19

300 96 201
                                    

Jangan lupa vote, comment, and share nya~
Happy reading~

Jangan lupa vote, comment, and share nya~Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya. Jam 7 kan?" Tanya Heejin pada seseorang yang berbicara dibalik telepon.

"Iya! Kau datang kan?"

"Iya. Apa ada yang harus kubawa? Kue? Lilin?"

"Tidak perlu. Semua sudah siap di sini. Kau hanya perlu datang memeriahkannya."

"Iya. Aku sedang di perjalanan ke sana." Jawab Heejin lagi sambil memeriksa jam tangannya yang menunjukkan pukul 6.39 malam.

"Sudah dekat kok." Kata Heejin lagi lalu mengakhiri panggilannya.

Heejin memeriksa ponselnya barangkali ada pesan atau lainnya. Tidak ada, Heejin memasukkan ponselnya itu ke dalam tas selempangnya lalu mempercepat langkahnya.

Tring.

Heejin membuka pintu café dan seorang perempuan yang tadi berbicara dengannya di telepon tadi segera menghampirinya.

"Sini. Pakai ini." Katanya sambil memasangkan topi ulang tahun ke kepala Heejin.

Sudah dua minggu Heejin bekerja di café milik Boknam ini, tetapi ia sudah sangat akrab dengan semua rekan kerjanya. Bahkan dengan para pegawai yang berbeda shift dengannya, juga dengan si anak pemilik café.

Mereka semua sengaja untuk menutup café lebih cepat hari ini. Mereka ingin mengadakan pesta kejutan untuk bos mereka yang sedang berulang tahun hari ini.

Semuanya sudah disediakan, makanan, kue, lilin, balon, hiasan, semua. Bahkan alibi yang akan membuat si tokoh utama hari ini segera datang ke café.

"Huuft! Kenapa aku gugup ya?" Ucap Heejin pada yang lainnya.

"Hahaha... kau hanya bersemangat."

Mungkin saja itu benar. Ini adalah pertama kalinya bagi Heejin untuk mengadakan kejutan ulang tahun bagi orang lain. Ini menyenangkan, membuatnya menjadi bersemangat, sekaligus mendebarkan.

"Aku jadi merasa tidak enak karena hanya datang saja. Nanti aku akan membantu membereskan." Kata Heejin lagi.

"Ei, tidak usah. Biarkan yang shift sore yang membersihkannya. Hitung-hitung mereka melakukan kerjaan mereka."

"Apa... tidak apa-apa?" Tanya Heejin pada mereka yang bekerja di shift sore.

"Iya. Tidak apa-apa. Toh kita menutup cafénya dari pengunjung. Kami tidak ingin makan gajih buta haha."

"Dengar kan? Sudah, sebagai gantinya kau tidak boleh pulang cepat ya. Harus tetap di sini hingga acaranya selesai."

"Oke!" Heejin menyatukan ibu jari dan telunjuknya, membuat sinyal 'oke' dengan tangannya.

Lucid Dream✔ • Heejin JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang