꧁༒ Happy Reading ༒꧂
Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi, Jiang Cheng dan Wei Wuxian sudah selesai menyiapkan beberapa barang dan pakaian yang mereka butuhkan untuk acara makan malam dengan Presdir dari Jin Company. Begitu pula dengan Lan Zhuoren yang tadi malam menginap di Yunshen.
"Ayah, apa Paman Qiren akan ikut?" tanya Wei Wuxian yang melihat Lan Qiren berjalan kearahnya.
"Hmm... tentu saja. Kasihan dia jika ditinggal sendirian." jawab Lan Zhuoren yang dibalas kikikan oleh Wei Wuxian.
"Paman Qiren... Paman Qiren... Disini...!!" teriak Wei Wuxian melambai-lambaikan tangannya.
"Dilarang membuat keributan di Yunshen! Apa kau lupa peraturan yang berlaku di Yun Shen Buzhi Chu W E I W U X I A N?!!" tegur Lan Qiren menekankan nama Wei Wuxian.
"Ayolah Paman... itu adalah pemikiran yang sangat kolot. Apa Paman tau, peraturan ada untuk dilanggar!!" Wei Wuxian dengan santainya mengatakan hal yang sangat dibenci oleh Lan Qiren.
"Sudah sudah! Kenapa kalian malah bertengkar? Seperti anak kecil saja!" Lan Zhuoren menengahi pertengkaran dua manusia yang saling bertolak belakang itu.
Setelah semuanya berkumpul, mereka berempat pun segera menuju bandara menggunakan mobil sport milik Lan Zhuoren.
"Ayah, bagaimana dengan Lan Zhan?" tanya Wei Wuxian.
"Ahh Wangji akan berangkat dari apartment nya. Semalam ada pekerjaan yang harus diselesaikannya di Lan Company bersama dengan Xichen." jelas Lan Zhuoren namun masih tetap fokus menyetir mobilnya.
"Lan Zhan punya apartment, Ayah?" tanya Wei Wuxian kaget.
"Tentu saja, tapi dia jarang tinggal disana, hanya sesekali."
"Oh begitu." Wei Wuxian mengangguk, ia kemudian melirik kearah Jiang Cheng yang terlihat kesal. Pasti itu karena sudah beberapa hari ini Lan Xichen tak pernah pulang ke Yunshen lagi.
"Ayah, apakah Xichen-ge tinggal bersama Wangji?" Wei Wuxian mulai menanyakan perihal Lan Xichen.
"Tidak... Xichen punya apartment sendiri juga. Beberapa hari ini dia lebih banyak menghabiskan waktu di Lan Company. Jika harus pulang ke Yunshen akan terlalu lama, jadi dia akan pulang ke apartment nya saja yang lebih dekat dari Lan Company." jelas Lan Zhuoren.
"Ohh jadi itu sebabnya Xichen-ge tak pernah kembali ke Yunshen lagi belakangan ini. Pasti terasa sepi, ya kan A-Cheng?!" Wei Wuxian tersenyum seraya mengedipkan sebelah matanya kearah Jiang Cheng.
"Apa maksudmu hah?!" Jiang Cheng tersulut emosi. Ia sudah kesal dengan Lan Xichen, ditambah lagi dengan kejahilan Wei Wuxian.
"Kenapa sayang? Apa Chengcheng kesepian di Hanshi sendirian?" tanya Lan Zhuoren.
"B-bukan begitu Ayah. Aku tidak kesepian kok." jawab Jiang Cheng gugup.
"Kak, berhentilah berbicara dan fokuslah menyetir!!" tegur Lan Qiren yang sedari tadi sudah pusing mendengar semua pembicaraan orang-orang itu.
"Ck! Tidak asik. Qiren sangat membosankan!" ucap Lan Zhuoren sebal.
"Benar. Tidak asik. Paman Qiren sangat membosankan!" Wei Wuxian ikut-ikutan memojokkan Lan Qiren.
Lan Qiren menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Ia sudah lelah. Ia hanya ingin hidup tenang, tanpa ada gangguan dari iblis.
Perjalanan menuju bandara telah berakhir. Disana sudah ada Lan Xichen dan Lan Wangji yang sudah tiba duluan karena memang jarak bandara dari apartment mereka tak terlalu jauh.
YOU ARE READING
[BL] MEMORY : Unexpected Love
Fanfiction[FANFICTION OF MDZS] Jiang Cheng adalah seorang remaja yang hanya ingin hidup damai. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang membuatnya merasa sedih, marah, kecewa dan bahagia bercampur menjadi satu. Sebuah rasa yang muncul tanpa diketahui...