Giyuu adalah anak pendiam di kelasnya, ia jarang sekali bicara walaupun sudah diminta pun.
Prestasinya lumayan, ia sudah banyak memenangkan kejuaraan.
Tapi terkadang, ia juga dibully. Entah karena apa. Ia hanya pasrah dan menyerahkan semuanya pada yang diatas.
Brak!
Meja Giyuu bersuara begitu sebuah tangan memukulnya. Itu bukan Giyuu, melainkan (sebut saja) Kotoha yang merupakan langganan bullying Giyuu.
"Hei! Batu berjalan! Tolong salin PR ku dengan PR mu!" Katanya.
Dibelakang Kotoha, ada Shinobu yang tertawa kecil.
"Aku juga!" Shinobu"Hah? Mana mau..." Kata Giyuu dengan tenang.
Kotoha menggeram, dan mencengkram kerah Giyuu lalu mengangkatnya tinggi-tinggi.
"Bocah ini! Aku lebih tua darimu! Hormatilah sedikit!" Bentak Kotoha.
"Hei, jika kau lebih tua dariku berarti kau mati lebih dulu dariku. Kenapa kau yang sudah bau tanah menindas aku yang memiliki masa depan yang lebih baik?" Tanya Giyuu.
"Cih! Teman-teman, ayo seret dia ke tempat biasanya!" Kata Kotoha yang sudah sangat geram dengan tingkah Giyuu.
***
Kini mereka sudah berada di halaman belakang sekolah, dan memaki-maki Giyuu seperti biasanya.
Salah satu teman Kotoha, Sanemi. Menendang Giyuu. Giyuu hanya meringkuk diam seraya memegangi kepalanya.
"Mati sana!"
"Kutu buku!"
"Dasar lemari es!"
Aksi tendang-menendang Sanemi itu pun diikuti dengan orang-orang yang membully Giyuu lainnya, tapi Giyuu malah hanya diam.
"Khu khu khu, sekarang kau lah yang bau tanah!" Kata Kotoha.
Sisanya, hanya mentertawakan Giyuu yang tertindas.
Sanemi menendang kepala Giyuu terlalu keras, sehingga terjadi pendarahan yang cukup parah.
"H-hei... Lemari es...?"
Ringkukkan Giyuu semakin erat, begitu pula juga dengan cengkraman pada kepalanya.
"Teman-teman! Tinggalkan dia!"
***
Esoknya, Kotoha datang. Ia melihat Bangku Giyuu yang kosong dan terdapat bunga lili diatasnya.
"Huh? Siapa yang menembaknya? Itu mengharapkan dia mati atau bagaimana?"
Kotoha tidak peduli, dan duduk diatas kursinya seiring berdentingnya jam masuk kelas.
"Anak-anak, bapak membawa kabar..." Kata guru pelajaran pertama begitu memasuki kelas.
Mendengarnya, kelas ricuh. Kotoha mengangkat tangannya, dan berkata ingin ketoilet.
Sekembalinya dari Toilet, Kotoha kembali ke kelas dan duduk diatas bangkunya yang bersebelahan dengan Giyuu.
Ia melihat Giyuu yang duduk di bangkunya. Di pikiran Kotoha, Giyuu masuk telat entah kenapa. Sehingga ia tidak peduli dan memperhatikan pembelajaran.
***
Istirahat sudah dimulai, para siswa meninggalkan kelas kecuali Kotoha dan Giyuu. Kotoha tersenyum licik saat mendekati Giyuu.
"Hey, hey! Apa kabar hari ini? Hari ini cerah ya!" Kata Kotoha SKSD.
"Tidak juga, langit sudah mendung" Kata Giyuu yang sudah membuka buku nya.
"Ahahah! Ngomong-ngomong... Traktir Soda dong!" Mendengarnya, Giyuu hanya menggeleng malas.
"Apa maksudmu hah!? Mau ku tendang-tendang lagi seperti kemarin!?" Ancam Kotoha. Giyuu hanya diam.
"Hei, Kotoha..." Tanpa Kotoha sadari, Iguro memanggilnya.
"Apa yang kau lakukan? Bangku itu kan..." Lanjutnya.
"Hah? Apa maksudmu?"
"Giyuu-san kan sudah....
.
.
.
.
.... Meninggal."
Kotoha hanya menoleh kearah Iguro dengan tatapan yang aneh, lalu memalingkan wajahnya kearah 'Giyuu' yang sedang terduduk.
Penampilannya berubah. Dari Giyuu yang memiliki Rambut jabrik yang diikat, rambutnya terlihat tergerai berantakan.
Seragamnya yang terlihat rapi, kini berubah menjadi pakaian kumal dan penuh kotoran.
Dan terakhir, kulitnya yang normal menjadi pucat bagaikan mayat. Pipinya terlihat lebih kurus dan penuh dengan lebam. Dan ada darah yang mengalir di pelipisnya dan bibirnya serta darah tersebut menetes-netes dilantai.
Matanya kosong, lalu bibirnya yang pucat tersenyum mengerikan. Dan berkata....
"Kau akhirnya sadar ya?"
To be Continued...
Yosh, yosh! Spooktober telah tibaaaa!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
KnY dengan SEGALA kegabutannya
De Todo"WOY, Tanjiduar! MANA OHAGI GUA! "LAH mana tau!? " "TANJIDUAR! JANGAN TERIAK DI RUANG OSIS!?" * Note: ada sejumlah Chara buatan author - kata-kata Mutiara - Typo yang dimana-mana - OOC