Esok paginya, Kael memasuki kantornya dengan tampang datar. Para karyawan menatapnya, keheranan.
"Pagi pak," sapa Dennise ramah, serta senyum manis tersungging jelas dibibir renumnya.
Kael hanya mengangguk menanggapinya. Pria tegap namun luwes itu segera memasuki ruangan kebesarannya yang sempat dia tinggalkan beberapa hari lalu.
Dennise menyusul dengan sebuah berkas ditangannya. "Bapak harus mendatanganinya," Pintanya setelah menyerahkan berkas tersebut.
Kael menerima tanpa bertanya apapun. Tangan jari-jari besarnya mulai membuka lembar demi lembar seraya meneliti disetiap tulisan.
"Apa saya mempunyai jadwal, Dennise?" Tanya pria itu tanpa memandangi gadis diseberang mejanya.
Dennise tersentak. "Jam 12 siang anda akan rapat dengan Newton Group dan Drockly Group, Tuan," Jelasnya sembari menautkan jari-jarinya.
Kael menutup berkas itu lalu memandangi Sektetarisnya. "Siapkan ruang meetingnya," perintahnya yang langsung dilaksanakan oleh gadis itu.
Dennise keluar dengan dada naik-turun. Dia tidak mampu berlama-lama diruangan terkutuk itu. Sembari menenangkan ketakutannya, ia dikagetkan oleh kehadiran sosok wanita yang membuat dirinya melupakan apa yang terjadi padanya.
"Tuan Kael sedang sibuk, Nona," katanya sambil menghalangi langkah wanita itu.
"Minggir! Aku harus menemui Kael," desak wanita tersebut.
Namun, Dennise tidak ingin pergi dari posisinya. "Nona Dissa, apa kau tidak punya harga diri lagi dengan semua ini? Sungguh miris," ledeknya sambil bersedikap dada.
Dissa terlihat tidak terima dengan ucapan Sekretaris didepannya. "Kau hanya Sekretaris rendahan! Aku tidak segan-segan membocorkan rahasiamu bersama Enoch." Bisiknya disusul tawa bahaknya.
Dennise mematung. Matanya mengerjab-ngerjab. Namun sesaat kemudian, dia membalasnya dengan seringai licik. "Jangan mengancamku, Nona Dissa! Akupun bisa melaporkan kepada Kael jika putramu bukan putra kandungnya!"
Tanpa diduga, Dissa menarik tangan Dennise lalu mengarah kepipinya hingga meninbulkan suara plak. Tiba-tiba tubuh Dissa terjatuh.
Saat itu pula, Kael keluar dari ruangannya karena mendengar keributan dari luar. Mata pria itu terbelalak melihat Dissa yang meringis kesakitan.
"Dissa," Kael segera membantu wanita itu bangkit.
Sedangkan Dennise masih mematung ditempat. Ia benar-benar tak percaya apa yang wanita itu lakukan.
Setelah Dissa bangkit, Kael menatap Sekretarisnya tajam. "Apa yang kau lakukan, Dennise!"
Dennise tersadar. "Apa? Aku tidak melakukannya." Seperti orang ling-lung, gadis itu menatap Bossnya bingung. Dirinya masih mencerna semua yang terjadi.
"Dia menamparku, El," tuduh Dissa sembari memeluk lengan Kael.
"Menamparmu? Anda waras? Wanita ul---
"Ada apa ini?"
Sebelum menyelesaikan ucapannya, seseorang menyelanya. Seorang pria mendekati kearah mereka.
Dissa mulai gelisah atas kedatangan pria tersebut. Dia segera melepaskan pelukannya. "Aku tidak apa-apa." Katanya lalu meninggalkan mereka.
Pria itu, Adley mengikuti langkah Dissa dengan ekor matanya.
"Ada apa, yah?" Tanya Kael yang sempat dibuat bingung atas tingkah Dissa beberapa saat.
"Ayah akan ikut meeting," jawab Adley sambil melangkah masuk kedalam ruangan setelah menyuruh Dennise kembali bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Second Marriage(Completed)
Romansa17+⚠️ :Konflik ringan! (Don't copy my story, please!) Follow me sebelum baca, terima kasih! Mulai: 2 Maret 2021 Selesai: 23 mei 2022