Aku sudah memilih keputusan itu. Dan aku harap, ini adalah jawaban dari semuanya.
•••
"Seharusnya, kau rawat inap di sini, Taehyun-san. Kondisi tubuhmu cukup lemah saat ini."
Sebuah ruangan yang didominasi warna putih dan sebuah bangsal sudah menjadi ciri khas dari tempat itu. Seorang pria berjas putih dengan kacamata yang bertengger di wajah menopang dagunya dengan kedua tangannya menatap intens ke arah grey eyes yang sayu itu dari pemuda berambut red fire serta bibirnya yang pucat pasi dan kondisi tubuh yang lemah. Bahkan ketika duduk pun tubuh itu terlihat ringkih sampai sang dokter menatapnya khawatir akan kesehatan pemuda ini. Kondisi tubuh yang kurus seperti tidak dirawat serta wajah yang sedikit kusut-yang sebelumnya tertutup bedak dan lipbalm di bibir merahnya menjadi alasan pemuda tersebut berada di tempat itu lantaran ia dikabarkan pingsan setelah mengisi acara kelulusan di kampus barunya.
"Tidak perlu. Beri aku obat atau vitamin saja itu sudah cukup bagiku." Taehyun melirik name tag yang berada di sebelah kanan dari jas putih tersebut. K. Ia menatap dingin Dokter K seakan tak ingin dirawat di tempat itu karena mengingatkannya pada suatu insiden di masa lalu yang membuatnya benci dengan tempat itu. K yang melihat respon dari Taehyun hanya membalas dengan anggukan kepala lalu ia menulis beberapa resep obat yang harus Taehyun tebus di bagian apotik nantinya.
Pria itu mendengus pelan melihat sikap Taehyun yang keras kepala menolak untuk dirawat. Bagaimana tidak, tubuhnya yang lemah yang cukup memprihatikan bagi K. Karena seharusnya, setiap pasien yang memiliki gejala seperti Taehyun, pasien harus dirawat inap di sana meski hanya beberapa hari. Namun sepertinya, hal itu tidak berlaku bagi Taehyun. Pemuda ini sudah cukup benci yang teramat dalam pada tempat itu. Tak hanya itu, kondisi keuangannya yang sedikit membuatnya tidak ingin dirawat.
"Ini resep obat yang harus kau tebus, Taehyun-san." Dokter K memberikan secarik kertas padanya sambil memberi nasehat mengenai kondisinya, "Perhatikan pola makanmu. Kau nampak kurus sekali." Ucap K yang khawatir melihat kondisi pemuda yang berasal dari negara lain dan pergi seorang diri ke negara ini. Terlihat dari ciri fisiknya yang berbeda dari penduduk di sana. Mata lebar, bibir sedikit tebal, serta kulit putih nan halus yang menjadi pembeda dari penduduk lokal.
Taehyun mengangguk kemudian bangkit dari kursinya dan membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan ruangan menyebalkan itu. Di depan pintu ruangan, ia terdiam menatap resep obat yang ia genggam. Secarik kertas yang bertuliskan beberapa nama obat yang harus ia konsumsi, "Mengapa aku selemah ini?" Ia bergumam sendiri melihatnya. Pikiran tentang hal milih memilih itu terus menghantuinya dan membuat dirinya jatuh sakit serta porsi makan yang memang tidak dikontrol. Ditambah acara kelulusan yang dimajukan membuatnya bekerja semakin keras lagi agar bisa menampilkan yang terbaik.
Mengenai pola makannya, ia memang tidak mengatur dengan baik perihal ini. Dalam sehari ia bahkan tidak makan karena pikirannya selalu mengarah ke sana. Nafsu makan yang kurang juga menjadi alasan ia tidak mengontrol pola makannya. Di sini, ia justru malah semakin terbebani dengan pemikiran tentang hal itu. Setiap ia melamun, pikiran itu selalu terlintas di otaknya meski ia sudah mencoba untuk melupakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Come To Me [END] ✅
FanfictionNote: kemungkinan ada beberapa episode yg diubah. Jdi, bisa dibilang ini adalah revisi mandiri dari author sendiri. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Terima kasih. 🐿Updet setiap jam 14.05 dan 17.02 (diusahakan)🐿 Ketika kau datang padaku. Memilik...