh anak Ohana buat ke sini juga kok. Jadi, ntar rame yang nonton kalian berantem," balas Cla.

"Kenapa nggak berantem secara diem-diem aja sih, Sayang? Kenapa harus ngajak banyak orang?" tanya Davin.

"Biar banyak yang nonton terus jadi makin seru deh. Oh ya, aku udah nyuruh Ibnu buat booking lapangan futsal deket sini lho," jawab Cla dengan antusias.

"Buat apa?" tanya Davin lagi-lagi tidak mengerti.

"Buat kamu berantem sama Angga lah, Vin. Jadi, biar kalian nggak kepanasan, makanya aku bookingin tempat yang indoor," jawab Cla.

"Ya ampun! Kamu niat banget ya, Sayang. Segitunya pengen aku berantem sama Angga," ucap Davin takjub dengan kelakuan sang istri.

"Iya dong. Aku kan mau totalitas tanpa batas," balas Cla.

"Yaudah kalau gitu ntar aku suruh anak Meteor ke sini," putus Davin.

"Sip! Jam 8 ya. Jangan sampe telat!" ucap Cla.

"Oke, Sayang," balas Davin.

Setelah selesai makan dan mencuci piring, Claudya dan Davin segera kembali ke kamarnya.

---

"Honeymoon yuk, Sayang!" ajak Davin tiba-tiba saat Cla baru saja merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Hah? Maksudnya?" tanya Cla menatap Davin.

"Kita kan belum pernah honeymoon tuh. Gimana kalau ntar setelah lahiran kita honeymoon?" perjelas Davin.

"Jangan dulu deh, Vin! Soalnya habis lahiran kita pasti sibuk ngurus si kecil," ucap Cla.

"Iya sih. Yaudah deh kita honeymoonnya kapan-kapan aja," balas Davin terlihat sedih.

"Emang kamu mau kita honeymoon ke mana?" tanya Cla.

"Rencananya sih pengen ngajak kamu ke Paris atau New York gitu," jawab Davin.

"Hm, gimana kalau kita honeymoonnya di Indo aja? Ke Puncak atau Bali gitu? Ntar soal si kecil kita titipin ke mama sama papa aja," usul Cla membuat Davin senang seketika.

"Boleh, Sayang. Aku setuju. Yang penting kita bisa honeymoon terus kita ada waktu buat berduaan deh," jawab Davin.

"Kita kan selalu ada waktu buat berduaan, Vin," ujar Cla.

"Maksud aku, waktu berdua yang lebih privasi gitu," balas Davin.

"Privasi maksudnya?" tanya Cla gagal paham.

"Belum saatnya kamu tau," jawab Davin sok misterius.

"Itu kan kata-kataku!" seru Cla.

"Pinjem bentar hehe," kata Davin menyengir.

"Yaudah aku mau tidur dulu," kata Cla.

"Oke. Have a sweet dream, Sayang!" kata Davin.

"You tou ... Sayang!" balas Cla membuat Davin tersenyum.

CLAUDYA : My Student, My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang