3. Gagal bolos

16.8K 932 45
                                    

Setelah keluar dari kantin, Davin menuju ke kelas hanya untuk mengambil tas. Lalu, ia segera pergi ke taman belakang sekolah dikarenakan hanya tempat itu yang aman tanpa pengawasan dari guru. Sedangkan, untuk tempat lain, termasuk yang tadi pagi ia gunakan dijaga oleh guru dan kemungkinan ada anak OSIS juga, mengingat hari ini adalah hari pertama MOS. Jadi, anak OSIS pasti berjaga-jaga takut ada MUBA (Murid Baru) yang kabur dari sekolah.

Davin langsung melangkahkan kaki tanpa menoleh ke kanan ataupun ke kiri, karena pikirnya taman belakang sudah pasti sepi. Tapi tanpa ia sadari, ada seseorang yang sejak tadi berdiri tak jauh darinya dan diam-diam memperhatikan gerak-gerik Davin.

Davin berjalan begitu tenang, seolah tanpa beban.

"Mau ke mana kamu?"

Suara itu berhasil membuat Davin memberhentikan langkahnya. Ia berbalik badan dan terkejut mendapati seseorang yang barusan berbicara padanya.

"Miss Cla!" pekik Davin.

Tadi Claudya menerima telepon penting yang mengharuskannya menerima di tempat yang sepi. Kebetulan posisinya sedang tidak jauh dari taman belakang, jadi ia memutuskan menerima telepon di sana.

Setelah panggilan berakhir, Cla berniat kembali ke ruang guru. Tapi ia mengurungkan niatnya saat melihat Davin berjalan dengan membawa tas.

"Kamu mau ke mana?" tanya Cla lagi sambil berjalan mendekati Davin.

"Bolos," kata si murid tampan.

"Bolos?" beo Cla sambil menautkan alisnya.

"Iya, Miss. Saya mau bolos," perjelas Davin.

"Ini hari pertama masuk sekolah dan kamu sudah mau bolos? Sebenarnya kamu ini niat sekolah atau tidak sih?" tanya Cla tidak percaya melihat kelakuan muridnya tersebut.

"Habisnya saya males Miss kalau di sekolah. Jadi, ya mending saya cabut aja," jawab Davin.

"Pantesan kamu tidak lulus-lulus, orang kerjaan kamu bolos terus," cibir Cla.

Bukannya marah, Davin justru terkekeh. "Hehehe, belum saatnya saya lulus, Miss."

"Sudah sana kamu kembali ke kelas! Sebentar lagi bel masuk," suruh Cla.

"Saya nggak mau ke kelas! Saya maunya bolos!" seru Davin membantah.

"Terus kalau kamu bolos, kamu mau ke mana? Pulang ke rumah? Memangnya orang tua kamu tidak akan marah?"

"Ya saya nggak pulang ke rumah."

"Terus?"

"Ke apartemen kek, ke kafe kek, ke mall, atau ke manapun terserah saya."

"Kalau kamu ketauan guru lain mau bolos, kamu bisa dihukum."

"Udah biasa, Miss. Udah kebal juga."

"Saya heran kenapa murid seperti kamu tidak dikeluarkan saja? Lagipula sepertinya kamu tidak ingin lulus."

"Siapa yang berani mengeluarkan saya, Miss? Saya kan anak pemilik yayasan SMA Angkasa," angkuh Davin.

"Oh ya? Lalu kenapa pihak sekolah tidak meluluskan kamu? Apa karena kamu terlalu bodoh makanya tinggal kelas sampai dua kali?"

"Itu emang keinginan saya sendiri, Miss. Saya belum mau lulus. Saya masih pengen jadi murid di sini."

"Kamu terlalu cinta ya sama sekolah ini sampai-sampai tidak mau lulus?"

"Miss nggak akan ngerti kenapa saya nggak mau lulus."

"Jelas saya tidak mengerti karena saya tidak tau apa-apa."

CLAUDYA : My Student, My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang