Kael membawa Channa kesebuah Cafe yang terdapat pemandangan yang begitu memukau dengan bintang-bintang yang membuat Channa terpukau. Senyumnya tak pernah luntur ketika merasakkan spoi-spoi angin menyentuh kulitnya lembut.
"Kau menyukainya?" Tanya Kael yang sedari tadi memperhatikan gadis itu.
Channa mengangguk semangat. "Tentu saja. Aku tidak pernah ketempat ini," katanya jujur.
Dengan senyum tipis, Kael memanggil seorang Waiter. Waiterpun menghampiri mereka lalu memberikan buku menu.
"Capucinno Late," pesan Kael dan menatap Channa. "Kau ingin memesan apa?"
"Aku," Channa tampak bingung dengan harga yang menurutnya sangat mahal. Ini hanya Capucinno tetapi harganya melebihi sebuah foundation. "Sampain saja." Dia terlihat kikuk.
Setelah mencatat pesanan mereka, Waiter itu meninggalkan keduanya setelah memberitahu jika pesanan itu akan tiba.
Kael, Channa sama-sama terdiam menikmati suasana yang membuat mulut mereka bungkam. Bahkan gadis itu terus menatap langit yang begitu menarik perhatiannya.
"Sedang apa kau bersama Enoch?" Tanya Kael yang membuat suasana mereka sedikit hidup.
Channa melepaskan pandangannya dari langit lalu menatap pria itu. "Kami kebetulan bertemu di jalan. Aku pikir akan lebih baik jika dia mengantarku pulang," sahutnya dengan senyum manis.
Untuk sejenak, Kael mengatur nafas yang entah mengapa terasa sulit untuk menghembusnya ketika melihat senyum itu. Dia bagai terhipnotis dan terjamah oleh sebuah senyum.
"Ini pesanan Tuan dan Nyonya," Waiter itu membawa pesanan keduanya lalu menaruhnya keatas meja. Secangkir Capucinno mungkin bisa meredakan hati yang sedang panas.
Setelah Waiter itu pergi, Kael kembali membuka suaranya. "Kau jangan terlalu akrab dengannya."
"Maksud kamu?" Tanya Channa keheranan dengan ucapan pria itu.
"Dae'sa menyukaimu tapi kau tidak tahu. Aku khawatir Enoch juga menyukaimu," terang Kael sembari memutar gelasnya.
"Kau cemburu?" Entah mengapa Channa berasumsi jika pria itu cemburu atas dirinya.
Namun, asumsi itu segera terbuang ketika pria itu terkekeh. "Tidak. Bukan seperti itu. Aku hanya khawatir jika mereka menyakitimu."
Channa tersenyum getir. Hatinya telah melayang namun kembali jatuh dengan ucapan pria itu. "Aku sudah cukup dewasa untuk sebuah hal menyakitkan," tantangnya.
Untuk kedua kalinya Kael terkekeh. "Kau berucap tanpa menggunakan otakmu."
"Aku tidak ingin berdebat," cetus Channa lalu menyesap Capucinnonya tanpa menatap Kael yang masih terkekeh. Kael merasa senang ketika gadis itu mulai kesal dan itu membuatnya cukup terhibur.
Setelah pembicaraan mereka, keduanya sama-sama diam terhanyut kedalam pikiran masing-masing. Bahkan, ketika Capucinno mereka tandas mereka tidak ingin beranjak.
Namun, tanpa mereka sadari seorang wanita bertopi memandangi keduanya dengan tajam. Hingga mengeluarkan sebuah pistol dari jaketnya. Pistol itu perlahan terarah kearah Channa tetapi wanita tersebut langsung mengurungkan niatnya.
"Hari ini kau hidup, tapi tidak hari esok," gumam wanita itu lalu memasukkan kembali pistolnya kedalam saku jaketnya. Wanita tersebut memandangi kedua insan yang tengah diam tanpa sapatah katapun keluar dari mulut mereka.
"Kau seharusnya merasakan jika aku disekitarmu," lirih wanita itu sambil memandangi Kael. "Tapi, kau tenang saja. Kita pasti bersama seperti dulu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Second Marriage(Completed)
Любовные романы17+⚠️ :Konflik ringan! (Don't copy my story, please!) Follow me sebelum baca, terima kasih! Mulai: 2 Maret 2021 Selesai: 23 mei 2022