46. Mencari bukti

8.5K 470 15
                                    

Malam harinya, Claudya pergi ke kantor lalu menyuruh Angga untuk menemuinya di ruangan CEO.

"Ada apa, Miss?" tanya Angga setelah duduk di depan Cla.

"Sampe di mana info yang lo dapet soal anak-anak perusahaan William?" tanya Cla.

Jadi, kemarin Claudya menyuruh Angga untuk menyelidiki anak-anak perusahaan Will's Group.

"Setelah gue cari tau ternyata anak-anak perusahaan itu bergerak di bidang narkoba, Miss. Mereka mengedarkan narkoba ke seluruh penjuru dunia. Bahkan, pernah ada salah satu anak perusahaan yang ketahuan pas lagi transaksi di Kalimantan. Saat itu, William pernah dibawa ke kantor polisi setempat, tapi dia bebas karena ngasih uang jaminan yang banyak," jawab Angga.

"Ada berapa anak perusahaannya?"

"4, Miss. Dan tiap beberapa bulan sekali namanya ganti. Jadi, biar bisa ngecoh pihak berwajib."

"Lokasi perusahaannya ada di mana aja?"

"Ada di Jakarta, Surabaya, Bandung, sama Jogja."

"Oke, bagus. Kumpulin semua data-datanya. Nanti ada saatnya gue akan jeblosin dia ke penjara."

"Siap, Miss."

"Gue ada satu tugas lagi buat lo," ucap Cla.

"Apa, Miss?" tanya Angga.

"Besok pagi lo ikut gue," jawab Cla.

"Ke mana?" tanya Angga penasaran.

---

Keesokan paginya, Claudya izin tidak mengajar dan sekarang di sinilah ia berada bersama Angga. Berdiri di depan sebuah rumah yang sudah tidak berpenghuni.

"Ini rumah siapa, Miss?" tanya Angga sambil menatap rumah di hadapannya.

"Angela Anastasia," jawab Cla membuat Angga menautkan kedua alisnya.

"Siapa dia? Gue kok asing sama namanya," tanya Angga karena memang belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.

"Masa lalu Davin. Dia menghilang sekitar satu setengah tahun yang lalu dan sampe sekarang nggak ada yang tau di mana keberadaannya," jawab Cla.

"Terus kita ngapain ke sini?"

"Kita harus cari barang bukti. Gue yakin ada yang sengaja nyembunyiin Angel sama keluarganya dan gue curiga sama William."

"William lagi?"

"Entahlah. Rasanya otak gue selalu berpikir negatif kalau berhubungan sama dia," ucap Cla dengan kesal bila menyangkut soal William.

"Tapi kayaknya nih rumah udah lama nggak ditempatin, Miss," kata Angga.

"Ya emang," balas Cla.

"Lah terus gimana caranya kita bisa masuk?" tanya Angga.

"Kita manjat," jawab Cla.

"Oke, Miss," ucap Angga dengan senang hati menyetujui.

"Come on!" seru Cla.

Memanjat bukanlah hal yang sulit bagi Claudya dan Angga karena mengingat keduanya adalah ketua dan wakil dari geng motor No. 1 di Indonesia.

Tak butuh waktu lama, kini mereka sudah tiba di depan pintu utama. Angga mendobraknya sekali, dua kali, sampai tiga kali tetap gagal. Akhirnya, Cla membantu mendobrak.

BRAAKKK!!! Dobrak Cla dan Angga bersamaan. Pintu yang tadinya tertutup rapat, sekarang berhasil terbuka.

"Uhuk-uhuk! Debunya banyak banget," ucap Cla yang terbatuk-batuk.

"Auranya mistis banget, Miss," ucap Angga merasa agak merinding.

"Kita masuk!" ajak Cla.

"Gue cari saklarnya bentar, Miss," ucap Angga lalu pergi mencarinya.

Beberapa saat kemudian, lampupun menyala.

"Kita berpencar!" kata Cla.

Claudya mencari di lantai dua, sedangkan Angga di lantai satu.

---

Cla memasuki kamar satu per satu. Tapi ia tidak menemukan apa-apa.

"Gimana, Ngga?" tanya Cla dari lantai atas.

"Nggak ada apa-apa, Miss," jawab Angga.

Claudya menghela napas. Saat ia menuruni anak tangga, ia merasa menginjak sesuatu. Lalu, iapun menunduk untuk mengambilnya. Ternyata sesuatu tersebut adalah sebuah kartu memori kecil yang terlihat sangat usang.

"Itu apa, Miss?" tanya Angga menghampiri Cla di tangga.

"Kartu memori. Kayaknya ini bisa jadi titik terang kita," jawab Cla sambil menunjukkannya pada Angga.

"Kita ke kantor sekarang!" kata Cla.

"Oke, Miss," balas Angga.

Setelah hampir dua jam mereka berada di rumah Angel, akhirnya mereka memutuskan pergi ke kantor CA' Group.

---

"Kalian dari mana?" tanya Audi saat melihat Cla dan Angga akan memasuki ruang CEO.

"Kita bicarain di ruangan gue," ucap Cla.
Mereka bertiga masuk ke dalam ruangan Claudya.

---

"Ada apa, Miss? Kenapa kalian kayak tegang gitu?" tanya Audi setelah duduk.

"Kita habis dari rumah kosong, Di. Rumahnya serem banget." Bukan Cla, melainnya Angga yang menjawab.

"Ada hantunya?" tanya Audi.

"Enggak. Tapi auranya mistris banget. Ih, ngeri!" jawab Angga.

"Emang ngapain kalian ke sana?" tanya Audi penasaran.

"Kita mau cari barang bukti," jawab Cla.

"Barang bukti apa, Miss?"

"Ntar lo juga tau."

Claudya segera memasukkan kartu nemori tadi ke handphonenya.

"Sial!" umpat Cla lirih.

"Kenapa, Miss?" tanya Audi melihat ekspresi Cla yang kesal.

"Kartu memori ini agak rusak, mungkin karena terlalu lama dibiarin. Lo bisa benerin nggak, Ngga?" balas Cla.

"Bisa-bisa. Sini, biar gue benerin!"

Karena Angga sudah mahir mengenai hal begitu, jadi tak butuh waktu lama untuk ia berhasil memperbaiki kartu memori tersebut.

Setelah selesai, Claudya segera menyambungkan handphone ke laptopnya.

Saat ia melihat isi dari kartu memori itu ternyata terdapat sebuah video dengan durasi sekitar 2 jam. Cla mengeklik video tersebut.

Angga dan Audi ikut menontonnya. Betapa terkejutnya mereka saat mengetahui isi dari video itu. Audi sampai hampir muntah karena tidak kuat melihat adegan yang menurutnya menjijikkan.

"Ternyata bener dugaan gue. Dia emang bener-bener biadab!" ucap Cla berusaha menahan emosinya.

"Sekarang kita harus gimana, Miss?" tanya Angga.

"Lo copy video ini terus jadiin satu folder sama bukti-bukti kejahatan dia yang lain," jawab Cla memerintah.

"Siap, Miss," kata Angga.

"Kenapa kita nggak langsung lapor polisi, Miss?" tanya Audi.

"Belum saatnya," jawab Cla.

CLAUDYA : My Student, My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang