BAB 1-SCANE

20.8K 225 4
                                    

Ketika fajar mulai menyingsing, hal pertama yang dilihat oleh gadis berambut panjang adalah wajah bantalnya dari kaca.

"Sebenarnya aku ini cantik kalau habis bangun," gadis itu terkekeh.

Setelah menatap wajahnya, gadis itu mulai mengambil sikat gigi lalu menggosoknya. Ritual yang setiap hari dia lakukan ketika bangun dari tidur.

"CHANNA! IBU BERANGKAT DELUAN!" Itu suara mamanya dari balik pintu.

Cepat-cepat ia menyudahi aktivitasnya. "Ya!" Channa menyahutnya dengan teriakan.

Rupanya mamanya telah pergi tanpa ingin mendengarkan teriakan membahananya itu. Setelah Channa tahu mamanya telah pergi, ia segera mengganti baju. Terlihat jika dia buru-buru saat menggantinya. "Astaga aku telat!"

Saat ingin memakai celana, tiba-tiba ponselnya berdering. "Merepotkan sekali," Channa menggerundel lalu mengambil benda pipih tersebut dengan celana yang masih dilutut. "Ya!"

"Kau harus kekampus secepatnya! Astaga kau akan---

Tut!

Channa mematikan ponselnya, tidak ingin mendengarnya lebih lanjut. "Dia kira aku ini sport apa!"

*

Gadis bertubuh tinggi itu tersenyum ketika melihat sabahatnya. "Kau sangat lama," katanya sambil memanyunkan bibirnya.

Channa menaikkan sebelah alisnya dan berlalu meninggalkan gadis itu. Sepertinya akan ada suara cempreng akan akan memenuhi gendang telinganya.

"Kau harus kembali kesekolah dasar! Belajarlah sopan santun dan tidak meninggalkan orang dengan seenak jidatnya," seru gadis itu mengejar sahabatnya.

Dengan sabar Channa menghentikan langkahnya, lalu melipat ledua tangannya. "Ada apa, Calla?" Tantanya.

"Kau mematikan panggilanku. Seharusnya kau mendengarkanku ada berita penting hari ini," Calla menatap Channa kesal.

"Oh ya, berita apa?" Tanya Channa menuntun sahabatnya untuk berjalan.

"Sepertinya kita akan kedatangan Dosen baru, mungkin beberapa hari lagi," Calla menjelaskan dengan mata menyipit dan kembali menatap Channa. "Apa jangan-jangan dia Dosen galak?" Tanyanya.

Channa terkekeh. "Jangan menerka-nerka Cal, kau harus positif thinking,"

Calla terlihat berpikir, dia masih menerka jika Dosen baru itu adalah Dosen galak. "Mungkin saja," dia berkata pelan.

Kedua sahabat itu memasuki kelas yang telah dipenuhi oleh para Siswa. Lantas keduanya mendekati meja masing-masing tanpa melanjutkan lagi pembahasan mereka. Setelah menunggu, sosok Dosen bertubuh gembul masuk kedalam kelas lalu proses presentase dimulai.

*

"Pertemuan ini kita akhiri sampai disini. Terima kasih sudah mendengarkan." Kata pria berjas hitam kepada klaennya. Mereka menjabat tangan pria tersebut dengan berwibawa.

"Kau hebat," Pria berjas navi meninju bahunya pelan.

Pria itu terkekeh. "Kau lebih hebat, En." Dia membalasnya.

"Seharusnya kau memujiku dari dulu sobat," kata Enoch sambil terbahak

"Hilangkan saja kepedeanmu itu. Bercintalah dengan wanita-wanitamu." Kael tersenyum bermaksud menggoda sahabatnya.

Enoch tertawa lagi. "Tidak ada wanita lagi," dia menatap Kael. "Bagaimana denganmu?"

Kael duduk diatas meja kebesarannya. "Lupakan saja," jawabnya. "Aku tidak berminat dengan wanita-wanitamu."

After Second Marriage(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang