BAB 30-Mengembalikan Cincin

1.2K 64 9
                                    

Sebuah Artikel tersebar luas jika Mr. Drockly mempunyai seorang putra dari wanita lain. Hal itu membuat isrtri Mr. Drockly mengamuk. Wanita yang kerap disapa Rindy menatap suaminya murka seakan siap menghantam kepala botaknya itu.

"Aku bisa jelaskan semua," sesal Mr. Drockly menatap wajah istrinya sendu.

Rindy tertawa sumbang. "Jelaskan? Apa berita itu tidak cukup membuatku percaya?"

"Bukan seperti itu, sayang." Kilah Mr. Drockly sembari merai jemari istrinya.

Namun wanita itu menampiknya. "Kau bisa jelaskan di pengadilan nanti." Tukasnya lalu pergi.

"Dia memang putraku, tapi aku melakukannya karena kau lebih mementingkan pekerjaanmu." Sergah Mr. Drockly dengan napas memburu.

Rindy membalik badan dan menatap suaminya jengkel. "Apa katamu? Aku mementingkan pekerjaan?" Tanyanya seraya mendekati pria itu. "Siapa yang menutupi beban perusahaan kita! Siapa yang membayar utang perusahaan kita! Siapa! Kau hanya menghamburkan uang untuk kepentingan pribadimu. Bahkan aku yang menutupi keruangian 35% itu."

Mr. Drockly terkejut. Ia tidak bisa membalasnya dengan kata-kata. Mungkin benar dia hanya mementingkan diri sendiri. "Maafkan aku, Rin. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Tolong maafkan aku," pria itu memohon dengan bersimpuh dihadapan istrinya.

Tapi sepertinya wanita itu tidak ingin mendengar ucapan sesal dari pria tersebut. "Aku akan memaafkanmu saat kita resmi bercerai." Tegasnya lalu meninggalkan pria itu.

Mr. Drockly menangis. Ini semua kesalahan dirinya. Ia seharusnya tidak melakukan hal itu. Dan juga semua ini karena Tuan Newton dan putranya. "Keparat! Kalian akan hancur!"

*

Kael menunduk saat Channa terus menatap dirinya tanpa ingin mengatakan apapun. Hal itu membuat suasana awkward terjadi diantara mereka.

"Apa kau menikmatinya?" Tanya gadis itu setelah terdiam cukup lama.

Kael bergerak gelisah. "Apa yang kau maksud?"

"Semalam," sahut Channa lantas mengambil sebuah gelas dan mengisinya dengan kopi dingin. "Kopi." Tawarnya lalu meminumnya.

Sementara Kael tidak mengerti sama sekali apa yang gadis itu lakukan. "Apa kau mencurigaiku?"

"Tidak. Apa aku memiliki sifat rendahan seperti itu? Aku hanya memastikan jika kau menikmati suasana keluargamu," Tutur Channa sambil tersenyum.

"Lalu, Mengapa kau mengajakku duduk seperti orang bodoh?" Seru Kael yang sama sekali tidak mengerti tujuan gadis itu mengajaknya bertemu diruang itu. Bahkan ia harus meeting siang ini.

"Kau yang membuatku bodoh, Kael. Apa kau sudah lupa jika aku istrimu? Oh astaga, aku lupa jika kita hanya dijodohkan." Terang Channa sambil terkekeh. Dia tanpa sadar mengeluarkan air matanya. Hatinya masih hancur setelah kebohongan yang pria itu lalukan.

"Apa maksudmu, Channa! Jangan berbelit-belit!" Bentak Kael tanpa sadar. Ia sudah kehilangan kesabaran.

"Kau harus memilihnya, Kael," lirih gadis itu yang sudah tidak bisa menahan tangisannya. "Aku tidak sekuat itu. Aku hanya ingin kebahagiaan. Apa kau tahu? Aku sakit."

Kael menatap Channa bingung dan juga tidak percaya. "Apa aku menyakitimu?"

"Ya," Channa membenarkan. Dia menatap pria itu dengan air mata yang masih bercucuran."aku rasa, aku tidak bisa melajutkan pernikahan kita."

"Kenapa? Apa aku melakukan sesuatu padamu? Tolong jangan katakan itu padaku," Kael beranjak dari posisinya dan mendekati gadis itu. Ia memeluk pinggang istrinya.

After Second Marriage(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang