MIY 5

104 20 9
                                    

Junmyeon sesekali menengok ke arah lain saat sedang berbicara dengan beberapa rekan kerjanya yang datang ke pernikahan Ayahnya hari ini. Sebuah pintu yang mengarah ke ruangan khusus untuk pasangan pengantin masih tertutup rapat sejak tadi dengan dua orang pengawal di depannya. Dia bahkan sempat melihat sang Ayah yang tidak merasakan gugup sama sekali sedang menyapa beberapa tamu nya yang masih berada di dalam gedung ini. Meskipun satu per satu tamu sudah mulai pergi, namun hal itu tidak mengurangi para wartawan yang masih berada di area luar untuk menjalani pekerjaannya. 

"Apa kau ingin makan sesuatu sebelum meja makan penuh?" Changsub berjalan mendekat ke arah Junmyeon. 

"Tidak"

"Ayahmu sempat menyuruh para pengawal untuk mengizinkan para wartawan untuk masuk nanti"

"Mwo?"

"Dia juga ingin memanggilmu sejak tadi tapi selalu tertahan dengan rekan bisnisnya yang ingin berbicara dengannya"

Junmyeon mulai mengarahkan pandangannya ke arah sang Ayah lalu berjalan mendekatinya. Tidak ada siapapun yang sedang berada di dekatnya jadi dia dapat dengan mudah menghampirinya seperti ini. 

"Kenapa kau membiarkan para wartawan untuk masuk?"

Ayahnya mengangkat kepalanya dari layar ponsel yang ada di salah satu tangannya. 

"Mereka pasti sangat lelah berdiri terlalu lama di cuaca panas seperti itu. Lagipula masih banyak tersedia makanan dan akan sangat sayang untuk di buang begitu saja"

"Apa kau akan membiarkan mereka berkeliaran bebas dan bertemu para tamu yang ada di sini?"

"Tidak. Mereka akan masuk melalui pintu lain dan tidak diperbolehkan melewati lorong ini sama sekali. Apa Chorong dan Ibunya masih saling berbicara di dalam ruangan itu?"

"Nde. Belum ada yang keluar dari sana sejak tadi"

"Kalau begitu, ajaklah Chorong pulang lebih dulu. Dia akan membutuhkan banyak bantuanmu untuk membereskan barang-barangnya"

"Nde?"

"Lagipula dia tidak ingin identitas dirinya diketahui oleh publik, jadi kau bisa pergi sekarang kalau mereka sudah selesai berbicara"

"Kenapa kau tidak menyuruh salah satu dari pengawalmu untuk melakukan hal itu, Abeoji?"

"Kau sudah menjadi saudara tirinya sekarang. Tidak ada salahnya membantu dan mungkin kalian bisa dengan cepat akrab satu sama lain"

Junmyeon merasa malas untuk menyetujui perintahnya itu. Tapi akhirnya dia berjalan ke arah pintu ruangan tadi dan melihat Ibu tirinya sedang berbicara dengan beberapa pengawal di sana. 

"Ju-junmyeon'ah....." Wanita itu masih terlihat canggung saat menyapa anak tirinya secara langsung. 

"Dimana Park Chorong?"

"Nde? Dia sudah berjalan keluar lebih dulu tadi"

Junmyeon menghela nafasnya pelan sebelum melangkah ke arah manajernya untuk meminta kunci mobilnya pada pria itu. 


Chorong yang sudah berada di area luar gedung tampak terus berjalan dan menghiraukan beberapa taxi kosong yang melaju melewatinya. Dia sama sekali tidak memiliki niatan untuk menaiki kendaraan itu untuk bisa cepat pulang ke rumah karena pikirannya hanya tertuju pada pembicaraan yang terjadi dengan Ibunya tadi. 

"Aku harus menjualnya karena rumah itu hanya memiliki kenangan buruk bagi kita berdua, khususnya bagimu. Kau bisa membuang jauh-jauh benda peninggalan Ayahmu itu karena dia merupakan kriminal yang dihukum mati sejak lama. Kita bisa melanjutkan hidup bersama dengan Ayah barumu, Chorong'ah. Dia pria yang baik dan akan memberikan kasih sayangnya juga padamu nanti"

Made In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang