Senja mulai menyingsing perlahan terganti sinar mentari yang membuat Channa tersenyum. Memandangi wajah pria yang tengah tertidur pulas dengan tangan menutupi dahi.
"Dia sangat tampan," Channa berucap tanpa sadar. Namun, setelah menyadari ucapannya dia segera menggeleng menyingkirkan pikiran jika dia telah memuji pria tersebut.
Mereka tidak tidur bersama, Channa tidur disebuah kursi kayu dengan jarak 1 meter dengan ranjang.
Setelah beberapa menit, gadis itu masih memandangi wajah pria yang tanpa disadarinya sudah terbangun.
"Kau sepertinya menikmati wajahku," Kael bersuara serak membuat Channa tersadar dan langsung menyembunyikan wajahnya dibawah selimut. Kael terkekeh dan bangkit dari ranjang. "Kau harus menyiapkanku sarapan," katanya lalu masuk kedalam kamar mandi.
"Kau tidak menyuruhku membakar kapal ini?" Tanya Channa dengan suara keras agar pria itu dapat mendengarnya.
Tentu saja Kael mendengar suaranya karena dia tidak menutup pintu kamar mandi. "Kecilkan suaramu," pria itu melayangkan tatapan peringatan.
Channa langsung menutup mulutnya, lalu menyingkap selimut dan ikut masuk kedalam kamar mandi.
"Apa yang kau lakukan!" Sergah Kael terkejut melihat aksi gadis itu.
"Kita harus cepat, aku tidak mau ketinggalan jika Komodo itu pergi." Cerocos Channa sambil menggosok giginya.
Rasanya Kael ingin menjitak kepala gadis itu. "Kau gila! Komodo itu tidak akan pergi, malah sebaliknya dia akan menyerangmu." Pria itu menjadi kesal.
Channa menatap Kael dari kaca dan berhenti menggosok giginya. "Apa kau serius?"
Seketika Kael mempunyai ide. "Ya, kau tidak seharusnya berniat untuk kesana. Itu pulau Komodo. Kau tahu? Komodo suka menyerang gadis-gadis," dia menakut-nakuti gadis itu.
Tetapi Channa malah tertawa sehingga busa di mulutnya muncrat kewajah Kael. "Kau jangan menakut-nakutiku begitu, lagipula ada kau disana untuk menolongku." Ucapnya bernada lembut.
Kael mengusap bekas busa yang terkena diwajahnya. Emosinya yang mulai terbangkitkan. Namun, dia meredakannya dengan berkata, "Kau pergi saja sama pak Johan, aku akan pergi sendiri."
"Kenapa tidak? Pak Johan kan pemandu. Kau ini suami atau bukan?" Channa mendengus kesal dengan menginjak kaki Kael.
Kael melayangkan tatapan benci kepada gadis itu. Dia membesarkan lubang hidungnya agar emosinya mereda. "Kau tinggal saja dikapal jangan pergi kemanapun," setelah mengatakan ultimatumnya, Kael melenggang pergi meninggalkan gadis itu.
"Apa aku salah? Tapi aku juga mau liat Komodo," kata Channa sendu sembari menatap kepergian pria itu.
*
Ketika sedang sarapan pagi, Channa memikirkan bagaimana cara agar dia bisa ikut ke pulau Komodo. Tapi, sepertinya otaknya tidak cukup untuk memikirkan sebuah ide.
"Jangan berpikir untuk bisa pergi," seakan tahu apa isi kepala gadis itu, Kael memperingatinya. Pria itu menatapnya tajam.
"Aku tidak sedang berpikir," kilah Channa sambil tersenyum lebar.
"Berpikirlah Channa,"
"Nak Kael, 10 menit lagi kita akan ke pulau komodo," ucap pak Johan memberitahunya.
Setelah mendengar pemberitahuan pak Johan, Kael tersenyum miring kearah Channa, bermaksud mengejek gadis tersebut.
"Kau tidak bisa melakukan itu padaku!" Channa berteriak tepat diwajah pria itu sehingga alir liurnya mendarat mulus diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Second Marriage(Completed)
Romansa17+⚠️ :Konflik ringan! (Don't copy my story, please!) Follow me sebelum baca, terima kasih! Mulai: 2 Maret 2021 Selesai: 23 mei 2022