꧁༒ Happy Reading ༒꧂
Setelah Lan Zhuoren mengetahui bahwa Jiang Cheng dan Wei Wuxian kemungkinan besar berada bersama Wen Ruohan, ia semakin marah sekaligus khawatir. Wen Ruohan bukanlah orang yang punya rasa kasihan, Wen Ruohan bisa saja melakukan hal buruk kepada Jiang Cheng dan Wei Wuxian. Segala pikiran buruk itu membuat Lan Zhuoren semakin frustasi. Tak terkecuali Lan Xichen dan Lan Wangji yang semakin khawatir dengan keadaan sang pujaan hatinya saat ini.
"Ayah, bagaimana ini?" tanya Lan Xichen dengan nada khawatir yang sangat kentara.
"Ayah. Aku ingin bertemu Wei Ying." ucap Lan Wangji tak kalah khawatir, walaupun raut wajahnya tetap datar.
Lan Zhuoren yang melihat kekhawatiran kedua putranya, segera menelepon seseorang dan menuju kediaman Wen--tempat Jiang Cheng dan Wei Wuxian berada.
"Ayah pergi dulu!" ucap Lan Zhuoren tegas.
"Aku ikut ayah!" ucap Lan Xichen dan Lan Wangji bersamaan.
"Baiklah. Kita harus bergegas sekarang juga!!"
Lan Zhuoren, Lan Xichen dan Lan Wangji berangkat menuju kediaman Wen bersama beberapa bawahan Lan Zhuoren yang sengaja Lan Zhuoren panggil untuk membantu menyelematkan Jiang Cheng dan Wei Wuxian. Lan Zhuoren mengemudikan mobilnya dengan sangat cepat. Dengan gurat kekhawatiran masih senantiasa ada pada wajahnya.
Saat sampai dikediaman Wen, ternyata beberapa orang suruhan Lan Zhuoren yang sudah sampai duluan dikediaman Wen berhasil meruntuhkan pertahanan bagian depan. Mereka pun segera mencari keberadaan Jiang Cheng dan Wei Wuxian ke segala penjuru ruangan.
"Sebaiknya kita berpencar!! Berhati-hatilah!" ucap Lan Zhuoren kepada kedua putranya.
Lan Xichen dan Lan Wangji pun mengangguk dan segera mencari keberadaan Jiang Cheng dan Wei Wuxian. Suara tembakan dan perkelahian memenuhi kediaman Wen. Lan Xichen dan Lan Wangji yang tak membawa senjata apapun berhasil melumpuhkan beberapa musuh yang memakai senjata. Memang keahlian bertarung keluarga Lan tak bisa dianggap remeh. Sedari kecil kakak beradik Lan itu sudah diajari bela diri oleh Ayah maupun Pamannya. Oleh sebab itu, walaupun tanpa senjata sekalipun, mereka masih tetap bisa bertahan sampai saat ini.
Lan Xichen terus menghajar orang orang yang menghalanginya. Ia tak peduli apapun lagi, yang ada dipikirannya sekarang hanyalah Jiang Cheng. Ia berharap Jiang Cheng akan baik-baik saja. Jika sampai sesuatu terjadi kepada Jiang Cheng, ia tak akan mengampuni siapapun yang melukai Jiang Cheng.
.
.
.
"Wei Ying...!!!" teriak Lan Wangji disetiap langkahnya sambil terus bertarung melawan beberapa orang yang menghalangi jalannya.
Wei Wuxian samar-samar mendengar suara Lan Wangji mendekat kearahnya. Ia pun merasa sedikit aman setelah mendengar Lan Wangji yang menyerukan namanya. "LAN ZHANNN... AKU DISINI!!! TOLONG AKU LAN ZHAN!! LAN ZHAANNN!!!" teriak Wei Wuxian sekeras mungkin agar terdengar oleh Lan Wangji.
Wen Chao yang mendengar Wei Wuxian berteriak segera membungkam mulut Wei Wuxian dengan tangannya. "Diamlah kau bodoh!! Jangan berisik!!"
Namun suara Wei Wuxian sudah duluan sampai ke pendengaran Lan Wangji. Lan Wangji yang mendengar suara Wei Wuxian dari arah sebuah ruangan yang tak jauh dari tempatnya berada segera menuju ruangan itu dan mendobrak pintu yang menghalangi hingga hancur.
"Kau!!! Bagaimana bisa kau masuk kesini???" tanya Wen Chao sedikit gemetaran. Ia sedikitnya tau kemampuan bertarung keluarga Lan. Semua dunia telah membicarakan kemampuan bertarung keluarga Lan.
YOU ARE READING
[BL] MEMORY : Unexpected Love
Fanfiction[FANFICTION OF MDZS] Jiang Cheng adalah seorang remaja yang hanya ingin hidup damai. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang membuatnya merasa sedih, marah, kecewa dan bahagia bercampur menjadi satu. Sebuah rasa yang muncul tanpa diketahui...