Chapter 16

1.7K 229 2
                                    

꧁༒ Happy Reading ༒꧂

Langit senja sudah menyapa, Jiang Yanli, Jiang Cheng dan Wei Wuxian berjalan pulang kerumah.

"A-Cheng... Bibi pasti senang karena kita membawa banyak makanan..." ucap Wei Wuxian dengan gembira.

"Hmm..." jawab Jiang Cheng singkat.

Jiang Yanli tersenyum melihat kedua adiknya tadi bersenang-bersenang di festival. Mereka pun bersenandung ria sembali melangkahkan kaki menuju kerumah.

Sesampainya dihalaman Kediaman Jiang, mereka bertiga melihat banyak orang yang sedang berdiri disana. Jiang Yanli merasakan ada sesuatu yang salah, ia pun mencoba melewati kerumunan orang itu dan tepat dihadapannya mayat Ibu dan Ayahnya terbaring bersimbah darah. Matanya memanas mengeluarkan bulir-bulir air mata yang sudah tak terbendung lagi. Ia menutup mulutnya menatap tak percaya apa yang terjadi dihadapannya sekarang.

"Hiks... Hiks... Apa yang terjadi?" tanyanya sembari terduduk lemas, kakinya tak mampu menopang tubuhnya, ia hanya bisa menangis.

Seorang wanita paruh baya memeluk Jiang Yanli dan mencoba menenangkan Jiang Yanli. Jiang Yanli semakin menangis histeris.

Sudah terlalu lama menunggu, namun Jienya tak kunjung datang, Jiang Cheng dan Wei Wuxian mencoba menerobos masuk kekerumunan didepan rumahnya itu. Betapa syoknya Jiang Cheng melihat kedua orang tuanya yang sudah tiada. Ia menangis kencang, tak terkecuali dengan Wei Wuxian, ia juga menangis. Jiang Yanli yang menyadari kedua adiknya sudah berada disampingnya pun memeluk Jiang Cheng dan Wei Wuxian dengan erat.

Mereka terduduk lemas sembari terus menangis. Tangisan itu terdengar pilu bagi siapa saja yang mendenganya. Mereka yang melihat ketiga anak itu menangis ikut merasakan duka. Padahal mereka bertiga masih kecil, tapi sudah harus hidup tanpa orang tua lagi.

"A-ayah...Hiks... Ibu... Hiks... Hiks..." isak tangis Jiang Cheng dipelukan Jiang Yanli.

"Hiks... Hiks... Apa yang terjadi dengan Paman dan Bibi?!... Hiks... Kenapa ada darah ditubuh mereka?!" isak tangis Wei Wuxian terdengar sangat menyakitkan.

Jiang Yanli semakin memeluk erat kedua adiknya. Ia mencoba menenangkan kedua adiknya, padahal dia juga sangat merasakan sakit. Namun, hanya dia yang bisa menenangkan kedua adiknya. Ia harus tegar demi kedua adiknya.

Proses pemakaman telah selesai. Selama pemakaman tangis ketiga anak itu tak pernah berhenti. Mereka pulang kerumah dalam keadaan yang berantakan.

.

.

.

Hari berlalu begitu saja. Suasana dirumah keluarga Jiang masih sama, terlihat memilukan. Jiang Cheng masih terus menangisi kepergian kedua orang tuanya. Jiang Yanli yang melihat adiknya itu merasa sangat sedih. Selama beberapa hari ini, Jiang Yanli terus mencoba untuk menghibur adiknya dan juga mempertahankan Jiang Company disela dukanya atas kepergian kedua orang tuanya. Namun baru beberapa hari sejak hari kepergian orang tua mereka, Jiang Company runtuh. Jiang Yanli tak bisa hanya diam, ia harus menghidupi kedua adiknya. Ia pun memutuskan mencari pekerjaan dan memutuskan untuk pindah ke Lanling. Ia sebenarnya punya firasat buruk sejak Ibunya menyuruh mereka untuk ke festival dulu. Jadilah saat ini Jiang Yanli memutuskan untuk pindah dari Yunmeng, demi keselamatan mereka.

Awalnya Jiang Cheng menolak karena di Yunmeng lah kenangan nya bersama orang tuanya selama ini, namun karena kakaknya sudah memohon ia pun setuju. Mereka pun hidup di Lanling, sederhana tanpa kekayaan.

.

.

.

Kediaman pribadi Lan Xichen - Hanshi

[BL] MEMORY : Unexpected Love Where stories live. Discover now