BAB 26-Pengakuan Adley

1K 44 0
                                    

Gadis itu mulai mengerjapkan matanya agar dapat menyesuaikan sinar matahari. "Aku dimana?" Tanya gadis itu entah pada siapa. Ia sangat bingung dengan suasana baru dihadapannya.

"Kau sudah bangun?" Sebuah suara membuat gadis itu kaget. Ia membulatkan matanya sempurnah saat melihat pria asing yang kini didepannya.

"Siapa kau!" Seru gadis itu lalu memeriksa tubuhnya. Ia bersyukur karena pakaiannya masih lengap.

"Aku tidak berbuat semacam itu," ucap pria itu saat mengetahui apa yang gadis itu pikirkan. "Lagi pula aku tidak berminat."

Gadis itu, Calla memicingkan matanya. Ini sebuah penghinaan yang pria itu lemparkan padanya.

"Kau tidak terima?" Enoch melipat kedua tangannya sembari menatap eksoresi gadis itu.

"Aku harus pergi," Calla menyingkap selimutnya dan bangkit dari tempat tidur.

Namun saat ingin meraih kenop pintu, Enoch menarik bajunya. "Kau tidak bisa pergi begitu saja sebelum berterima kasih padaku," tegasnya dengan tampang santai.

"Ohya? Terima kasih," balas gadis itu dengan santai. Lantas memutar kenop pintu itu. Namun lagi-lagi Enoch menahannya.

"Itu tidak iklas," cetus pria itu.

"Hah, kau sangat menjengkelkan. Aku minta maaf jika aku mengatakan hal itu. Tapi tolong biarkan aku pergi," terang Calla sambil menahan kekesalannya agar tidak mencakar wajah pria itu.

Enoch sedikit menjauhkan tubuhnya. "Kau harus melakukan sesuatu untukku."

Gadis itu semakin kesal. "Biarkan aku pergi, Tuan." Sebisa mungkin Calla bersikap sopan. Ia sangat muak dengan tingkah pria itu. Dia hanya ingin pulang dan menemui Rich agar pria itu tidak khawatir.

Enoch meringis diam. "Baiklah, kau bisa pergi."

"Terima kasih," secepat kilat Calla keluar dari kamar. "Hah, seandainya aku melakukannya dari tadi!"

Enoch tersenyum kecil. Dia sangat penasaran dengan gadis itu. "Astaga, otak playboyku kumat lagi."

*

Sementara di Apartemen berbeda, Kael menatap wajah Channa yang masih tertidur pulas. Ini pertama kalinya mereka tidur bersama. Kael tersenyum ketika gadis itu menggeliat dalam tidurnya.

"Manis," celetuknya. Ia tidak bisa memungkiri jika gadis itu memang terlihat manis ketika sedang tidur.

Kael tidak ingin beranjak dari tempat tidur. Ia begitu terhipnotis dengan wajah pulas Channa. Bahkan ini sudah jam 9 pagi, namun ia tidak berniat meninggalkan lenyamanannya.

Saat dia ingin mengelus wajah Channa, gadis itu membuka matanya. Kael kaget hingga membuat dia terjatuh dari tempat tidur. "Aisshh," ringisnya saat merasakan pantatnya sedikit ngilu.

Channa terkejut melihat pria itu jatuh. "Kau kenapa?"

"Kau tidak lihat?" Gerutu pria itu dan berusaha untuk bangkit. Ini benar-benar merusak mood paginya.

Seketika Channa tertawa. Ia melupakan beban yang sedang ia pikul. Bahkan Kael ikut kedalam suasana mereka. "Biarkan seperti ini."

Tawa Channa terhenti ketika tersadar. Gadis itu menunduk malu saat Kael terus menatapnya.

"Aku akan kekamar mandi," Channa menghindari tatapan Kael. Ini memalukan.

Setelah Channa menghilang dari pandangannya, tiba-tiba ponselnya berdering. Pria itu langsung mengangkatnya tanpa melihat nama dilayar ponselnya.

"Halo," sapa Kael sedikit menjauh dari tempat tidur.

"Kak, kau harus meliaht ini," kata seseorang dari seberang sana. Itu suara adiknya, Jason.

After Second Marriage(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang