BAB 40-Kehilangan

1.8K 48 1
                                    

Zafir emosi melihat putranya yang semakin tak menurut padanya. Pria itu seperti tidak mampu mengusai dirinya hingga, plak. Zafir Newton menampar putra kebanggannya itu.

Enoch tersenyum ketika menerima tamparan keras dari sang ayah. Dia tahu keegoisannya membuat ayahnya itu tak bisa menerima. Akan tetapi, semua yang dia lakukan karena dirinya tidak mampu lagi menahan penderitaan yang diam-diam ia sembunyikan.

"Zefir!" Teriak Alnissa dari arah tangga. Wanita itu terbirit-birit menuruni anak tangga dan menghampiri putranya. "Apa yang kau lakukan, Zafir! Kau tega menyakiti putramu?"

"Ulah putramu itu kita akan masuk kepenjara, Nissa. Aku tidak percaya jika putramu melakukan hal itu," papar Zafir dengan raut kesedihan.

"Apa," Alnissa terganga kaget. Ia tahu betul apa yang suaminya katakan. "Sayang, apa itu benar?" Wanita itu menangkup kedua pipi putranya.

Enoch terdiam sembari menunduk. Apakah semua ini kesalahannya?

Zafir berjalan kearah nakas yang tak jauh darinya. Pria itu seperti mencari sesuatu dari laci-laci yang ia buka. Saat laci terakhir terbuka, sebuah borgol terlihat.

"Apa yang ingin kau lakukan, Zafir! Tidak. Jangan lakukan itu," Alnissa seketika histetis ketika melihat borgol telah berada di tangan suaminya. Ia tahu apa yang akan dilakukan pria tersebut.

Tanpa mendengar ucapan istrinya, dia meraih tangan Enoch dan memborgolnya.

"Tidak Zafir, jangan lakukan itu padanya!" Alnissa menarik tangan suaminya agar pria itu tidak menyakiti putranya.

"Ini hukuman jika dia bertindak seenaknya. Kau tahu? Putramu sudah memberikan bukti kepada perusahaan Lilith! Apa kau tahu akibatnya? Aku dan putramu akan membusuk dipenjara." Jelas Zafir dan menarik tangan Enoch untuk memasuki mobilnya.

Enoch tidak melawan. Bahkan berniat melepaskan borgol itu dia tidak ingin. Mungkin memang ini hukumannya telah bertindak seenaknya tanpa perintah dari ayahnya.

Zafir melajukan mobilnya dengan jalur yang Enoch tidak tahu. Semakin lama mobil itu memasuki hutan yang membuat dirinya sedikit ketakutan. Pikiran pesimis telah menari-nari diotaknya.

"Kau tidak ingin melakukan sesuatu? Atau kau sudah merasa bersalah?" Tanya Zafir tanpa menatap putranya.

"Apa ayah tidak pernah merasa jika aku tidak ingin melakukannya?" Enoch melemparkan pertanyaan kepada ayahnya.

Suasana cukup tenang. Namun, Enoch tahu ayahnya telah merencanakan sesuatu kepadanya.

Zafir terbahak. "Seperti yang kau ketahui, Enoch. Alnissa hanyalah wanita pilihan mereka. Kau paling tahu siapa yang kau hianati," cibirnya.

"Ya, anda benar," terang Enoch sambil menatap borgol yang melingkar dikedua tangannya.

Ingatannya terbayang ketika mamanya menikahi pria yang tidak pernah mencintainya. Ia sangat ingat jika pria itu tidak pernah menganggapnya. Dibagian tubuhnya hanya ada orang lain.

Dan dia juga melakukan penghianatan itu kepada ayahnya bukan tanpa alasan. Dia melakukannya karena tidak mampu lagi bertahan dalam bayangan-bayangan rasa bersalah yang terus menghantuinya. Bahkan, karena dirinya sahabatnya berpisah dengan Istrinya. Sungguh miris hidupnya yang penuh dengan tekanan.

Zafir memberhentikan mobilnya dibahu jalan. Pria itu turun dan menarik Enoch dengan paksa.

Enoch sudah pasrah. Tetapi dia cukup tenang karena beban yang selama ini ia tanggung perlahan terselesaikan. Dia berharap Channa tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Keduanya melewati hutan yang cukup seram. Zafir membawanya disebuah pohon yang terletak jauh dari jalan dan mengikatnya disana.

Zafir menatap Enoch yang sedari tadi tidak melawan. "Apa yang kau rencanakan!" Bisiknya.

After Second Marriage(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang