07

478 121 415
                                    

[Lucid dream bisa dilatih loh! Bayangin kalau kalian bisa, kalian bisa puas-puasin ketemu bias terus di alam mimpi :') #eh]

.
.
*Don't forget to vote, comment, and share^^*

Heejin menatap sekelilingnya.

"Ah... aku ketiduran..."

Kris yang terus-menerus memintanya pulang membuatnya tidak punya pilihan lain selain kembali ke rumah. Heejin yang tidak tahu apa yang harus dilakukan, lama-kelamaan tertidur dan di sinilah dia sekarang...

"Ah... perutku..." Heejin memegangi perutnya yang perih karena kosong. Benar saja karena terakhir kali ia makan adalah saat makan bersama dengan Mark kemarin malam, berarti sudah hampir 24 jam yang lalu.

Heejin mencari sesuatu yang bisa ia makan dan menemukan sebungkus ramen di lemari. Heejin meremas bungkus ramen dan membukanya. Heejin mengunyah ramen kering itu dan berharap perih di perutnya akan segera menghilang. Setelah menghabiskan ramen itu, Heejin mencoba untuk kembali tidur.

Heejin memejamkan matanya namun perih di perutnya tak kunjung membaik dan membuatnya tidak bisa tidur. Keringatnya bercucuran, Heejin mulai tidak tahan dan memutuskan untuk pergi ke apotek terdekat.

Heejin mengenakan jaket dan dompetnya. Sesekali dia berhenti berjalan saat perutnya terasa terlalu perih dan kembali berjalan ketika sudah tidak terlalu sakit.

Tepat di depan apotek, Heejin berjongkok di dekat pintu apotek karena lagi-lagi perutnya sangat perih.

"Anda tidak apa-apa?" Tanya Jeno.

Heejin tidak merespon pertanyaan itu.

"Perutnya sakit ya?" Jeno berjongkok di depan Heejin, dia khawatir karena Heejin terlihat sangat kesakitan.

"Mau kubantu berdiri? Atau kubelikan obat?"

"Perih..." Jawab Heejin dengan suara yang lemah.

Jeno mendekatkan telinganya agar bisa mendengar dengan lebih baik. "Kenapa?"

"Lambung..."

"Sakit Lambung?" Tanya Jeno.

Heejin mengangguk pelan.

"Ada apa? Kenapa?" Tanya seorang wanita yang keluar dari dalam apotek, dia adalah petugas apotek.

"Ini, katanya lambungnya sakit." Jelas Jeno.

"Ah... kasihan sekali sampai berkeringat begitu. Bisakah kau membawanya masuk?" Tanyanya pada Jeno.

Jeno menggendong Heejin masuk ke dalam apotek dan mendudukkannya di sebuah kursi panjang.

"Jaketnya terlalu ketat, jadi saya lepaskan ya." Petugas apotek itu membantu Heejin melepaskan jaket Heejin dan menginstruksikannya untuk berbaring, miring ke kiri.

Petugas apotek itu memberikan obat kepada Heejin dan memintanya untuk berbaring sebentar di sana hingga perihnya berkurang.

"Kalau anda, apa yang anda perlukan?" Tanya petugas itu pada Jeno.

"Ah... apa ya..." Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia tidak ingat mengapa dia pergi ke apotek.

"Apa ada yang terasa sakit?"

Jeno meraba tubuhnya, memeriksa apakah ada yang terasa sakit.

"Tidak. Aku baik-baik saja."

"Baiklah kalau begitu." Petugas apotek itu meninggalkan mereka berdua dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Lucid Dream✔ • Heejin JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang