01

1.2K 230 838
                                    

*Untuk menyemangati penulis, tolong vote dan comment-nya ya!^^*

Jeno, Minju dan Jaemin sedang makan-makan bersama di sebuah restoran. Minju yang merencanakan pertemuan ini karena Jeno akhirnya kembali dari wajib militernya kemarin.

"Nanti kalau Jaemin pergi wajib militer, apa kau sanggup menunggunya?" Tanya Jeno pada Minju.

Jeno dan Minju bersahabat sejak kecil dan mereka sangat dekat. Sementara Jaemin, Jeno mengenalnya semenjak lelaki itu hadir di hidup Minju.

Minju dan Jaemin sangat lengket semenjak mereka berpacaran, hampir tidak bisa terpisahkan. Jika dalam sehari mereka tidak bisa bertemu karena kesibukkan masing-masing, mereka akan melakukan panggilan video beberapa jam sebelum tidur. Jika weekend tiba, mereka pasti akan menempel seharian.

"Heummm...." Minju menunjukkan wajah tidak relanya, dia sedih walaupun hanya membayangkan.

"Ugu-ugu~, jangan sedih. Lagian sepertinya aku nggak perlu wajib militer deh karena keadaanku." Jaemin menggenggam erat tangan Minju.

"Ah... benar juga~" Minju tersenyum dan menyenderkan kepalanya ke bahu Jaemin.

"Ough... Aku tetap tidak tahan melihat semua ini." Jeno berdiri dari tempat duduknya.

"Mau kemana?" Tanya Jaemin.

"Ke toilet, mau ikut?"

"Ah... tidak, yang lama ya!" Jaemin tersenyum jahil.

"Kenapa rasanya justru seperti aku yang mengganggu ngedate kalian ya..." Jeno pun berjalan ke toilet.

Setelah selesai dengan urusannya, Jeno membasuh tangan. Ia melihat ke cermin yang ada dihadapannya, dari sana Jeno melihat sesuatu yang membuatnya terdiam.

Seorang lelaki sedang berdiri di belakang seorang pegawai wanita, dia menyisipkan tangannya ke pinggang wanita itu perlahan. Wanita itu terdiam, Jeno bisa melihat bahwa wanita itu tidak nyaman dengan perlakuan lelaki itu.

"Kau pasti lelah ya?" Lelaki itu mulai memindahkan tangannya dari pinggang ke pundak wanita itu, tanpa mengangkat telapak tangannya.

"Ti... tidak manager, sa... saya permisi dulu." Wanita itu hendak pergi tapi lelaki itu menghalanginya.

"Ehm... kenapa? Santai aja." Lelaki itu mengangkat tangannya dan mendekatkannya ke pipi wanita itu.

"Dasar tidak tahu malu!" Teriak Jeno dari dalam toilet.

Teriakan itu membuat lelaki itu menjauhkan dirinya dari wanita itu, dan pegawai wanita itu segera berjalan keluar dari area toilet.

Jeno keluar dengan menempelkan ponsel ke telinganya. Bertindak seakan dia sedang berbicara di telepon. Sebenarnya Jeno tidak ingin terlibat dengan masalah orang lain, tapi dia juga tidak tahan untuk berdiam diri.

Hari semakin malam, para pelanggan restoran itu satu per satu mulai pergi hingga akhirnya yang tersisa hanyalah para pegawai restoran. Heejin sedang mencuci peralatan makan dan peralatan masak di dapur. Yang ada di pikirannya saat ini adalah segera kembali ke rumah dan pergi tidur.

"Heejin-ssi." Panggil managernya.

Heejin menghampiri lelaki tua itu ragu-ragu. Managernya itu memang sudah berumur lebih dari 40 tahun tetapi masih belum berkeluarga.

Mungkin itulah sebabnya, dia sering kali melepaskan nafsunya ke wanita-wanita muda yang entah ditemuinya dari mana saja. Atau, justru karena tingkah lakunya itulah yang menyebabkan dia tidak kunjung menikah?

Lucid Dream✔ • Heejin JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang