Chapter 12

2.1K 260 34
                                    

꧁༒ Happy Reading ༒꧂

Di langit yang membentang dengan luasnya, sang mentari sudah tak terlihat dan digantikan perannya oleh sang bulan yang bersinar dengan terang. Berhias bintang-bintang yang bertebaran acak membuat langit malam semakin indah. Sayup-sayup terdengar suara nyanyian hewan malam yang terdengar sangat merdu saling bersahut-sahutan.

Cahaya bulan yang terang menyusup ke sebuah ruangan yang didominasi dengan warna merah menyala membuat orang berpikir siapapun pemilik ruangan itu pasti memiliki banyak ambisi. Terduduk seorang pria paruh baya diatas singgasana miliknya dengan segelas wine ditangan kanannya dan tangan yang lain mengetuk-ngetuk meja beraturan. Dan beberapa orang berdiri dan sebagian lagi bersujud hormat padanya seakan dia adalah raja yang patut dihormati.

"Apa kau sudah menemukan dimana mereka berada?" tanya seorang pria paruh baya angkuh itu tanpa mengalihkan pandangannya kearah orang yang ada dihadapannya, tepatnya bersujud didepannya.

"Sudah Tuan. Dua orang dari mereka sedang belajar di Gusu, dan satu lagi bekerja di Lanling." jawab seorang bawahan itu sambil menyerahkan beberapa berkas kepada seorang pria paruh baya yang disebutnya 'Tuan' itu.

Pria paruh baya itu membuka berkas yang diberikan bawahannya dan melihat foto-foto yang terdapat didalamnya. "Aku tak menyangka mereka tumbuh menjadi remaja yang sangat manis." gumam pria paruh baya itu dengan senyum smirk nya. "Calon istri-istriku benar-benar bukan main! Aku tak sabar untuk menemui mereka!!" lanjutnya lagi seraya tersenyum bangga.

"Ayah, siapa yang akan menjadi calon istri mu?? Kudengar tadi kau mengatakan istri-istri, berarti tidak hanya satu kan?!!" tanya seorang pemuda dengan pakaian khas berwarna merah menyala dengan simbol matahari tercetak jelas di pakaiannya.

Pria paruh baya yang bergelar 'Ayah' itu hanya tersenyum menanggapi pertanyaan sang putra. Membuat sang putra mengernyit bingung karena mendapat senyuman dari sang Ayah, bukannya mendapat jawaban atas pertanyaannya.

.

.

.

3 bulan kemudian.

Pagi ini suasana Yunshen Buzhi Chu terasa lebih riuh daripada biasanya karena kedatangan tamu yang tak diundang. Beberapa murid berbisik-bisik mengenai kedatangan tamu yang tak diundang itu.

"Apa yang dilakukannya disini?" pertanyaan yang sama bagi mereka yang melihat kedatangan tamu itu.

Lan Qiren mendengar kedatangan tamu itu dan segera menghampiri orang yang berhasil membuat riuh Yunshen Buzhi Chu pagi ini.

"Salam Presdir Wen, Tuan Muda Wen" sapa Lan Qiren hormat mencoba menetralkan ekspresinya setelah melihat siapa yang datang.

(Buat kalian yang nebak Wen Ruohan, kalian benar sekali. 💯 buat kalian👏👏)

"Hai Tuan Lan, bagaimana kabarmu?? Lama tak bertemu!!." jawab Wen Ruohan tanpa sopan santun.

"Baik Presdir Wen. Kalau boleh saya tau apa yang membuat anda berkunjung ke Yunshen??" tanya Lan Qiren masih sopan seperti biasanya.

"Aku ingin bertemu dengan calon istri-istriku!!" jawab Wen Ruohan to the point.

"Apa maksud anda??? Kenapa anda mencari calon istri di Yunshen!! Anda tau kan Yunshen adalah tempat belajar murid-murid remaja." Lan Zhuoren yang melihat kedatangan Wen Ruohan langsung bertanya maksud perkataan Presdir Wen itu.

"Ahhh Presdir Lan, anda ternyata juga berada di sini?? Apa perusahaan anda bangkrut sehingga anda berada di sini bukannya diperusahaan?" tanya Wen Ruohan dengan senyum mengejek.

[BL] MEMORY : Unexpected Love Where stories live. Discover now