05

563 136 514
                                    

Supaya aku makin lancar mensupport kehaluan kalian,
bantu vote, comment and share ya~

.

~Happy Readin'~

Heejin membersihkan meja toserba dan memandang keluar. Banyak remaja yang seusianya sedang menelusuri jalanan bersama dengan teman atau pasangan. Heejin mengubah fokus pandangannya kepada bayangan dirinya yang terpantul di dinding kaca toserba itu.

"Heejin-ssi, kalau begitu saya pulang dulu ya." Ucap pegawai yang berjaga sebelum Heejin.

Heejin membuang botol-botol kosong dan kemasan bekas ramen ke dalam tempat sampah. Heejin melihat ke sekitar, mencari apakah ada sesuatu yang bisa dikerjakannya selagi tidak ada pelanggan yang datang, tetapi semuanya sudah tertata dengan rapi.

Dia pun duduk di kursinya sambil berharap ada pembeli yang datang. Sebenarnya walau Heejin tidak suka berinteraksi dengan orang lain, tetapi Heejin suka memperhatikan orang secara diam-diam.

Saat ada pembeli yang minum atau makan di toserba ini, Heejin merasa sedikit terhibur. Mereka bisa melihat mereka berinteraksi satu sama lain, bisa tahu lagu yang sedang hits belakangan ini, Heejin juga bisa tahu baju atau barang apa yang sedang populer bahkan tak jarang dia bisa menonton potongan drama dari layar laptop pembeli yang menonton di sana.

Tok tok tok...

Suara ketukan pada kaca itu menyadarkan Heejin dari lamunannya. Orang itu adalah Mark, yang sedang melambaikan tangannya ke Heejin. Heejin membalas lambaian tangan itu dan Mark masuk ke dalam toserba.

"Ngelamunin apa?"

"Ah, nggak ada kok."

Setelah cukup lama bekerja di toserba ini, Heejin berteman dengan Mark. Ini karena Mark datang ke toserba setiap harinya untuk makan malam di jam kerja Heejin.

Mark bilang pada Heejin kalau dia adalah seorang freelancer, sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan video.

Katanya, Mark adalah tipe orang yang tidak bisa membagi fokusnya, dan jika dia sudah memulai sesuatu dia harus menyelesaikan itu terlebih dahulu baru bisa mengerjakan yang lainnya.

Mark sering kali bekerja hingga tengah malam, baru setelah itu Mark bisa mengisi perut. Dia juga sedang benar-benar menghemat uangnya karena dia ingin membeli kamera baru, oleh karena itu dia selalu memakan makanan toserba.

Bagi Heejin, Mark terlihat sebagai seorang yang baik dan ramah, jadi Heejin juga perlahan-lahan mencoba untuk berteman dengan Mark.

"Ada nggak pesananku?" Tanya Mark.

Kemarin Mark ingin makan bento bulgogi tetapi makanan itu sudah habis, jadi dia meminta Heejin untuk menyisakan satu untuknya hari ini.

Heejin mengeluarkan makanan yang dimaksud dan menyodorkannya pada Mark.

"Minuman ini lagi buy one get one ya?" Tanya Mark.

"Iya. Kamu mau?"

"Iya, jadi berapa totalnya?"

Mark membayar semua belanjaannya lalu memberikan sebotol minuman yang dibelinya itu pada Heejin.

"Untukmu."

"Eh?" Heejin menatap Mark bingung.

"Ucapan terima kasihku atas bentonya."

"Ah... tidak perlu kok..."

Lucid Dream✔ • Heejin JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang